sekitar 3-5 cm, sedangkan pada pendederan II sekitar 8-12 cm. Satuan yang biasa digunakan untuk mengukur produksi dari kegiatan pendederan adalah dalam
kilogram. Luas kolam untuk pendederan ini biasa dilakukan pada 1.000 hingga 2.000 m
2
. 3.
Pembesaran Kegiatan pembesaran adalah kegiatan pemeliharaan ikan hasil panen dari
pendederan II untuk dibesarkan hingga mencapai ukuran konsumsi. Ukuran ikan yang dipanen selama pemeliharaan atau sekitar 3-6 bulan adalah 150-250
gramekor untuk ukuran domestik dan 500-600 gramekor untuk pasar ekspor. Pembesaran ikan nila bisa dilakukan secara monokultur ataupun polikultur.
Pembesaran secara monokultur yaitu pemeliharaan ikan secara tunggal berupa nila saja, sedangkan sistem polikultur yaitu pemeliharaan ikan nila yang dicampur
dengan jenis ikan lain. Pembesaran ikan nila ini umumnya dilakukan di kolam, kolam air deras, KJA Keramba Jaring Apung, keramba dan tambak.
2.1.1 Nila GIFT
Nama GIFT berasal dari kata Genetic Improvement of Farmed Tilapias, yang merupakan hasil dari program persilangan jenis nila lokal yang berasal dari
beberapa negara seperti Taiwan, Mesir, Thailand, Ghana, Singapura, Israel, Senegal dan Kenya. Nila GIFT merupakan hasil pengembangan International
Center for Living Aquatic Resources Management ICLARM di Filipina, yang
terkenal sebagai ikan berkualitas terbaik di dunia. Varietas unggul ini masuk ke Indonesia sekitar tahun 1990-an. Tapi penyebarannya baru meluas sejak tahun
1999. Budidaya nila GIFT bisa ditemukan di Waduk Cirata, Waduk Saguling, Waduk Jatiluhur dan Sukabumi BRPBAT, 2006.
Nila GIFT mempunyai karakteristik genetik yang lebih unggul terutama tingkat pertumbuhan yang lebih cepat dan fekunditas tingkat kesuburan untuk
menghasilkan sejumlah telur lebih tinggi. Dalam waktu 5 - 6 bulan ikan nila GIFT mampu mencapai berat tubuh sekitar 600 gram. Daya tahan tubuh yang
lebih baik memungkinkan nila GIFT lebih toleran terhadap kisaran nilai salinitas air yang tinggi dan lebih tahan terhadap serangan penyakit.
Ikan nila GIFT telah dinobatkan sebagai ikan abad 21 dalam suatu konferensi masyarakat perikanan sedunia yang diselenggarakan di Bangkok tahun
1996. Hal ini didorong oleh semakin digemarinya spesies nila GIFT oleh masyarakat di banyak negara dan didukung oleh kemampuan pertumbuhannya
yang sangat cepat.
2.1.2 Pembenihan
Menurut Arie 2003 kegiatan pembenihan merupakan faktor penting yang harus diperhatikan, dimana dalam memilih benih ada beberapa syarat yang harus
dipenuhi antara lain: a.
Bentuk benih normal b.
Benih harus berasal dari induk yang jelas asal-usulnya. c.
Terasa lembut apabila dipegang yang berarti benih tersebut masih muda dan bila dipelihara dapat tumbuh dengan cepat.
d. Benih harus tersedia secara kontinu sesuai kebutuhan
Pada usaha pembenihan, kegiatan yang dilakukan adalah a Memelihara dan memijahkan induk ikan untuk menghasilkan burayak anak ikan dan b
Pemanenan burayak dengan ukuran sekitar 0,5 hingga 1 centimeter. Pembenihan
ikan nila menurut Arie 2003, dapat ditempuh melalui tiga sistem pembenihan, yaitu:
1. Pembenihan Sistem Ekstensif
Sistem ekstensif merupakan sistem pemeliharaan ikan yang belum berkembang, input produksinya sangat sederhana, biasa dilakukan dikolam air
tawar, dan pengairannya tergantung pada musim hujan. Sistem pembenihan ini memiliki ciri khas tersendiri, terutama dari konstruksi kolam dan cara panennya.
Sistem ini tergolong tradisional, namun menghasilkan benih cukup banyak untuk sekali pemijahan. Hasil benih sangat tergantung dari keadaan kolam sesuai dengan
fungsinya. Pemanenan biasanya dilakukan selama sebulan, bahkan ada yang dua bulan dengan ukuran benih yang sudah agak besar, yaitu 2-3 cm, namun ada pula
yang memanen saat benih masih kecil atau berukuran 8-12 mm. Dengan cara ini dapat diperoleh beberapa keuntungan, yaitu proses produksi lebih cepat dan benih
dapat dijual mahal. 2.
Pembenihan Semi-Intensif Pembenihan semi-intensif merupakan cara mendapatkan benih ikan yang
tidak hanya tergantung pada alam, tetapi ada campur tangan manusia. Kolam pemijahan dan kolam pendederan pada sistem ini tidak dibuat secara khusus.
Panen benih berupa larva yang baru menetas, tetapi kolamnya tidak perlu dikeringkan. Larvanya hanya ditangkap di permukaan air saat diasuh induknya.
Kelebihan dari pembenihan sistem semi-intensif adalah ukuran benihnya seragam dan hasil benihnya banyak. Proses pemijahannya dapat berlangsung selama 45-50
hari, dan panen larva dapat dilakukan sebanyak tiga kali.
3. Pembenihan Intensif
Sistem pemeliharaam intensif adalah sistem pemeliharaan ikan yang paling modern. Pembenihan intensif merupakan cara mendapatkan benih yang sebagian
besar pengelolaan dilakukan oleh manusia. Dalam sistem ini umumnya sudah dilakukan manipulasi lingkungan atau penambahan jumlah dan jenis sarana
produksi yang digunakan. Dengan demikian dalam areal yang sempit dapat dilakukan aktivitas budidaya yang lebih besar dan cocok untuk lahan yang relatif
sempit. Pemanenan dari sistem ini bukan larva atau benih, melainkan telur. Telur diambil dari induk betina yang sedang mengeram. Kelebihan dari sistem ini
diantaranya tidak memerlukan tempat yang luas, proses pemijahan lebih cepat, hasilnya lebih tinggi dan benihnya tunggal kelamin.
2.1.3 Pemanenan Benih