Teori Produksi Model Fungsi Produksi

BAB 3 KERANGKA PEMIKIRAN

3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis

3.1.1 Teori Produksi

Setiap proses produksi mempunyai landasan teknis yang dalam teori ekonomi disebut fungsi produksi. Fungsi produksi adalah hubungan fisik antara variabel yang dijelaskan Y dan variabel yang menjelaskan Soekartawi,1994. Variabel yang dijelaskan biasanya berupa output dan variabel yang menjelaskan adalah biasanya berupa input. Secara matematis, fungsi produksi dapat dinyatakan sebagai berikut: Y = f X 1 ,X 2 ,X 3 ,X 4 ....,X n Dimana : Y = Jumlah produksi X n = Faktor – faktor produksi Gambar 1. Hubungan antara Faktor Produksi dengan Jumlah Produksi Output y III I II Input x TP x PR y PM Keterangan : Y : Total Produksi X : Input Variabel PT : Produksi total PR : Produksi rata-rata PM : Produk marginal Gambar 1 menggambarkan fungsi produksi hubungan antara satu input dengan satu output. Dari fungsi ini juga dapat digambarkan produk marjinal marginal product atau MP dan produk rata-rata average product atau AP. MP adalah tambahan produksi per satuan tambahan input, sedangkan AP adalah produksi per satuan input. Fungsi produksi ini dibagi menjadi tiga daerah produksi yaitu daerah I stage I di sebelah kiri titik AP maksimum dengan elastisitas produksi lebih besar dari satu, daerah II stage II diantara AP maksimum dan MP = 0 dengan elastisitas produksi antara nol dan satu, dan daerah III stage III disebelah kanan MP = 0 MP0 dengan elastisitas produksi lebih kecil dari nol. Daerah II disebut dearah rasional karena jika beroperasi ditahap ini maka akan meningkatkan produktivitas dan keuntungan. Sedangkan Daerah I dan III disebut daerah tidak rasional, karena hanya manajer petani yang tidak rasional yang akan memproduksi atau beroperasi pada tahap ini.

3.1.2 Model Fungsi Produksi

Menurut Soekartawi 1994, ada berbagai macam fungsi produksi, diantaranya fungsi Linier, Kuadratik, dan Eksponensial Cobb-Douglas. Model Cobb-Douglas adalah suatu fungsi atau persamaan yang melibatkan dua atau lebih variabel, dimana variabel yang satu disebut dengan variabel dependen, yang dijelaskan Y, dan yang lain disebut variabel independen, yang menjelaskan X. Model Cobb-Douglas digunakan dengan asumsi bahwa data tersebar normal dan faktor produksi yang digunakan mewakili variabel-variabel yang mempunyai hasil produksi. Ada empat alasan pokok mengapa fungsi Cobb-Douglas lebih banyak dipakai para peneliti Soekartawi,1994, yaitu: 1. Penyelesaian fungsi Cobb-Douglas relatif lebih mudah dibandingkan dengan fungsi yang lain, seperti fungsi kuadratik. Fungsi Cobb-Douglas dapat dengan mudah ditransfer ke bentuk linear. 2. Hasil pendugaan garis melalui fungsi Cobb-Douglas akan menghasilkan koefisien regresi yang sekaligus juga menentukan besaran elastisitas. 3. Besaran elastisitas tersebut sekaligus menunjukkan tingkat besaran return to scale. Menurut Soekartawi 1994, kesulitan yang umum dijumpai dalam penggunaan fungsi Cobb-Douglas adalah sebagai berikut: 1. Spesifikasi Variabel yang Keliru Spesifikasi variabel yang keliru akan menghasilkan elastisitas produksi yang negatif atau nilainya terlalu besar atau terlalu kecil. Spesifikasi yang keliru juga sekaligus mendorong terjadinya multikolinearitas variabel independen. 2. Kesalahan Pengukuran Variabel Kesalahan pengukuran variabel terletak pada validitas data. Apakah data dipakai ekstrim keatas atau kebawah. Kesalahan pengukuran ini akan menyebabkan besaran elastisitas menjadi terlalu tinggi atau terlalu rendah. 3. Bias terhadap Variabel Manajemen Dalam praktek, manajemen merupakan hal yang penting untuk meningkatkan produksi. Tetapi variabel ini, kadang-kadang sulit diukur dan dipakai sebagai variabel independen dalam pendugaan Cobb-Douglas. Alasannya adalah variabel ini erat hubungannya dengan variabel independen lain, karena variabel manajemen erat hubungannya dengan proses pengambilan keputusan dalam mengalokasikan variabel masukan-keluaran, maka variabel ini dalam fungsi pendugaan akan menghasilkan dugaan yang bias. 4. Multikolinearitas Multikolinearitas adalah apabila dua atau lebih variabel penjelas dalam fungsi pendugaan mempunyai korelasi yang tinggi. 5. Data Data tidak boleh ada yang bernilai nol karena logaritma dari bilangan yang bernilai nol atau negatif adalah tidak terhingga.

3.1.3 Skala Usaha Return to Scale