Australia Inkubator Bisnis di Beberapa Negara

h. Tantangan Tantangan utama dalam mengembangkan Inkubator Bisnis adalah menemukan calon tenant yang sesuai 65, calon tenant tidak mempuyai dana untuk memulai usaha 65, dan memperoleh donor untuk kegiatan operasional usaha 63. Ketiga tantangan tersebut menjadi penentu bagi inkubator bisnis untuk meraih keberhasilaan.

3. Australia

Pengembangan inkubator bisnis di Australia dilakukan oleh Asosiasi Inkubator Bisnis New Zealand dan Australia dengan nama Anzabi. Menurut Anzabi, kegiatan inkubator bisnis meliputi 3 tiga hal pokok yaitu konsultansi usaha, layanan jasa dan dukungan usaha bagi UKM agar mampu tumbuh dan berkembang. Yang dimaksud dengan konsultansi usaha meliputi advis pengembangan usaha, perencanaan strategis, aspek keuangan dan hukum, pasar dan pemasaran serta pendampingan pengelolaan. Layanan jasa usaha meliputi layanan kesekretariatan, penerima tamu dan menjawab telepon, kantor dan atau untuk kebutuhan workshop, pencatatan dan pelaporan. Sedangkan dukungan usaha adalah mentoring, pengembangan jaringan dengan usaha lain yang sinergis, pengembangan diri sebagai usahawan misalnya bagaimana mengelola stress dalam menjalankan usaha Berikut ini disampaikan gambaran mengenai karakteristik inkubator bisnis di Australia berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Anzabi. a. Tipe inkubator Walaupun banyak jenis inkubator bisnis yang berkembang di Australia, tetapi ada kesamaan yang mendasar yang dapat digunakan untuk menggolongkan inkubator bisnis menjadi 3 tipe yaitu: embedded inkubator inkubator bersubsidi, inkubator mandiri dan inkubator teknologi. Faktor yang menjadi dasar penggolongan tersebut adalah : 1 Kondisi yang mendorong inkubator bisnis tersebut berdiri 2 Kualitas dan jenis layanan yang diberikan 3 Tujuan pendirian Inkubator Bisnis. Karakteristik ketiga tipe inkubator tersebut adalah : Tipe 1 : Embedded inkubator bersubsidi inkubator bisnis jenis ini banyak terdapat di wilayah yang jumlah populasinya kurang dari 100.000 jiwa. Umumnya inkubator bisnis merupakan bagian dari sebuah organisasi induk. Inkubator bisnis didirikan untuk mengembangkan usaha yang mempunyai hubungan dengan kegiatan organisasi induknya. Jenis layanan yang tersedia merupakan bagian dari fasilitas organisasi induk. Tenaga kerja yang terlibat dalam inkubator bisnis umumnya paruh waktu karena mereka menjadi pegawai dari organisasi induk. Seluruh biaya, fasilitas dan dukungan untuk pengelolaan Inkubator Bisnis disediakan oleh organisasi induknya. Pada tahun 1996 tercatat ada 28 inkubator bisnis bersubsidi dengan luas layanan sebesar 689 m 2 per inkubator bisnis. Tipe-2 : Independent inkubators mandiri Jenis ini banyak terdapat di kota urban dengan populasi penduduk mendekati atau lebih besar dari 100.000 jiwa. Layanan dan fasilitas berasal dari pendiri sendiri tidak tergantung dengan organisasi induk atau lainnya. Inkubator bisnis dapat membiayai kegiatan dari pendapatan penyewaan ruang kantor dan biaya pelayanan yang diberikan. Agar dapat berkelanjutan inkubator bisnis jenis ini minimal harus mempunyai luas areal 1500 m 2 , tenaga kerja yang terlibat adalah secara full time penuh waktu. Pada tahun 1996, ada sekitar 12 inkubator bisnis mandiri dengan luas rata-rata adalah 1.644 m 2 . Tipe-3 : Inkubator teknologi : Tujuan utama adalah untuk mengembang- kan teknologi. Sedangkan ciri utamanya adalah : 1 Penawaran sewa ruangan untuk usaha produk teknologi ruangan dengan area yang lebih luas. 2 Mendukung transfer teknologi termasuk inovasi teknologi. 3 Kerjasama dengan lembaga penelitian maupun lembaga pendidikan. 4 Penawaran untuk melakukan penelitian dalam hal teknologi, pengembangan; produksi dan fasilitas produksi 5 Umumnya berlokasi di kota besar. Pada tahun 1996 terdapat 5 lima inkubator bisnis teknologi dengan luas rata-rata ruangan 1.310 m 2 . b. Kebutuhan sumberdaya Kebutuhan sumberdaya yang mendukung aktivitas inkubator bisnis antara lain adalah ketersediaan prasarana, sumberdaya manusia dan sumber dana. 1 Ketersediaan prasarana : Ketersedian prasarana yang utama adalah gedung ruangan. Lebih dari 66 inkubator bisnis mempunyai gedung sendiri atau menyewa dengan harga di bawah pasar. 2 Sumberdaya manusia : Kebutuhan sumberdaya manusia dalam hal ini staf untuk mengelola inkubator bisnis sangat sulit untuk diidentifikasi. Hal ini karena banyak inkubator bisnis yang merupakan bagian dari organisasi lain, sehingga jumlah staf yang teridentifikkasi sering kali overlapping dengan staf organisasi terkait. Namun secara rasio dapat digambarkan bahwa setiap manager rata-rata mempunyai 2,3 staf. Namun demikian, sebanyak 30 inkubator bisnis mempunyai manajer yang bekerja secara penuh waktu. Sementara itu, 70 manajer lainnya bekerja secara paruh waktu. Sedangkan, untuk menjadi manajer, rata-rata dibutuhkan pengalaman selama 2,7 tahun dibidang usaha yang terkait. 