Penguasaan lahan di Kecamatan Cisaat rata-rata merupakan lahan milik sendiri dan juga sebagian besar dikelola sendiri. Hal ini dapat diketahui bahwa
hampir 90 persen yaitu sebanyak 36 orang responden mengolah lahannya sendiri. Sedangkan sisanya 4 orang atau 10 persen dikelola oleh tenaga kerja upahan,
dikarenakan kesibukan responden.
5.3 Usaha Pembenihan Ikan Nila GIFT
Usaha pembenihan ikan nila di Kecamatan Cisaat merupakan kegiatan pembenihan yang bersifat semi-intensif. Hal ini dikarenakan budidaya ikan tidak
tergantung alam dan pengeringan kolam tidak perlu dilakukan setiap panen benih. Usaha pembenihan ikan nila meliputi kegiatan yang dimulai persiapan kolam,
penebaran induk, pemberian pakan, pemeliharaan, pemanenan dan pemasaran hasil produksi.
5.3.1 Persiapan Kolam
Persiapan kolam yang biasa dilakukan oleh pembudidaya ikan di Kecamatan Cisaat meliputi kegiatan pengeringan, pemberantasan hama, pengapuran serta
pengisian air. Proses pengeringan kolam yaitu air disurutkan dengan cara membuka saluran pengeluaran secara keseluruhan. Kemudian dilakukan
pemberantasan hama dengan cara membalik bagian tanah dasar, perbaikan pematang serta membersihkan rumput, lumut atau tanaman lainnya yang
menempel pada pinggir pematang. Selanjutnya kolam dibiarkan kering selama ±
3 hari yang bertujuan untuk menguapkan amoniak NH
3
dan gas – gas beracun seperti H
2
S yang berasal dari feses ikan yang mengendap pada dasar kolam yang telah dibalik.
Pada hari ke tiga dilakukan pengapuran dengan dosis 40 kilogram1000 meter persegi hingga 75 kilogram1000 meter persegi. Kemudian kolam diisi air,
tetapi tinggi air jangan terlalu dalam seperti pada kegiatan pembesaran ikan. Pada kegiatan pembenihan, pengisian air cukup dengan ketinggian 60 centimeter.
Selama 2 – 3 hari kolam didiamkan sebelum digunakan untuk mencegah kondisi basa pada perairan akibat pengapuran yang berbahaya untuk induk. Sumber air
yang biasa digunakan berasal dari berbagai sumber mata air di sekitar daerah Sukabumi yaitu sungai Cisarua situgunung, Kaki Gunung Gede, Ciheulang, dan
Cileungis.
5.3.2 Penebaran Induk
Penebaran induk dilakukan setelah pengolahan lahan telah diselesaikan. Jenis induk yang banyak digunakan adalah GIFT, karena jenis ini masih menjadi
unggulan petani di Sukabumi. Jumlah induk yang ditebar harus disesuaikan dengan luasan kolam, karena hal ini akan berpengaruh pada kelangsungan proses
produksi. Proporsi antara induk jantan dan betina pun harus diperhatikan, karena proporsi betina selalu akan lebih besar dari jumlah jantannya. Induk jantan dan
betina di Kecamatan Cisaat rata-rata satu berbanding empat dalam satu kolam. Rata-rata padat penebaran induk di Kecamatan Cisaat adalah 193,48
kilogram per unit kolam. Satu kilogram induk ikan nila biasanya berisi tiga ekor dengan harga rata-rata sebesar Rp 6.000,00 per kilogram. Induk ikan ini bisa
diperoleh dari koperasi perikanan dan BPBAT Sukabumi.
5.3.3 Pemberian Pakan