Angket Tanggapan Siswa Hasil Penelitian

proyek dimulai dengan menetapkan tema proyek sesuai materi yang dibahas, kemudian siswa diminta untuk membuat sketsa atau rancangan proyek. Tahap kedua: tahap pelaksanaan proyek, keterampilan berpikir siswa berkembang melalui proses pencarian sumber yang relevan dengan tugas proyek. Pada tahap ini, siswa membuat produk yang telah direncanakan. Saat siswa membuat produk, siswa diminta untuk memahami sistem penyangga yang ada dalam produk. Hal ini sesuai dengan pendapat Rais 2010 dalam penelitiannya yang menyatakan bahwa pembelajaran berbasis proyek memberikan ruang gerak bagi siswa dalam berkreasi dan melakukan kerja proyek dalam upaya menemukan informasi dari berbagai sumber informasi. Saat setelah siswa membuat produk, siswa diminta untuk melakukan uji larutan penyangga meliputi pengukuran pH produk setelah di tambahkan sedikit asam, sedikit basa dan pengenceran. Sehingga kelas eksperimen melakukan dua praktikum yaitu praktikum larutan penyangga dan praktikum pengukuran pH larutan penyangga dari hasil tugas proyek. Selanjutnya, tahap ketiga: tahap presentasi, pada kegiatan presentasi siswa juga diminta untuk mempresentasikan hasil diskusi dan tahapan dari pelaksanaan tugas proyek. Berdasarkan serangkaian kegiatan proyek yang dilakukan di kelas eksperimen, siswa mendapat penguatan tentang pemahaman konsep larutan penyangga. Hal ini terjadi ketika siswa melakukan tugas proyek membuat produk aplikasi larutan penyangga. Sehingga siswa dapat memahami konsep larutan penyangga yang terdapat pada produk. Sejalan dengan penelitian Addiin 2014 bahwa pembelajaran berbasis proyek membuat siswa menemukan konsep dari materi yang diajarakan, sehingga siswa berusaha dalam menemukan pemahaman materi sendiri ini membuat belajar menjadi lebih bermakna. Selanjutnya, produk yang telah dibuat kemudian diuji pH larutan penyangganya dengan hasil pengamatan apabila ditambah sedikit asam maka pHnya akan turun sedikit, ditambah sedikit basa maka pHnya akan naik sedikit, sedangkan apabila dilakukan pengenceran maka pHnya akan tetap. Menurut peneliti Sastrika, et al., 2013 mengungkapkan bahwa pembelajaran berbasis proyek merupakan metode belajar kontekstual, dimana siswa dituntut untuk berperan aktif dalam memecahkan masalah, mengambil keputusan, meneliti hingga mempresentasikan. Pembelajaran berbasis proyek dirancang untuk siswa dalam melakukan investigasi dan memahamiya. Pada penelitian di kelas kontrol, siswa mendapat perlakuan seperti yang biasa dilakukan guru. Kelas kontrol mendapat materi larutan penyangga dengan disertai kegiatan diskusi, presentasi, praktikum dan latihan soal. Hal ini sama dengan yang diberikan pada kelas eksperimen. Namun, pada kelas kontrol tidak diberikan praktikum pengukuran produk proyek. Selain itu, pada kelas kontrol siswa hanya diminta untuk mempresentasikan hasil diskusi. Hal ini karena kelas kontrol menggunakan model konvensional. Berdasarkan kegiatan yang dilakukan di kelas eksperimen dan kontrol, siswa di kelas eksperimen lebih dapat memahami konsep dari materi larutan penyangga. Selanjutnya, diakhir pembelajaran, siswa diminta untuk mempresentasikan proyek serta produk yang telah dibuat disertai dengan laporan