Life skill Hasil Penelitian

Pada nilai angket life skill diperoleh rata-rata pada kelas eksperimen dan kelas kontrol yang terlihat pada Tabel 4.8. Tabel 4.8 Hasil Angket Life skill Kelompok Kriteria Kelas Eksperimen Tinggi Kelas Kontrol Sedang Data selengkapnya disajikan pada Lampiran 28 dan 29.

4.1.3 Observasi Proyek dan Produk

Observasi proyek dan produk dilakukan pada kelas eksperimen. Proyek yang dilakukan berupa aplikasi materi larutan penyangga dalam kehidupan sehari- hari. Tugas proyek yang dikerjakan berupa minuman isotonik, sampo seledri dandetergen cair. Pada saat melakukan observasi dibantu oleh 3 observer. Hasil observasi proyek dapat dilihat pada Tabel. 4.9. Tabel 4.9 Nilai Observasi Proyek Kelompok Nilai Kriteria Kelompok 1 87,50 Sangat Baik Kelompok 2 95,83 Sangat Baik Kelompok 3 93,33 Sangat Baik Kelompok 4 89,17 Sangat Baik Kelompok 5 95,83 Sangat Baik Kelompok 6 85,83 Sangat Baik Data selengkapnya disajikan pada Lampiran 30. Setelah melakukan tugas proyek, maka siswa akan menghasilkan produk. Penilaian produk dilakukan dengan cara pameran, yaitu setiap kelompok meletakkan produknya didepan kelas. Hasil observasi produk dapat dilihat pada Tabel 4.10. Tabel 4.10 Nilai Observasi produk Kelompok Produk Nilai Kriteria Kelompok 1 Sampo Seledri 89,58 Sangat Baik Kelompok 2 Sampo Seledri 83,33 Sangat Baik Kelompok 3 Minuman Isotonik 89,58 Sangat Baik Kelompok 4 Minuma Isotonik 81,25 Sangat Baik Kelompok 5 Detergen Cair 87,50 Sangat Baik Kelompok 6 Detergen Cair 81,25 Sangat Baik Data selengkapnya disajikan pada Lampiran 31.

4.1.4 Angket Tanggapan Siswa

Data hasil angket tanggapan siswa diberikan bagi kelas eksperimen yang digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap pembelajaran berbasis proyek yang telah diterapkan. Analisis hasil angket tanggapan siswa menggunakan analisis deskriptif yang terdiri dari 10 indikator dengan bobot 4 untuk sangat setuju SS, setuju S, tidak setuju TS, sangat tidak setuju STS. Adapun grafik persentasi tanggapan siswa terhadap pembelajaran berbasis proyek terlihat pada Tabel 4.11. Tabel 4.11 Hasil Analisis Angket Tanggapan Siswa No. Aspek Tanggapan Siswa Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju 1. Menyenangkan 23 60 17 2. Motivasi 80 20 3. Konsep materi larutan penyangga 11 49 37 3 4. Keaktifan 37 49 14 5. Ketertarikan 6 74 14 6 6. Rasa ingin tahu 6 11 74 14 7. Kreasi dan inovasi 20 51 29 8. Berpikir kreatif dan sistematis 17 71 11 9. Penerapan pada materi lain 14 51 34 10. Menyenangkan 3 43 49 6 Rata-rata 14 54 30 3 Berdasarkan Tabel 4.11 dapat dilihat bahwa pembelajaran berbasis proyek pada materi larutan penyangga mendapat respon yang baik dari siswa. Hal ini terlihat dari persentase rata-rata yang berada pada krite ria “Setuju” mempunyai persentase tertinggi dan kriteria “Tidak Setuju” mempunyai persentase terendah.

4.2 Pembahasan

4.2.1 Pengaruh pembelajaran berbasis proyek terhadap pemahaman

konsep kimia siswa Berdasarkan hasil penelitian pemahaman konsep kimia pada materi larutan penyangga baik kelas eksperimen dan kelas kontrol mendapat perlakuan yang sama, tetapi dengan menggunakan model pembelajaran yang berbeda. Pada kelas eksperimen menggunakan pembelajaran berbasis proyek dan kelas kontrol menggunakan pembelajaran konvensional. Pada penelitian di kelas eksperimen, siswa mendapat materi larutan penyangga dengan disertai kegiatan diskusi, presentasi, praktikum dan latihan soal. Karena kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran berbasis proyek, maka siswa diminta untuk membuat proyek mengenai aplikasi larutan penyangga. Saat siswa melaksanakan proyek tidak terlepas dari tahapan-tahapan pelaksanaan model pembelajaran berbasis proyek. Pada tahap pertama: tahap perencanaan proyek, siswa dituntut untuk menentukan judul yang terdiri dari produk sampo seledri, minuman isotonik dan detergen cair. Selanjutnya siswa membuat rancangan atau proses-proses yang akan dilakukan saat membuat produk dari tugas proyek. Hal ini sesuai dengan penelitian Sastrika, et al., 2013 yang mengatakan bahwa dalam pembelajaran