Uji Kebaikan ECM Hasil Estimasi Jangka Pendek

GDP pada dua bulan sebelumnya akan meningkatkan perubahan permintaan uang M1 sebesar 2.156 persen. Kondisi ini sesuai dengan teori ekonomi yang ada dimana peningkatan pendapatan nasional akan meningkatkan permintaan uang riil. Peningkatan pendapatan ini merangsang masyarakat untuk meningkatkan konsumsinya sehingga meminta uang tunai lebih banyak. Sementara itu, perubahan nilai tukar berpengaruh negatif dan signifikan terhadap permintaan uang tunai riil di masyarakat dalam jangka pendek. Kenaikan 1persen nilai tukar Rp depresiasi nilai tukar rupiah akan menurunkan perubahan permintaan uang M1 sebesar 0.34 persen. Sedangkan, kenaikan 1 persen nilai tukar Rp depresiasi nilai tukar rupiah pada satu bulan sebelumnya lag pertama akan menurunkan perubahan permintaan uang M1 sebesar 0.27 persen. Kondisi ini menunjukkan bahwa kepemilikan mata uang asing merupakan salah satu pilihan aset yang dapat dimiliki masyarakat selain dalam bentuk portofolio Marashdesh, 1997. Ketika nilai tukar rupiah terdepresiasi, maka masyarakat akan cenderung untuk memegang , sementara itu masyarakat asing cenderung untuk melepas rupiah untuk kepentingan profit taking.

5.3.3. Uji Kebaikan ECM

Uji kebaikan model pengkoreksian kesalahan bertujuan untuk mendeteksi adanya pelanggaran asumsi klasik OLS seperti masalah multikolinearitas, autokorelasi, dan heteroskedastisitas. Kebaikan model dianalisis dengan menggunakan pengujian Breusch-Godfrey Serial Correlation LM untuk uji autokorelasi, dan Histogram-Normality Test untuk uji normalitas. Sedangkan untuk uji heteroskedastisitas dilakukan melalui Autoregressive Conditional Heteroscedasticity ARCH-LM Test serta White-Heteroscedasticity Test. Tabel 5.8. Hasil Uji Heteroskedastisitas ARCH-LM Variabel Dependen ObsR-Squared Probability DLNM1 0.259881 0.610202 DLNTUNAI 0.045929 0.830305 White-Heteroscedasticity Variabel Dependen ObsR-Squared Probability DLNM1 21.39830 0.496259 DLNTUNAI 6.97878 0.137595 Berdasarkan hasil dari pengujian Autoregressive Conditional Heteroscedasticity ARCH-LM dan White-Heteroscedasticity, Kedua model dinamis permintaan uang di atas ternyata tidak mengandung masalah heteroskedastisitas. Hal ini diperlihatkan pada Tabel 5.8 dimana nilai probabilitas ObsR-squared yang lebih besar dari taraf nyata 10 persen. Hasil pengujian lengkapnya dapat dilihat dalam Lampiran 10 dan Lampiran 11. Tabel 5.9. Hasil Uji Autokorelasi dengan Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test Variabel Dependen ObsR-Squared Probability DLNM1 3.635057 0.162427 DLNTUNAI 1.182154 0.553730 Sedangkan berdasarkan Tabel 5.9 di atas diperoleh hasil bahwa kedua model dalam penelitian ini terbebas dari masalah autokorelasi. Jika model ECM probabilitasnya kurang dari α = 10 persen, maka berarti tidak memenuhi kriteria hipotesis nol tidak ada autokorelasi. Namun, dalam penelitian ini berdasarkan Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test , dimana nilai probabilitasnya kedua model persamaan di atas yang lebih besar dari taraf nyata 10 persen. Hasil pengujian lengkapnya dapat dilihat dalam Lampiran 12 dan Lampiran 13. Tabel 5.10. Hasil Uji Normalitas Variabel Dependen Jarque-Bera Probability DLNM1 1.080127 0.582711 DLNTUNAI 3.940743 0.139405 Selanjutnya dilakukan uji normalitas dari residual persamaan tersebut. Uji ini dilakukan untuk memeriksa apakah error term kedua model persamaan mendekati distribusi normal. Berdasarkan Tabel 5.10 di atas hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa error term terdistribusi secara normal pada model permintaan uang M1 dan uang tunai. Hal ini ditandai dengan nilai probabilitasnya yang lebih besar dari taraf nyata 10 persen. Hasil pengujian lengkapnya dapat dilihat dalam Lampiran 14 dan Lampiran 15.

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Sistem pembayaran dan alat pembayaran telah mengalami evolusi yang cukup lama. Kini dalam pasar perbankan yang semakin berkembang, telah muncul alat pembayaran yang menawarkan banyak kemudahan dan keuntungan seperti kartu kredit, kartu debet, dan kartu ATM. Perkembangan ini dapat berimplikasi pada kebijakan bank sentral dalam menyesuaikan kebijakan moneternya, sebab perlahan namun pasti perumusan kembali tentang kuantitas uang M1, M2 harus segera dilakukan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengestimasi hubungan jangka pendek dan jangka panjang antara penggunaan APMK terhadap permintaan uang M1 dan uang tunai yang diedarkan di masyarakat dalam jangka waktu Maret 2003 hingga Agustus 2005. Pengaruh variabel makroekonomi GGDP, GSBI, inflasi, nilai tukar sebagai standar teori permintaan uang merupakan starting point dalam penelitian ini. Terdapat pengaruh yang berbeda antara penggunaan APMK non-tunai kartu kedit dan kartu debet dan kartu ATM terhadap permintaan uang. Hasil penelitian ini membuktikan adanya hubungan jangka panjang antara penggunaan ATM terhadap permintaan uang M1 dan uang tunai. Sementara itu, penggunaan kartu kredit dan debet tidak signifikan mempengaruhi permintaan uang M1 dan uang tunai. Perbedaan ini terjadi karena intensitas volume dan nilai transaksi kartu