Teori Permintaan Uang Pasca-Keyness Neo-Keynessian

, d M f y i + − = 2.4 dimana y adalah pendapatan dan i adalah tingkat suku bunga Implikasi dari persamaan diatas dapat diuraikan sebagai berikut. Jika tingkat suku bunga sangat rendah, maka tiap individu dalam perekonomian akan berekspektasi bahwa suku bunga akan meningkat di masa yang akan datang. Sehingga mereka lebih senang untuk memegang uang berapapun penawarannya. Dalam keadaan ini, permintaan agregat dari uang akan elastis sempurna terhadap tingkat suku bunga Sriram, 1999. Keadaan ekonomi demikian disebut dengan “liquidity trap” .

2.2.7. Teori Permintaan Uang Pasca-Keyness Neo-Keynessian

Ekonom-ekonom yang sependapat dengan pemikiran Keynes di atas cukup banyak. Mereka melanjutkan penelitian dengan tetap berkerangka pemikiran yang sama dengan Keyness bahwa uang merupakan penyimpan nilai, tingkat suku bunga mempengaruhi permintaan uang. Setelah Keyness, sudut pandang penelitian mereka lebih memfokuskan pada perilaku individu dan meninggalkan perilaku masyarakat. Pendekatan Perlengkapan Inventaris Teoritis Inventory Theoretic Baumol serta Tobin menggunakan pendekatan ini untuk merumuskan kerangka teori permintaan uang, dimana uang diposisikan sebagai alat untuk transaksi. Walaupun aset finansial lain lebih liquid, tetapi biaya transaksinya membuat masyarakat tetap untuk menggunakan kelengkapan uang. Mereka membuat persamaan permintaan uang yang sensititf terhadap tingkat suku bunga. Dalam model yang mereka bangun, uang bersifat earn zero interest, artinya kentungan yang didapatkan dari memegang uang itu nol. Ketika suku bunga meningkat, jumlah uang tunai untuk dipakai dalam transaksi akan menurun. Sehingga tingkat perputaran uang meningkat seiring peningkatan suku bunga. Pendekatan Permintaan untuk Berjaga-jaga Precautionary Demand Sebagaimana motif transaksi, setiap individu memegang uang untuk kepentingan berjaga-jaga. Permintaan uang masyarakat untuk berjaga-jaga berhubungan negatif dengan tingkat suku bunga. Dalam pendekatan ini, semakin banyak orang memegang uang, maka biaya imbangan mereka memegang uang tersebut akan semakin menurun Mishkin, 2001. Pendekatan Teori Permintaan Konsumen Consumer Demand Theory Pendekatan ini dikembangkan oleh ekonom Chicago School Friedman dan Barnett, yang menganggap uang sebagai komoditas barang yang bisa digunakan untuk mendapatkan kegunaan dari barang tersebut. Friedman secara sederhana menyebutkan faktor yang mempengaruhi permintaan uang sama dengan faktor yang mempengaruhi permintaan aset finansial lain Mishkin, 2001. Permintaan uang merupakan fungsi dari kesejahteraan individu masyarakat dan expected return mereka dari aset lain, serta expected return mereka dari memegang uang. Pendekatan Friedman dapat diformulasikan dalam persamaan berikut ini. , , , m e m e m b p d r r r r r Y f P M − − − = π 2.5 + - - - dimana = P M d permintaan uang riil = p Y pendapatan permanen, ukuran Friedman untuk kesejahteraan = m r pengembalian yang diharapkan expected return dari memegang uang b r = pengembalian yang diharapkan expected return dari memegang obligasi = e r pengembalian yang diharapkan expected return dari memegang saham = e π perkiraan inflasi tanda +, - di bawah menunjukkan korelasi antara parameter di atasnya dengan permintaan uang riil. Karena permintaan terhadap aset berhubungan positif dengan kesejahteraan, permintaan uang money demand berhubungan dengan konsep kesejahteraannya Friedman yaitu pendapatan permanen. Hal ini bertolak belakang dengan konsep pendapatan yaang kita pahami, yaitu bahwa pendapatan kita memiliki likuiditas yang lebih kecil, karena pergerakan pendapatan hanya bersifat transit saja untuk disalurkan ke pihak yang lain.

2.3. Pengukuran Kuantitas Uang