Kriteria keberhasilan tenant Aspek Operasional

2 Pengawasan hak cipta, hak merk dan lain-lain. 3 Pengembangan pasar domestik maupun ekspor. 4 Penguatan akses dan jaringan permodalan dengan BUMN dan bank. 5 Menjalin jaringan dengan lembaga lain. 6 Pertumbuhan dan penguatan efisiensi dan daya saing. 7 Penguatan Manajemen. 8 Konsultansi bisnis. Untuk melaksanakan strategi pembinaan kepada tenant, dibutuhkan tenaga ahli, antara lain di bidang teknologi terapan, kewirausahaan, perencanaan usaha, hukum, community development, perbankan dan sebagainya. Sebagian tenaga ahli difasilitasi dari BIT, dan sebagian lain dari lembagainstitusi di luar BIT. BIT tidak menempatkan tenaga khusus untuk setiap tahapan dengan pertimbangan efektivitas dan efisiensi serta kesinambungan pembinaan untuk masing-masing tahapan proses inkubasi.

5. Kriteria keberhasilan tenant

Secara ideal keberhasilan BIT dalam membina tenant dapat diukur pada masing-masing tahapan proses inkubasi. BIT menetapkan kriteria keberhasilan untuk setiap tahapan proses inkubasi, khususnya untuk tahapan Pilot Project atau Roll Out . Hal ini sangat terkait dengan adanya persyaratankriteria dalam rangka memperoleh pembiayaan dari program pemerintah atau persyaratan dalam rangka kerjasama dengan lembaga keuangan BUMN dan perbankan. Secara keseluruhan kriteria keberhasilan tenant untuk masing-masing tahapan proses inkubasi dapat digambarkan sebagai berikut : a. Tahap pengembangan ide dan konsep awal 1 Memiliki ide yang inovatif dan layak. 2 Mampu membuat rencana bisnis. 3 Memiliki produk dan jasa yang lebih spesifik. 4 Memiliki potensi pasar lokal dan regional. b. Tahap Start Up 1 Memiliki akses ke pasar lokal. 2 Memiliki produkjasa lebih inovatif dan variatif. 3 Mengembangkan prototipe dan kapasitas. 4 Dapat menggunakan teknologi informasi. 5 Dapat mengakses pasar dengan menggunakan e-commerce. c. Tahap Pilot Project 1 Dapat mengakses pasar lokalnasional. 2 Dapat meningkatkan modal yang bersumber dari BUMNbank. 3 Mendapatkan HKI Hak Atas Kekayaan Intelektual. d. Tahap Roll Out 1 Mencapai Break Even Point BEP dan dapat bersaing. 2 Tumbuh sesuai dengan Business Plan. 3 Siap mandiri secara komersial. 4 Mencapai peningkatan volume usaha, nilai tambah dan produktivitas usaha. 5 Mampu mengembangkan networking. Pada dasarnya, BIT mempunyai peran yang cukup besar dalam mengembangkan tenant sehingga dapat berkembang lebih baik hingga tahap Roll Out . Namun dalam pelaksanaannya tidak semua tenant yang dibina BIT dapat berkembang hingga ke tahap Roll Out. Keberhasilan tersebut berkisar 80 saja dari jumlah tenant yang dibina. Kegagalan tenant yang dibina dalam mengembangkan usahanya tidak terlepas dari permasalahan yang dihadapi tenant. Berdasarkan pengalaman BIT, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kegagalan usaha tenant yang dapat diperingkat sebagai berikut 1 Pengusaha kurang gigih; 2 Prospek pasar kurang cerah; 3 Keterbatasan modal; 4 Keterbatasan kemampuan SDM; 5 Kurangnya networkingjaringan usaha; 6 Terputusnya hubungan dengan BIT; 7 Adanya barang subsitusi yang lebih baik dan harga murah; 8 Persaingan pasar yang tidak sehat.

6. Jenis industri