dipelajarinya. Teori konstruktivisme menetapkan empat asumsi tentang belajar, yaitu:
a. Pengetahuan secara fisik dibangun oleh siswa yang terlibat dalam kegiatan
pembelajaran. b.
Pengetahuan secara simbolik dibangun oleh siswa yang membuat representasi atas kegiatannya sendiri.
c. Pengetahuan secara sosial dibangun oleh siswa yang menyampaikan maknanya
kepada orang lain. d.
Pengetahuan secara teoritik dibangun oleh siswa yang mencoba menjelaskan obyek yang tidak benar-benar dipahaminya.
Teori ini sesuai dengan penerapan pendekatan saintifik model STAD berbantuan CD pembelajaran karena dalam pelaksanaan pembelajarannya
mengharuskan siswa untuk terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran IPS, sehingga siswa akan memperoleh informasi yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan tugas yang diberikan guru.
2.2 KAJIAN EMPIRIS
Penelitian ini didasarkan pada hasil penelitian relevan yang dilakukan oleh beberapa peneliti yang menggunakan model STAD. Hasil penelitian yang
mendukung penerapkan model STAD adalah penelitian yang dilakukan oleh Ehsan Alijanian. 2012. The Effect of Student Teams Achievement Division
Technique on English Achievement of Iranian EFL Learners. Theory and Practice in Language Studies. 29 : 1-7. Hasil analisis data menunjukkan bahwa adanya
perbedaan signifikan antara 2 kelas yang menjadi sampel penelitian. Satu kelas menggunakan model STAD dan kelas yang lain menggunakan model tradisional.
Model digunakan pada mata pelajaran Bahasa Inggris selama 2 bulan. Nilai dari kelas yang menggunakan model STAD lebih tinggi daripada kelas yang
menggunakan model tradisional. Muhammad Iqbal Majoka. 2010. Student Temas Achievement Division
STAD As An Active Learning Strategy: Empirical Evidence From Mathematics Classroom. Journal of Education and Sociology. Pada penelitian ini membuktikan
bahwa pembelajaran matematika menggunakan model STAD lebih efektif dibandingkan dengan model tradisional. Analisis data yang dilakukan pada 2
kelas yang berbeda menunjukkan bahwa kelas yang menggunakan model STAD mendapatkan skor 28, sedangkan kelas yang menggunakan model tradisonal
mendapatkan skor 25. Sehingga dapat disimpulkan bahwa siswa pada kelompok yang menggunakan model STAD nilai pembelajarannya lebih tinggi dibandingkan
dengan siswa yang tidak menggunakan model tradisional. Gusniar. 2014. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student
Teams Achievement Division STAD dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPS Kelas IV SDN No. 2 Ogoamas II. Jurnal Kreatif
Tadulako Online. 21 : 198-221. Model STAD ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Pada siklus I diperoleh KBK 73,07 dan DSK 72,54, sedangkan
siklus II diperoleh KBK 92,30 dan DSK 84,85. Erlinda Simanungkalit. 2014. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif
Student Teams Achievement Division STAD untuk Meningkatkan Kemampuan
Membaca Siswa di Kelas IV SD Negeri 106836 Tanjung Morawa. School Education Journal PGSD FIP Unimed. 21 : 24-41. Dari hasil analisis data,
menunjukkan bahwa adanya peningkatan dalam kemampuan membaca siswa. Siklus I diperoleh rata-rata nilai kemampuan membaca siswa sebesar 70,6 dan
jumlah siswa yang tuntas sebanyak 22 siswa 73,3 dari 30 siswa. Pada siklus II diperoleh rata-rata nilai kemampuan membaca siswa sebesar 82,4 dan siswa yang
tuntas sebanyak 29 siswa 96,7. Dari beberapa hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa dengan
menggunakan model STAD dapat meningkatkan keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa. Oleh karena itu, peneliti menggunakan kajian
empiris di atas sebagai pendukung penelitian untuk meningkatkan kualitas pembelajaran IPS melalui model STAD berbantuan media CD pembelajaran pada
siswa kelas VB SDN Wonosari 03 Kota Semarang.
2.3 KERANGKA BERFIKIR