Berdasarkan Tabel 4.11 dapat dilihat bahwa pembelajaran berbasis proyek pada materi larutan penyangga mendapat respon yang baik dari siswa. Hal ini
terlihat dari persentase rata-rata yang berada pada krite ria “Setuju” mempunyai
persentase tertinggi dan kriteria “Tidak Setuju” mempunyai persentase terendah.
4.2 Pembahasan
4.2.1 Pengaruh pembelajaran berbasis proyek terhadap pemahaman
konsep kimia siswa
Berdasarkan hasil penelitian pemahaman konsep kimia pada materi larutan penyangga baik kelas eksperimen dan kelas kontrol mendapat perlakuan yang
sama, tetapi dengan menggunakan model pembelajaran yang berbeda. Pada kelas eksperimen menggunakan pembelajaran berbasis proyek dan kelas kontrol
menggunakan pembelajaran konvensional. Pada penelitian di kelas eksperimen, siswa mendapat materi larutan
penyangga dengan disertai kegiatan diskusi, presentasi, praktikum dan latihan soal. Karena kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran berbasis
proyek, maka siswa diminta untuk membuat proyek mengenai aplikasi larutan penyangga. Saat siswa melaksanakan proyek tidak terlepas dari tahapan-tahapan
pelaksanaan model pembelajaran berbasis proyek. Pada tahap pertama: tahap perencanaan proyek, siswa dituntut untuk
menentukan judul yang terdiri dari produk sampo seledri, minuman isotonik dan detergen cair. Selanjutnya siswa membuat rancangan atau proses-proses yang
akan dilakukan saat membuat produk dari tugas proyek. Hal ini sesuai dengan penelitian Sastrika, et al., 2013 yang mengatakan bahwa dalam pembelajaran
proyek dimulai dengan menetapkan tema proyek sesuai materi yang dibahas, kemudian siswa diminta untuk membuat sketsa atau rancangan proyek.
Tahap kedua: tahap pelaksanaan proyek, keterampilan berpikir siswa berkembang melalui proses pencarian sumber yang relevan dengan tugas proyek.
Pada tahap ini, siswa membuat produk yang telah direncanakan. Saat siswa membuat produk, siswa diminta untuk memahami sistem penyangga yang ada
dalam produk. Hal ini sesuai dengan pendapat Rais 2010 dalam penelitiannya yang menyatakan bahwa pembelajaran berbasis proyek memberikan ruang gerak
bagi siswa dalam berkreasi dan melakukan kerja proyek dalam upaya menemukan informasi dari berbagai sumber informasi.
Saat setelah siswa membuat produk, siswa diminta untuk melakukan uji larutan penyangga meliputi pengukuran pH produk setelah di tambahkan sedikit
asam, sedikit basa dan pengenceran. Sehingga kelas eksperimen melakukan dua praktikum yaitu praktikum larutan penyangga dan praktikum pengukuran pH
larutan penyangga dari hasil tugas proyek. Selanjutnya, tahap ketiga: tahap presentasi, pada kegiatan presentasi siswa juga diminta untuk mempresentasikan
hasil diskusi dan tahapan dari pelaksanaan tugas proyek. Berdasarkan serangkaian kegiatan proyek yang dilakukan di kelas
eksperimen, siswa mendapat penguatan tentang pemahaman konsep larutan penyangga. Hal ini terjadi ketika siswa melakukan tugas proyek membuat produk
aplikasi larutan penyangga. Sehingga siswa dapat memahami konsep larutan penyangga yang terdapat pada produk. Sejalan dengan penelitian Addiin 2014
bahwa pembelajaran berbasis proyek membuat siswa menemukan konsep dari