3 Sumber dana pengembangan inkubator bisnis : Peran pemerintah sangat kuat dalam pengembangan inkubator bisnis di Australia. Dalam kaitan ini pemerintah menunjuk Menteri Tenaga Kerja, Hubungan Penempatan Kerja dan Usaha Kecil Ministry for Employment, Workplace Relations and Small Business untuk terus memantau dan mengevaluasi pengembangan inkubator. Guna membantu pengembangan inkubator ini, pemerintah secara kontinyu menyiapkan pendanaan sampai inkubator tersebut betul-betul mandiri. Dana hibah pemerintah maksimum mencapai U 500,000 untuk pengembangan inkubator selama 5 tahun. Dana tersebut digunakan untuk pembangunan infrastruktur dan biaya pendirian. Sedangkan bagi inkubator yang sudah berjalan, dapat memperoleh batuan maksimum sebesar U 100,000. c. Proporsi waktu manajemen membina tenant Hasil survei menyebutkan bahwa porporsi waktu manajemen inkubator bisnis membina tenant idealnya adalah 60. Namun demikian, disarankan agar manajemen inkubator bisnis lebih banyak menyediakan waktu untuk berinteraksi dengan tenant. d. Tingkat survival tenant Tingkat survival tenant melalui dukungan inkubator dalam mengembangkan usaha mencapai lebih dari 90. Tingkat survival tenant ini sangat penting karena sebagai indikator kinerja inkubator bisnis yang bersangkutan. 2.8 Balai Inkubator Teknologi Balai Inkubator Teknologi BIT adalah salah satu Unit Pelaksana Teknis UPT dibawan pembinaan dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi BPPT. BIT berlokasi di kawasan Pusat Penelitian Ilmu Pengetahun dan Teknologi Puspiptek Serpong, Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten. BIT didirikan pada tahun 2001 sebagai wahana untuk menciptakan enterpreneur inovatif dari kalangan mitra ABG Academic, Business, Government sehingga dapat menjadi unit usaha baru yang berbasis teknologi atau inovasi yang memiliki daya saing, tangguh dan mandiri. Disamping itu BIT juga berperan sebagai wahana pembinaan bagi Usaha Kecil Menengah dan Koperasi UKMK yang berbasis teknologi atau inovasi. Selain itu BIT berfungsi untuk mengkomersialisasikan hasil-hasil penelitian baik dari institusi pemerintah, perguruan tinggi negeriswasta, maupun masyarakat serta membantu, memfasilitasi dan menumbuhkembangkan Industri Pemula Berbasis Teknologi IPBT start-up company menjadi UKM yang berdaya saing tingi, tangguh dan mandiri. Dengan adanya BIT tersebut diharapkan dapat mengurangi atau menurunkan tingkat kematian usaha kecil dan menengah yang mengalami droup-out dimasa start-up. Pengusaha atau calon pengusaha pemula yang menjalani proses inkubasi di BIT disebut sebagai tenant. Penetapan tenant dilaksanakan melalui proses seleksi yang sangat ketat berdasarkan kriteria dan mekanisme yang telah ditetapkan oleh BIT. Kriteria calon tenant yang telah ditetapkan oleh BIT yaitu : 1. Ide atau gagasannya memiliki potensi komersial. 2. Berpotensi menciptakan lapangan kerja. 3. Adanya Kesamaan antara kebutuhan tennant dan layanan yang diberikan BIT. 4. Intensitas litbang besar dan produknya berbasis teknologi atau inovasi. 5. Mempunyai teamwork yang potensial. 6. Secara pribadi memiliki potensial kemampuan kewirausahaan. 7. Memiliki suatu rencana bisnis yang berisi fokus utama bisnisnya, informasi pasar, pesaing, konsumen dan perkiraan cashflow. Selain itu untuk meningkatkan peranan BIT dalam rangka menumbuh- kembangkan UKM di Indonesia, BIT membagi pelayanan ke dalam 3 tiga fase, yaitu 1 pra- inkubasi; 2 masa inkubasi; dan 3 pasca inkubasi. Kegiatan pra- inkubasi meliputi kegiatan road show dan pameran, technopreneurship program, inTim Software, dan temu bisnis. Setelah pra-inkubasi maka didapatkan tentant untuk di inkubasi, dan fasilitas yang disediakan selama masa inkubasi adalah fasilitas kantor, fasilitas laboratorium uji produksi, fasilitas mentoring dan konsultasi, survei konsumen dan uji pasar, dan sertifikasi produkproduct license. Fase yang terkahir adalah fase pasca-inkubasi yaitu fase dimana tenant dikatakan telah lulus dari fase inkubasi, yang artinya secara teknologi, manajemen bisnis, pemasaran dan keuangan telah mampu secara mandiri untuk memproduksi dan memasarkan hasil produknya. Namun untuk memaksimalkan hal tersebut BIT dalam fase ini berperan sebagai mediator untuk mempertemukan tenant dan mitra investor melalui kegiatan temu bisnis dan technopreneurship program, dimana pada kegiatan ini mendiskusikan mengenai masalah pendanaan dan sharing profit.

