pada lag satu akan menurunkan permintaaan uang M1 riil jangka pendek sebesar 0.094 persen. Sementara itu, kenaikan 1 persen dari perubahan volume transaksi
kartu ATM pada lag dua akan menurunkan permintaaan uang M1 riil jangka pendek sebesar 0.081 persen Hal tersebut mengindikasikan bahwa perubahan
volume transaksi kartu ATM pada satu dan dua bulan sebelumnya mempengaruhi ekspektasi masyarakat dalam mempergunakan kartu kredit dan meningkatkan
permintaan uang rill M1. Posisi demand deposit dan saldo simpanan nasabah di Bank akan semakin berkurang seiring dengan meningkatnya insentif masyarakat
untuk melakukan penarikan uang di ATM.
5.3.2. Pengaruh Variabel-Variabel Makroekonomi
M1 broad money merupakan salah satu indikator moneter agregat yang sangat dipengaruhi oleh indikator makroekonomi. Sebagaimana diperlihatkan
dalam Tabel 5.7, pengaruh variabel makroekonomi yang digunakan dalam penelitian ini dalam jangka pendek hanya mempengaruhi permintaan M1
masyarakat dan tidak mempengaruhi permintaan uang tunai yang diminta masyarakat. Variabel yang mempengaruhi permintaan M1 riil signifikan adalah
perubahan produk domestik bruto GDP, perubahan nilai tukar serta perubahan inflasi. Adapun variabel inflasi ternyata tidak signifikan berpengaruh.
Dalam jangka pendek perubahan GDP memberikan hasil pengaruh yang bervariasi terhadap permintaan uang M1. Kenaikan 1 persen dari GDP akan
meningkatkan perubahan permintaan uang M1 sebesar 2.156 persen. Kenaikan 1 persen dari produk domestik bruto pada satu bulan sebelumnya akan menurunkan
permintaan uang M1 sebesar 2.533 persen. Sementara itu, kenaikan 1 persen dari
GDP pada dua bulan sebelumnya akan meningkatkan perubahan permintaan uang M1 sebesar 2.156 persen. Kondisi ini sesuai dengan teori ekonomi yang ada
dimana peningkatan pendapatan nasional akan meningkatkan permintaan uang riil. Peningkatan pendapatan ini merangsang masyarakat untuk meningkatkan
konsumsinya sehingga meminta uang tunai lebih banyak. Sementara itu, perubahan nilai tukar berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap permintaan uang tunai riil di masyarakat dalam jangka pendek. Kenaikan 1persen nilai tukar Rp depresiasi nilai tukar rupiah akan menurunkan
perubahan permintaan uang M1 sebesar 0.34 persen. Sedangkan, kenaikan 1 persen nilai tukar Rp depresiasi nilai tukar rupiah pada satu bulan sebelumnya
lag pertama akan menurunkan perubahan permintaan uang M1 sebesar 0.27 persen. Kondisi ini menunjukkan bahwa kepemilikan mata uang asing
merupakan salah satu pilihan aset yang dapat dimiliki masyarakat selain dalam bentuk portofolio Marashdesh, 1997. Ketika nilai tukar rupiah terdepresiasi,
maka masyarakat akan cenderung untuk memegang , sementara itu masyarakat asing cenderung untuk melepas rupiah untuk kepentingan profit taking.
5.3.3. Uji Kebaikan ECM