Faktor terpenting dari sistem pembayaran tunai di Indonesia adalah mata uang Rupiah, yang terdiri dari uang logam dan uang kertas. Bank Indonesia
mempunyai hak tunggal untuk mengeluarkan uang kartal dan uang logam. Uang kertas dalam peredaran terdiri dari denominasi Rp 100, 500, 1.000, 5.000, 10.000,
20.000, 50.000 dan 100.000, sedangkan uang logam beredar dalam denominasi Rp 25, 50, 100, 500 dan 1.000. Bank Indonesia dan pihak kepolisisan selalu
bekerjasama menjaga pengedaran rupiah dari pemalsuan, dsb.
3.2.2 Pembayaran Bukan Tunai
Pembayaran bukan tunai merupakan cara pembayaran transaksi yang tanpa menggunakan perantaraan fisik uang. Cara pembayaran ini di Indonesia semakin
berkembang seiring dengan meningkatnya tuntutan masyarakat dan para agen ekonomi terhadap keamanan dan kenyamanan dalam melakukan transaksi. Cara
pembayaran bukan tunai membantu untuk mendapat barang kebutuhannya baik secara debet maupun kredit. Selain itu, memegang uang tunai meningkatkan
resiko kriminalitas. Bagi para agen ekonomi terutama pihak korporasi mengelola dan melakukan transaksi secara tunai menuntut adanya cash management yang
berbiaya tinggi. Sementara itu, gaya hidup masyarakat semakin berkembang ke arah yang menghendaki kepraktisan dalam segala hal. Pembayaran melalui kartu
seperti kartu kredit, kartu debet dan kartu ATM saat ini mengalami perkembangan yang cukup baik topik ini akan diuraikan dalam sub bab selanjutnya.
Di Indonesia, pembayaran bukan tunai dilayani terutama oleh sistem perbankan. Bank umum menawarkan nasabahnya pilihan yang sangat beragam
dalam melakukan pembukaan rekening giro, tabungan, deposito, dll.. Sementara
itu, BPR hanya dapat menawarkan rekening tabungan saja. Sebagian besar bank umum yang berukuran menengah dan besar menyediakan akses pada rekening
tabungan melalui fasilitas ATM. Sedangkan transaksi – baik kredit maupun debet – yang dilaksanakan secara elektronik hanya disediakan untuk transaksi antar
rekening di dalam masing-masing bank. Bank-bank umum menyediakan berbagai jenis layanan pengiriman dana di
dalam jaringan kantornya, termasuk perintah pembayaran secara reguler serta pengiriman dana secara elektronis. Pemindahan dana antarbank yang melebihi Rp
1 milyar serta pemindahan dana antarbank lainnya yang bersifat mendesak, diselesaikan melalui BI-RTGS.
Layanan pemindahan dana bagi nasabah bank dapat dilakukan oleh bank melalui Bank Indonesia, 2006
b
: - transfer elektronik antar bank;
- sistem kliring berbasis warkat untuk transaksi lokal; - jaringan bank koresponden, bagi pemindahan dana lintas wilayah; dan
- sistem RTGS baik untuk pemindahan dana lokal maupun lintas wilayah. - Bank Indonesia telah melakukan beberapa penyempunaan khususnya di
bidang sistem kliring. Apabila tidak ada kantor Bank Indonesia di kota setempat, Bank Indonesia telah mendelegasikan wewenangnya kepada
penyelenggara kliring setempat untuk mengambil keputusan penting sehubungan dengan wilayah kliring masing-masing, antara lain untuk
menyetujui peserta kliring yang baru.
3.3. Rekening Giro Cek