III. PELAKSANAAN TUGAS AKHIR

3.1 Lokasi dan Waktu

Kajian ini dilakukan di Jakarta, sedangkan lokasi Lembaga Intermediasi LI yang dijadikan obyek kajian adalah Balai Inkubator Teknologi BIT yang berlokasi di Puspiptek Serpong, Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten. BIT dipilih sebagai obyek penelitian karena sebagai LI dinilai berhasil menjalankan peran dan fungsinya secara optimal dan terpadu untuk meningkatkan daya saing UKM. Kajian dilaksanakan selama 5 bulan bulan pada bulan Januari – Mei 2011, dan jadwal kajian secara rinci dan anggaran biaya kajian dapat di lihat pada Tabel 10 dan 11 di bawah ini. Tabel 10 Jadwal kajian No Keterangan 2011 Jan Feb Maret April Mei 1 Studi Pustaka √ 2 Penyusunan Proposal √ 3 Survey Awal √ 4 Kolokium √ 5 Survey Lapang √ √ 6 Survey Pakar √ 7 Penyusunan Laporan √ √ 8 Seminar √ 9 Perbaikan Laporan 1 √ 10 Ujian √ 11 Perbaikan Laporan 2 √ 12 Laporan Akhir √ Tabel 11 Anggaran biaya kajian No Keterangan Biaya Rp 1 Transportasi dan Komunikasi 5.000,000 2 Dokumentasi 300,000 3 Pembelian Buku Referensi 200,000 4 Perbanyakan Kuesioner dan Laporan 500,000 5 ATK 100,000 Jumlah 6.100.000