Membaca Siswa di Kelas IV SD Negeri 106836 Tanjung Morawa. School Education Journal PGSD FIP Unimed. 21 : 24-41. Dari hasil analisis data,
menunjukkan bahwa adanya peningkatan dalam kemampuan membaca siswa. Siklus I diperoleh rata-rata nilai kemampuan membaca siswa sebesar 70,6 dan
jumlah siswa yang tuntas sebanyak 22 siswa 73,3 dari 30 siswa. Pada siklus II diperoleh rata-rata nilai kemampuan membaca siswa sebesar 82,4 dan siswa yang
tuntas sebanyak 29 siswa 96,7. Dari beberapa hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa dengan
menggunakan model STAD dapat meningkatkan keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa. Oleh karena itu, peneliti menggunakan kajian
empiris di atas sebagai pendukung penelitian untuk meningkatkan kualitas pembelajaran IPS melalui model STAD berbantuan media CD pembelajaran pada
siswa kelas VB SDN Wonosari 03 Kota Semarang.
2.3 KERANGKA BERFIKIR
Kualitas pembelajaran IPS yang dilaksanakan di kelas VB SDN Wonosari 03 Kota Semarang masih belum maksimal. Terdapat beberapa permasalahan yang
masih sering terjadi dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Keterampilan guru dalam menyampaikan materi pelajaran belum terlihat maksimal. Guru belum
maksimal dalam menggunakan model-model inovatif dan tidak menggunakan media yang menarik. Keterampilan guru yang belum optimal tersebut,
mengakibatkan proses pembelajaran menjadi kurang menarik, sehingga siswa
menjadi kurang aktif, kurang antusias, merasa jenuh, menurunnya minat dan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran.
Aktivitas siswa belum tampak, karena siswa tidak diberikan kesempatan untuk terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran, sehingga banyak siswa yang
kurang berminat dalam mengikuti pembelajaran IPS. Keterampilan guru yang belum optimal dan aktivitas siswa yang belum tampak dalam pembelajaran,
mengakibatkan hasil belajar siswa menjadi rendah dan banyak siswa yang mendapatkan nilai dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal KKM yaitu 67.
Persentase kentutasan klasikal hasil belajar siswa, yaitu dari 39 siswa hanya 15 siswa 38,5 yang tuntas dan 24 siswa 61,5 tidak tuntas.
Berdasarkan uraian tersebut peneliti berusaha mencari pemecahan masalah yaitu melalui model STAD berbantuan CD pembelajaran untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran IPS di kelas VB SDN Wonosari 03 Kota Semarang. Melalui model STAD siswa akan bekerja secara kelompok untuk memecahkan
masalah yang diberikan guru dan akan mengerjakan kuis secara individu. Penggunaan CD pembelajaran akan menarik perhatian siswa dalam mengikuti
pembelajaran. Penerapan model STAD berbantuan CD pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran, seperti keterampilan guru, aktivitas
siswa, dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS di kelas VB SDN Wonosari 03 Kota Semarang. Permasalahan dan pemecahan masalah di atas,
dapat diuraikan dalam suatu alur pemikiran. Alur pikir tersebut digambarkan dalam bagan kerangkat berfikir sebagai berikut:
Bagan 2.1 Alur Kerangka Berfikir
1. GURU
Guru belum maksimal dalam menggunakan model-model inovatif dan tidak menggunakan media yang menarik.
2. SISWA
Siswa merasa jenuh karena hanya memperhatikan penjelasan dari guru dan tidak terlibat aktif dalam pembelajaran.
3. HASIL BELAJAR
Dari 39 siswa hanya 15 siswa 38,5 yang mendapatkan nilai diatas Kriteria Ketuntasan Minimal KKM yaitu 67,
sedangkan sisanya 24 siswa 61,5 nilainya dibawah KKM.
KONIDISI AWAL
Langkah-langkah pendekatan saintifik model STAD berbantuan media CD pembelajaran :
1. Siswa membaca materi secara garis besar pada CD pembelajaran. 2. Guru melakukan tanya jawab bersama siswa mengenai materi
yang akan dipelajari menanya. 3. Siswa masuk ke dalam kelompok-kelompok yang masing-masing
beranggotakan 4-5 siswa heterogen. 4. Siswa memperhatikan penjelasan materi yang disampaikan oleh
guru melalui bantuan CD pembelajaran mengamati. 5. Guru melakukan tanya jawab bersama siswa tentang materi yang
telah disampaikan melalui CD pembelajaran menanya. 6. Siswa mengerjakan tugas yang diberikan guru secara
berkelompok. Anggota kelompok yang sudah memahami materi ataupun mengetahui jawaban dari tugas yang diberikan dapat
menjelaskan kepada anggota kelompok lain sampai semua anggota kelompok itu mengerti mengumpulkan informasi,
mengasosiasi.
7. Siswa menyampaikan
hasil diskusi
kelompok mengkomunikasikan.
8. Siswa menyimpulkan hasil diskusi kelompok dengan bimbingan guru.
9. Siswa mengerjakan kuispertanyaan secara individu dan tidak boleh saling membantu.
10. Pembahasan kuis yang telah dikerjakan siswa. 11. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang
mendapatkan skor tertinggi. PELAKSANAAN
KONDISI AKHIR
1. Keterampilan guru dalam menyampaikan pembelajaran meningkat.
2. Aktivitas siswa dalam pembelajaran meningkat. 3. Hasil belajar siswa meningkat.
2.4 HIPOTESIS TINDAKAN