Pengaruh pembelajaran berbasis proyek terhadap Life skill siswa
kecakapan siswa kelas eksperimen dalam merespon pertanyaan dan menerima kritik serta saran lebih baik dari kelas kontrol. Selain itu, kelas kontrol hanya
presentasi untuk menyampaikan hasil diskusi. Hal inilah yang menyebabkan perbedaan social skill kelas eksperimen lebih baik dari kelas kontrol.
Hal ini diperkuat oleh pendapat Bell 2010 yang menyatakan bahwa pembelajaran berbasis proyek, siswa akan menilai dirinya sendiri. Hal ini tidak
hanya evaluasi dalam belajar, namun juga dalam berinteraksi sosial. siswa dapat langsung mengembangkan communication skill mereka. Sehingga mereka saling
mendengarkan ide-ide yang diungkapkan dari siswa satu ke siswa lain. Selain itu, dari penelitian Purworini 2006, mengungkapkan bahwa pembelajaran berbasis
proyek membantu siswa untuk melibatkan keseluruhan mental dan fisik, syaraf, indera termasuk kecakapan sosial dengan melakukan banyak hal sekaligus. Hasil
observasi social skill dapat dilihat pada Gambar 4.5.
Gambar 4.5 Hasil Observasi Social Skill Pada hasil pengamatan aspek academic skill berdasarkan indikator
kecakapan menghubungkan materi larutan penyangga dengan kehidupan sehari-
72 74
76 78
80 82
84 86
88
Kerjasama Komunikasi dalam
kelompok Merespon
Pertanyaan Menerima Kritik
dan Saran
R ata
-r ata
N il
ai
Aspek Social Skill
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
hari. Pada kelas eksperimen siswa dituntut untuk aktif mencari ide-ide dalam menyelesaikan tugas proyek dalam menghasilkan produk dari aplikasi materi
larutan penyangga serta dalam berdiskusi. Hal ini sejalan dengan penelitian Rais 2010 bahwa pada penerapan pembelajaran berbasis proyek dalam perkuliahan
Teknik Mesin dapat meningkatkan prestasi belajar mahasiswa yang meliputi kecakapan akademik academic skill dan kecakapan motorik motor skill secara
signifikan pada perancangan mesin yang mencakup aspek kognitif dan motorik dengan persentase gain 31. Pada pembelajaran berbasis proyek yang diterapkan
dapat mendorong mahasiswa untuk lebih aktif dalam mengungkapkan ide-ide untuk memperoleh pengetahuan secara kolaboratif.
Pada kelas kontrol hanya mencari ide-ide dalam menyelesaikan soal diskusi secara kolaboratif. Hal ini menunjukkan bahwa kelas eksperimen memiliki
academic skill yang lebih baik dari kelas kontrol. Adanya perbedaan menunjukkan bahwa pembelajaran berbasis proyek berpengaruh terhadap aspek
academic skill siswa. Berdasarkan hasil penelitian Warsito sebagaimana dikutip dalam Addiin 2014 menunjukkan bahwa pembelajaran berbasis proyek dapat
meningkatkan aktivitas dan academic skill dalam pembelajaran fisika. Hasil observasi academic skill dapat dilihat pada Gambar 4.6.
Gambar 4.6 Hasil Observasi Academic Skill Pada hasil pengamatan aspek vocational skill berdasarkan indikator
kecakapan menghubungkan materi larutan penyangga dengan produk dalam kehidupan sehari-hari dan menciptakan produk larutan penyangga. Pada kelas
eksperimen, siswa diminta untuk membuat produk yang berkaitan dengan aplikasi larutan penyangga. Pada aspek vokasional ini, siswa diminta untuk membuat
produk secara berkelompok, sehingga siswa memiliki pengalaman dalam membuat produk yang bermanfaat dan juga memberikan pengetahuan kepada
siswa dalam pengalaman bekerja. Produk yang dibuat berupa minuman isotonik, sampo seledri dan detergen cair.
Pada kelas kontrol siswa tidak diminta untuk membuat produk aplikasi larutan penyangga. Hal ini menunjukkan bahwa kelas eksperimen memiliki
kecakapan vokasional yang lebih baik dari kelas kontrol. Sejalan dengan penelitian Purworini 2006 yang menyimpulkan bahwa pembelajaran berbasis
proyek dapat meningkatkan aktivitas dan keterlibatan siswa, membekali kreativitas dan karya siswa, lebih menyenangkan, bermanfaat serta lebih
bermakna. Hasil observasi vocational skill dapat dilihat pada Gambar 4.7.
