Substitusi Alat Pembayaran Tunai-Non Tunai Manfaat Sistem Pembayaran Elektronik

2.4. Penelitian Terdahulu

Pada bagian terdahulu Bab 1 dari skripsi ini dijelaskan secara teperinci mengenai urgensi dari analisis sistem pembayararan elektronik Topik serta permasalahan yang dapat dieksplorasi dari sistem pembayaran ini sangat luas. Secara umum riset yang telah dilakukan oleh para peneliti dapat dikotomikan menjadi beberapa bahasan utama, yaitu substitusi alat pembayaran tunai-non tunai, manfaat sistem pembayaran elektronik, pengaruh alat pembayaran elektronik terhadap permintaan uang, serta pengaruh pengenaan tarif layanan terhadap penggunaan alat pembayaran elektronik.

2.4.1. Substitusi Alat Pembayaran Tunai-Non Tunai

Berdasarkan hasil survey terhadap empat ribu orang yang menjadi nasabah di bank-bank Austria pada periode 1997-2002, Stix 2002 berkesimpulan bahwa pembayaran dengan kartu kredit, ATM, kecuali electronic purse payments secara signifikan berpengaruh terhadap permintaan jumlah uang tunai yang dipegang masyarakat, dan tidak berpengaruh terhadap jumlah uang yang beredar. Hasil estimasinya menunjukkan bahwa seseorang yang selalu menggunakan kartu debit dan ATM untuk transaksi permintaan uang tunainya berturut-turut lebih kecil 20 persen dan 18 persen dibandingkan kelompok orang yang lain. Sementara itu seseorang yang selalu menarik dananya di bank withdraw dan melakukan pembayaran secara elektronis memiliki memiliki uang tunai 30 persen lebih kecil daripada kelompok orang yang lain. Sementara itu kajian yang lebih menarik dilakukan oleh Humphrey et al 2001. Di negara Norwegia dalam periode 1989 hingga 1995, 60 persen sistem pembayarannya telah beralih menjadi berbasis elektronik. Sedangkan, sistem pembayaran elektronis hanya mencakup 23 persen dari sistem pembayaran non tunai Amerika Serikat. Hasil ini menggambarkan substitusi alat pembayaran di Eropa lebih cepat daripada di Amerika. Selanjutnya, Snellman dan Vesalla 1999 menggunakan kurva Gompertz S untuk mengkaji elektronifikasi dan substitusi antara pembayaran tunai dan non- tunai di Finlandia. Substitusi dan penggunaan sistem pembayaran elektronis di negara ini pada dekade 1990-an sangat cepat dibandingkan perekonomian di negara lain. Namun, berdasarkan penelitian mereka dipekirakan bahwa substitusi pembayaran di negara itu mulai mengalami penurunan mature. Disebutkan pula bahwa di negara tersebut 60 persen dari keseluruhan transaksi perekonomian masih menggunakan uang tunai cash.

2.4.2. Manfaat Sistem Pembayaran Elektronik

Berdasarkan data survei di Norwegia pada periode 1989-1995, Humphrey, Kim, and Vale 2001 menyimpulkan efisiensi berdasarkan pengenaan tarif yang tepat akan sangat besar pengaruhnya terhadap penggunaan alat pembayaran elektronis. Preferensi masyarakat dalam penggunaan alat pembayaran elektronis dipengaruhi secara signifikan oleh tarif layanan oleh bank. Sebab sistem pembayaran elektronis lebih rendah biayanya daripada sistem pembayaran berbasis warkat paper based payments . Apabila Norwegia 100 persen mempergunakan sistem pembayaran elektronis dan menggantikan sistem pembayaran berbasis kertas, hal ini mampu menghemat 188orang atau sekitar 0,6 persen GDP negara tersebut. Sementara itu, Valverde, Humphrey dan Lopez del Paso 2003 melakukan penelitian untuk menganalisis dampak dari penggunaan ATM dan alat pembayaran elektronik terhadap biaya bank dengan studi kasus di Spanyol. Penelitian mereka menggunakan komposit, translog, serta fungsi biaya fourier cost functional form . Dalam periode 1999-2004, hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa penggunaan ATM serta alat pembayaran elektronik dapat menghemat lima trilliun euro di Spanyol. Biaya operasional tiap bank dapat dihemat sebesar 45 persen atau 7,2 persen per tahun.

2.4.3. Pengaruh Sistem Pembayaran Elektronik terhadap Permintaan Uang