sebesar 6,15 kg. Sedangkan rata-rata penggunaan tenaga kerja yaitu sebesar 0,44 HOK per hari atau sekitar empat jam. Penggunaan tenaga kerja ini cukup setengah
dari HOK jika menggunakan tenaga kerja upahan, karena hanya untuk pemberian pakan dan sekali-kali dilakukan pemeliharaan kolam.
6.5 Analisis Keuntungan
Alokasi penggunaan faktor-faktor produksi yang efisien atau tidak dalam usaha pembenihan ikan, maka akan menentukan besar kecilnya tingkat
keuntungan yang diperoleh petani. Melalui perhitungan besarnya penggunaan faktor produksi secara optimal, maka dapat diketahui produksi yang dihasilkan
pada kondisi optimal Lampiran 8. Selain itu faktor-faktor produksi yang digunakan dalam usaha pembenihan ini akan menentukan besarnya biaya yang
akan dikeluarkan oleh petani. Pada analisis keuntungan Tabel 18 yang telah dilakukan dapat terlihat perbandingan antara besarnya keuntungan yang diterima
pada kondisi aktual dengan besar keuntungan pada kondisi optimal. Tabel 18. Analisis Keuntungan Usaha Pembenihan Ikan Nila GIFT di Kecamatan
Cisaat, Tahun 2007
Kondisi Aktual Kondisi Optimal
Uraian Jumlah
Nilai Rp Jumlah
Nilai Rp
1. Penerimaan Total Produksi liter
193,30 11.598.000
247,50 14.850.000
2. Biaya Tunai a. Induk
193,48 1.160.880
351,81 2.110.860
b. Dedak 2.172,59
2.607.108 1.063,15
1.275.780 c. Pitik
2.025,01 607.503
1.894,34 568.302
d. Kapur 135,78
54.312 144,98
57.992 3. Biaya Diperhitungkan
a. Kolam 1.255,00
1.255.000 1.775,00
1.775.000 b. Tenaga Kerja
192,56 1.347.920
135,86 951.020
4. Total Biaya 2+3 7.032.723
6.738.454 3. Keuntungan 1-4
4.565.277 8.111.566
4. Rasio R-C 1,65
2,20
Sumber: Data Primer Diolah pada Lampiran 6
Berdasarkan Tabel 18 diketahui bahwa besarnya produksi selama satu tahun pada kondisi aktual yaitu sebesar 193,30 liter dengan rata-rata produksi per siklus
8,79 liter. Total biaya pada kondisi tersebut adalah sebesar Rp 7.032.723 untuk menghasilkan total penerimaan Rp 11.598.000, sehingga mendapatkan
keuntungan sebesar Rp 4.565.277 selama satu tahun dengan rata-rata keuntungan per siklus sebesar Rp 207.600.
Penggunaan input pada kondisi optimal menghasilkan produksi benih ikan sebesar 247,50 liter dengan rata-rata produksi per siklus 11,25 liter. Total biaya
produksi yang diperlukan pada kondisi optimal yaitu sebesar Rp 6.738.454 untuk menghasilkan total penerimaan Rp 14.850.000. Berdasarkan total penerimaan dan
total biaya tersebut maka keuntungan yang diperoleh petani selama satu tahun pada kondisi optimal yaitu sebesar Rp 8.111.566 dengan rata-rata keuntungan per
siklus sebesar Rp 369.000. Hal ini menunjukkan bahwa keuntungan pada kondisi optimal lebih besar dibandingkan keuntungan pada kondisi aktual.
Rasio antara penerimaan dan biaya RC yang diperoleh pada kondisi aktual adalah sebesar 1,65. artinya bahwa untuk setiap Rp 100 yang dikeluarkan
pada awal kegiatan usaha akan menghasilkan penerimaan sebesar Rp 165 pada akhir kegiatan usaha. Rasio antara penerimaan dan biaya yang diperoleh pada
kondisi optimal adalah sebesar 2,20. artinya bahwa untuk setiap Rp 100 yang dikeluarkan pada awal kegiatan usaha akan menghasilkan penerimaan sebesar Rp
220 pada akhir kegiatan usaha. Berdasarkan pembahasan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa rasio penerimaan dan biaya RC pada kondisi optimal lebih
besar daripada kondisi aktual, sehingga keuntungan yang diterima petani pada kondisi optimal lebih besar daripada kondisi aktual dengan selisih 0,55. Hal ini
menunjukkan bahwa pada saat dilakukan optimalisasi produksi, maka akan tercapai tingkat keuntungan maksimum.
Keuntungan yang diterima oleh petani di Kecamatan Cisaat seperti yang tertera pada Tabel 18, bukan merupakan keuntungan yang sebenarnya. Hal ini
dikarenakan adanya biaya-biaya yang tidak dikeluarkan oleh petani, yaitu biaya sewa kolam dan tenaga kerja. Petani tidak mengeluarkan biaya untuk sewa kolam
karena kolam tersebut umumnya adalah milik pribadi. Dan tenaga kerja yang digunakan tidak mengupah dari luar melainkan petani itu sendiri.
Pada kondisi aktual, keuntungan yang diperoleh sebesar Rp 7.168.197 dengan rasio penerimaan atas biaya sebesar 2,62. Sedangkan pada kondisi
optimal, keuntungan yang diperoleh sebesar Rp 10.837.066 dengan rasio penerimaan atas biaya sebesar 3,70. Keuntungan yang diperoleh petani pada
kondisi optimal tetap lebih besar dari kondisi aktualnya, baik keuntungan atas seluruh biaya maupun keuntungan tanpa memperhitungkan biaya tidak tunai.
6.6 Penerapan SNI