Permasalahan dalam aspek organisasi

dilakukan menunjukkan bahwa sebanyak 30 tenant yang dibina oleh BIT merupakan tenant outwall, sedangkan tenant inwall sebanyak 70 . Tabel 13 Beberapa tenant BIT tahun 2006 – 2009 No. Nama Tenant Jenis Tenant Tanggal Masuk 1. PT. Diyna Energy Outwal Tenant 2006-03-12 2. PT. Situsnet Global Solution Outwall Tenant 2006-06-20 3. PT. Igosnet Solution Outwall Tenant 2007-02-26 4. Rodite Ogie Outwall Tenant 2007-04-12 5. CV. Mega Kirana Tiga Outwall Tenant 2007-04-12 6. PT. Prima Citra Indonesia Outwall Tenant 2007-05-24 7. PT. Inovasi Multi Teknologi Outwall Tenant 2008-05-02 8. CV. BERKATTA Outwall Tenant 2008-07-01 9. CV. Hidro Guna Sedaya Outwall Tenant 2008-08-11 19. PT. Nur Baiti Viani Inwall Tenant 2006-05-31 11. PT. Medixe Sekawan Utama Inwall Tenant 2006-03-04 12. Institute for Science Engineering Development Inwall Tenant 2008-03-01 13. Sinergi Inovasi Teknologi Inwall Tenant 2008-05-02 14. CV. Bukit Indah Biopestisida Inwall Tenant 2008-04-18 15. CV. Bukit Organik Inwal Tenant 2008-04-18 16. CV. Nanotech Indonesia Inwall Tenant 2009-03-02 17. PT. Nusa Reagen Inwall Tenant 2009-02-02 Sumber : BIT, 2010

1. Permasalahan dalam aspek organisasi

Permasalahan dalam aspek organisasi yang dihadapi BIT adalah, jumlah dana pembinaan tenant, jumlah dan kompetensi SDM pengelola yang profesional, infrastruktur, networking dan kebijakan. Berdasarkan hasil survei, kendala dalam aspek organisasi dapat digambarkan sebagai berikut: 1 Pendanaan pembinaan tenant yang terbatas; 2 Networking yang lemah; 3 Kebijakan yang kurang mendukung; 4 Jumlah SDM yang profesional terbatas; 4 Keterbatasan infrastruktur tempat dan lahan tenant Dengan berbagai permasalahan tersebut, telah dilakukan upaya untuk mencari jalan keluar atau penyelesaian masalah. Berikut ini upaya yang telah dilakukan oleh BIT dalam mengatasi permasalahan sebagai berikut : 1. Upaya mengatasi keterbatasan pendanaan antara lain : a. Meminta tambahan dana dari lembaga induk. b. Mencari dana dari kementeriannon kementerian yang menangani UKM. b. Mencari dana dari pemerintah daerah melalui program-program yang sesuai. c. Mewajibkan mitra binaan ikut share dalam pendanaan. d. Mencari sponsor dari luar lembaga. e. Mendirikan unit usaha jasa kursus-kursus, pelatihan dan lain-lain. 2. Upaya mengatasi kebijakan yang kurang mendukung dan networking yang lemah antara lain : a. Memperkuat networking dengan menjalin kerjasama dengan berbagai pihak. b. Memperkuat networking dengan membuat Perjanjian Kerjasama dengan beberapa lembaga yang komitmen untuk bekerjasama dalam membina UKM. b. Melakukan pendekatan, sosialisasi dan lobi ke kementerian KUKM dan Menko Perekonomian. c. Membentuk forum inkubator bisnis. d. Sosialisasi ke berbagai stakeholders. 3. Upaya mengatasi keterbatasan infrastruktur tempat dan lahan tenant antara lain : a. Meminta kepada lembaga induk untuk menyediakan infrastruktur yang memadai. b. Meminta kepada pemerintah pusat untuk menyediakan infrastruktur. 4. Upaya mengatasi keterbatasan SDM yang professional antara lain mengirim mengikutsertakan karyawan ke berbagai pelatihan-pelatihan, bekerjasama dengan lembaga terkait terutama di lingkungan BPPT, LIPI dan lain-lain. Kendatipun upaya-upaya tersebut telah dilakukan secara maksimal, akan tetapi belum memberikan hasil yang maksimal khususnya untuk pendanaan tenant yang sifatnya jangka panjang. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa selama ini BIT belum mendapat dukungankomitmen pendanaan khususnya pendanaan jangka panjang untuk pembinaan tenant baik dari lembaga induk dalam hal ini BPPT maupun dari lembaga lain dan pemerintah pusat.

4.1.3 Aspek Keuangan 1. Sumber dana