Pengaruh pembelajaran berbasis proyek terhadap pemahaman
materi yang diajarakan, sehingga siswa berusaha dalam menemukan pemahaman materi sendiri ini membuat belajar menjadi lebih bermakna. Selanjutnya, produk
yang telah dibuat kemudian diuji pH larutan penyangganya dengan hasil pengamatan apabila ditambah sedikit asam maka pHnya akan turun sedikit,
ditambah sedikit basa maka pHnya akan naik sedikit, sedangkan apabila dilakukan pengenceran maka pHnya akan tetap. Menurut peneliti Sastrika, et al.,
2013 mengungkapkan bahwa pembelajaran berbasis proyek merupakan metode belajar kontekstual, dimana siswa dituntut untuk berperan aktif dalam
memecahkan masalah, mengambil keputusan, meneliti hingga mempresentasikan. Pembelajaran berbasis proyek dirancang untuk siswa dalam melakukan investigasi
dan memahamiya. Pada penelitian di kelas kontrol, siswa mendapat perlakuan seperti yang
biasa dilakukan guru. Kelas kontrol mendapat materi larutan penyangga dengan disertai kegiatan diskusi, presentasi, praktikum dan latihan soal. Hal ini sama
dengan yang diberikan pada kelas eksperimen. Namun, pada kelas kontrol tidak diberikan praktikum pengukuran produk proyek. Selain itu, pada kelas kontrol
siswa hanya diminta untuk mempresentasikan hasil diskusi. Hal ini karena kelas kontrol menggunakan model konvensional.
Berdasarkan kegiatan yang dilakukan di kelas eksperimen dan kontrol, siswa di kelas eksperimen lebih dapat memahami konsep dari materi larutan
penyangga. Selanjutnya,
diakhir pembelajaran,
siswa diminta
untuk mempresentasikan proyek serta produk yang telah dibuat disertai dengan laporan
akhir. Hal ini terlihat bahwa terdapat perbedaan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Sejalan dengan penelitian Addiin 2014 nilai prestasi belajar kognitif siswa dengan model pembelajaran berbasis proyek mempunyai rata-rata lebih
tinggi dari pada siswa kelas yang menggunakan model konvensional. Sehingga, dapat membuktikan bahwa pembelajaran berbasis proyek berpengaruh terhadap
pemahaman konsep kimia siswa. Terlihat pada Tabel 4.1 bahwa melalui pembelajaran berbasis proyek memberikan perbedaan antara kelas eksperimen
dan kelas kontrol. Adapun hasil visualisasi data rata-rata nilai posttest pemahaman konsep kimia kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada Gambar. 4.1
Gambar 4.1 Rata-rata Nilai Posttest Pemahaman Konsep Kimia Apabila dilihat pada Gambar 4.1 menunjukkan bahwa kelas eksperimen
lebih tinggi dari kelas kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman konsep kimia kelas eksperimen lebih baik dari kelas kontrol. Sejalan dengan penelitian
Muliastawan, et al. 2014 yang hasilnya menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara model pembelajaran berbasis proyek terhadap pemahaman
konsep siswa di SMK. Hal ini ditandai adanya perbedaan rata-rata pemahaman
60 65
70 75
80
Nilai Kelas Eksperimen Nilai Kelas Kontrol
N il
ai Pos
tt es
t
Kelompok Sampel
konsep dan keterampilan siswa yang berikan perlakuan pembelajaran berbasis proyek lebih besar dari rata-rata siswa yang diberikan pembelajaran langsung.
Menurut Sastrika, et al., 2013 dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan pemahaman konsep antara kelompok siswa yang belajar
dengan model pembelajaran berbasis proyek dan kelompok siswa yang belajar dengan model pembelajaran konvensional. Hal ini ditandai dari hasil perhitungan
ANAVA lebih besarnya harga F
hitung
F
tabel
. Soal posttest pemahaman konsep terdiri dari 6 soal berkaitkan dengan
tugas proyek dan 20 soal non proyek seperti terlihat pada Tabel 4.2. Berdasarkan rata-rata tiap soal pemahaman konsep, terlihat bahwa pada soal yang berkaitan
dengan tugas proyek untuk kelas eksperimen mempunyai nilai rata-rata yang lebih tinggi dari pada kelas kontrol. Selain itu, pada soal non proyek ada 6soal untuk
kelas eksperimen mempunyai nilai lebih rendah dari kelas kontrol dan 13 soal yang mempunyai nilai lebih tinggi dari kelas kontrol. Hal ini karena kelas kontrol
lebih banyak latihan soal secara mandiri. Namun, pada kelas eksperimen dominan mempunyai rata-rata nilai tiap butir soal yang lebih tinggi dari kelas kontrol. Hal
ini menunjukkan bahwa adanya soal posttest yang berkaitan dengan tugas proyek, membuat siswa kelas eksperimen dapat mudah memahami konsep. Adapun rata-
rata nilai tiap butir soal posttest yang berkaitan dengan proyek dapat divisualisasikan dalam Gambar 4.2.
Gambar 4.2 Rata-Rata Nilai Posttest Tiap Butir Soal Kelas Eksperimen Besarnya pengaruh yang diberikan oleh pembelajaran berbasis proyek di
analisis menggunakan uji pengaruh antar variabel yaitu menggunakan uji korelasi biserial. Hasil analisis, pembelajaran berbasis proyek memberikan pengaruh
sebesar 15,36. Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dikatakan bahwa pembelajaran
berbasis proyek berpengaruh terhadap pemahaman konsep kimia siswa. Hal ini sejalan dengan penelitian Santi 2011 pembelajaran berbasis proyek dapat
meningkatkan pemahaman Mahasiswa pada Mata Kuliah Fisiologi Tumbuhan. Pada penelitian Santi 2011 pada siklus I aspek pemahaman 64,97, siklus II
menjadi 68,17 dan siklus III menjadi 75,09. Selain itu, pada penelitian Prabowo 2012 menyimpulkan bahwa pembelajaran berbasis proyek dapat
meningkatkan pemahaman mahasiswa atas permasalahan statistika. Pada pembelajaran berbasis proyek terdapat beberapa kekurangan meliputi
keadaan siswa yang belum terbiasa dengan pembelajaran berbasis proyek, dapat
20 40
60 80
100 120
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
R ata
-r ata
N il
ai
Soal Posttest
Soal Non Proyek Soal Proyek
juga dipengaruhi oleh cara mengajar guru yang belum menjadikan semua siswa memahami akan pembelajaran berbasis proyek yang diterapkan pada larutan
penyangga. Kurangnya kemampuan peneliti dalam mengatur waktu dalam mengajar. Hal inilah yang mengakibatkan kecilnya pengaruh yang diberikan oleh
pembelajaran berbasis proyek.