Pemahaman Konsep Landasan Teori

6 Mencipta creating Mencipta merupakan kompetensi kognitif paling tinggi, sebagai perpaduan sekaligus pemuncak dari kompetensi-kompetensi lainnya.

2.1.3 Life skill

Menurut Tatang, sebagaimana dikutip oleh Kosasih 2014: 36, istilah “skill” sering diartikan sebagai keterampilan, padahal keterampilan mempunyai makna yang sama dengan kecakapan fisik dan pekerjaan tangan. Kemampuan skill adalah sesuatu yang dimiliki oleh individu untuk melakukan tugas atau pekerjaan yang dibebankan kepadanya Mulyasa, 2014: 67. Hal ini menyebabkan life skill sering dimaknai hanya sebagai vocational skill, keterampilan kerja kejuruan atau kemampuan yang perlu dimiliki oleh siswa agar mereka dapat segera bekerja mencari nafkah untuk kehidupannya. Life skill sangat dibutuhkan seseorang terutama dalam dunia pekerjaan, serta dapat juga digunakan untuk melatih kecakapan personal seseorang Carrol, et al., 2013. Pengertian dari life skill adalah kecakapan yang selalu diperlukan oleh seseorang peserta didik dimanapun ia berada untuk menghadapi dan menjalankan kehidupan nyata dan memberikan bekal kepada siswa terutama dalam mengatasi berbagai persoalan hidup, baik bekerja atau tidak bekerja dan apapun profesinya Kusuma Siadi, 2010. Life skill adalah suatu pembelajaran yang berfokus untuk melatih pendidikan dan keterampilan Powney, et al., 2000. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa life skill merupakan suatu pembelajaran yang merujuk pada kecakapan hidup seseorang terkait kecakapan dalam diri, komunikasi, bekerja dan memecahkan masalah guna menjalani kehidupannya. Menurut Kosasih 2014: 41, pendidikan kecakapan hidup yang diberikan sampai dengan jenjang sekolah menengah lebih berorientasi pada upaya mempersiapkan siswa menghadapi era informasi dan era globalisasi. Pada intinya, pendidikan kecakapan hidup berorientasi pada : 1. Pembekalan dalam pengembangan kemampuan belajar 2. Penyadaran dan kebersyukuran atas potensi diri 3. Keberanian menghadapi problema kehidupan 4. Kemampuan memecahakan persoalan secara kreatif Kecakapan hidup yang dimiliki peserta didik melalui berbagai pengalaman belajar yang perlu dinilai sejauh mana kesesuaiannya dengan kebutuhan mereka untuk dapat bertahan dan berkembang dalam kehidupannya di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Jenis-jenis kecakapan yang perlu dinilai, antara lain keterampilan diri personal, keterampilan berpikir rasional, keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan vokasional Arifin, 2013: 184. Menurut Supriyatna 2010, komponen life skill dibagi menjadi dua macam, yaitu general life skill GLS dan spesific life skill SLS. Masing-masing komponen dibagi menjadi subkomponen : 1. General life skill meliputi personal skill dan social skill 1 Personal skill terdiri dari 2 komponen yang meliputi awarennes skill mencakup tentang penghayatan diri sebagai makhluk Tuhan yang Maha Esa dan thinking skill mencakup kecakapan dalam menemukan informasi, mengolah, dan mengambil keputusan dalam memecahkan masalah secara kreatif. 2 social skill mencakup kecakapan dalam berkomunikasi, baik komunikasi secara lisan maupun komunikasi tertulis dan kecakapan dalam bekerja sama dengan orang lain. 2. Spesific life skill meliputi academic skill dan vocational skill 1 Academic skill terkait dengan kecakapan intelektual yang mencakup kecakapan mengidentifikasi variabel, menghubungkan variabel, merumuskan hipotesis, dan kecakapan melaksanakan penelitian. 2 Vocational skill terkait dengan bidang pekerjaan yang memerlukan keahlian tertentu. Aspek-aspek life skill sesuai dengan empat pilar pendidikan yang dicanangkan UNESCO. Apabila empat pilar tersebut diterapkan dengan baik disekolah-sekolah mampu membekali siswa dengan life skill yang dibutuhkan siswa untuk bekal hidup di masyarakat, yaitu : 1. Learning to know belajar untuk memperoleh pengetahuan Bentuk pembelajaran yang menuntun siswa untuk dapat memahami pengetahuan yang terkait dengan lingkungan sekitarnya. 2. Learning to do belajar untuk dapat berbuat atau bekerja Proses pembelajaran ini bertujuan memfasilitasi siswa dalam melakukan perbuatan atas dasar pengetahuan yang dipahaminya untuk memperkaya pengalaman belajar. Siswa di dorong untuk selalu mempraktikan teori yang