65.00 70.00
75.00 80.00
85.00
Menghubungkan materi dengan kehidupan sehari-hari
R at
a -r
at a
N il
ai
Aspek Academic Skill
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Gambar 4.7 Hasil Observasi Vocational Skill Berdasarkan uraian dari hasil observasi life skill, kelas eksperimen pada
aspek thinking skill, social skill, academic skill dan vocational skill berturut-turut termasuk dalam kriteria
“Sangat Baik”, “Sangat Baik”, “Sangat Baik” dan “Sangat Baik”, sedangkan kelas kontrol pada aspek thinking skill, social skill,
academic skill dan vocational skill berturut- turut termasuk dalam kriteria “Baik”,
“Baik”, “Baik” dan “Kurang Baik”. Analisis nilai observasi pada kelas eksperimen dan kelas kontrol terdapat beberapa perbedaan diantara 4 aspek yang
meliputi thinking skill, social skill, academic skill, dan vocational skill cenderung lebih baik kelas eksperimen dari kelas kontrol.
Data life skill selain diperoleh dari observasi tetapi juga diperoleh dari angket life skill. Pembagian angket life skill dilakukan di akhir pembelajaran, baik
untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada kelas eksperimen, dilakukan untuk mengetahui life skill siswa setelah mendapat pembelajaran berbasis proyek.
Adapun analisis yang digunakan adalah analisis desktriptif dengan bobot kriteria Sangat Setuju= 4, Setuju= 3, Kurang Setuju= 2, Tidak Setuju 1.
Analisis angket life skill seperti yang dapat dilihat pada Tabel 4.8 yaitu skor rata-rata kriteria
“Sangat Setuju”, kriteria “Setuju”, kriteria Kurang Setuju”,
20 40
60 80
100
Menghubungkan materi dengan produk
Menciptakan produk
R ata
-r ata
N il
ai
Aspek Vocational Skill
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
10 20
30 40
50 60
70
S ko
r An g
ke t
Hasil Angket Life Skill
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju
dan kriteria “Tidak Setuju” untuk kelas eksperimen berturut-turut sebesar 40,
45, 14 dan 1. Pada kelas kontrol dilakukan untuk mengetahui life skill siswa setelah pembelajaran konvensional dilakukan. Skor rata-rata kriteria
“Sangat Setuju”, kriteria “Setuju”, kriteria “Kurang Setuju”, dan kriteria “Tidak Setuju”
untuk kelas eksperimen berturut-turut sebesar 22, 60, 17 dan 1. Hasil perolehan analisis deskriptif data angket life skill, pada kelas
eksperimen termasuk dalam kriteria “Tinggi”, sedangkan pada kelas kontrol
termasuk dalam kriteria “Sedang”. Berdasarkan hasil analisis angket dapat
divisualisasikan dengan grafik yang disajikan pada Gambar 4.8.
Gambar 4.8 Hasil Angket Life Skill Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Pada kelas eksprimen dan kelas kontrol sama-sama mempunyai kriteria
terendah. Selain itu, kriteria tertinggi kelas eksperimen juga memiliki persentase lebih tinggi dari kelas kontrol. Hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan
perlakuan yang diberikan. Pada kelas eksperimen setelah mendapat perlakuan pembelajaran berbasis proyek, siswa cenderung memiliki pengalaman belajar baru
dan lebih kreatif dalam membuat produk dari proyek. Hal ini menunjukkan bahwa life skill siswa pada kelas eksperimen lebih berkembang.
Hasil analisis nilai observasi dan angket life skill pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, terdapat beberapa perbedaan diantara 4 aspek yang meliputi
thinking skill, social skill, academic skill, dan vocational skill. Hasil yang diperoleh cenderung lebih baik kelas eksperimen dari kelas kontrol.
Pada kelas eksperimen diperoleh hasil observasi dari 4 aspek life skill yang meliputi thinking skill
termasuk dalam kriteria “Sangat Baik”, social skill termasuk dalam kriteria “Sangat Baik”, academic skill termasuk dalam kriteria
“Sangat Baik” dan vocational skill termasuk dalam kriteria “Sangat Baik”. Pada kelas kontrol diperoleh hasil dari 4 aspek life skill yang meliputi thinking skill
termasuk dalam kriteria “Baik”, social skill termasuk dalam kriteria “Baik”, academic skill
termasuk dalam kriteria “Baik” dan vocational skill termasuk dalam kriteria “Kurang Baik”. Maka, dapat dikatakan bahwa pembelajaran
berbasis proyek berpengaruh terhadap life skill siswa. Berdasarkan uraian hasil observasi dan angket life skill pada materi larutan
penyangga dapat diketahui bahwa pembelajaran berbasis proyek berpengaruh terhadap life skill siswa. Sejalan dengan penelitian Yulianti et. al. 2014 bahwa
pada penerapan modul pembelajaran proyek dapat mengoptimalkan life skill siswa dengan kriteria pada aspek thinking skill dengan skor total 784 skor termasuk
kategori sangat baik, aspek social skill dengan skor total 532 skor termasuk kategori sangat baik, aspek academic skill dengan skor total 204 skor termasuk
kategori sangat baik.