2.2.1.4.4 SettingLatarTempat Kejadian
Setting adalah latar peristiwa karya fiksi, baik berupa tempat, waktu, maupun peristiwa. Setting memiliki fungsi fisikal dan psikologis. Fungsi fisikal
yaitu latar yang berhubungan dengan tempat, terbatas pada sesuatu yang bersifat fisik, dan pembaca cukup melihat dari apa yang tersurat untuk memahaminya.
Adapaun latar psikologis adalah latar yang berhubungan dengan lingkungan, suasana, dan pembaca membutuhkan penghayatan dan penafsiran untuk
memahaminya Aminuddin, 2009: 67-69. Menurut Wiyatmi 2009:51, latar dalam naskah drama yang meliputi latar
tempat, waktu, dan suasana akan ditunjukkan dalam teks samping petunjuk teknis. Sehingga latar dalam drama sudah tersurat dalam naskah drama.
Memurut Waluyo 2001:23 setting atau tempat kejadian cerita sering pula disebut latar cerita. Penentuan ini harus secara cermat sebab naskah drama harus
juga memberikan kemungkinan untuk dipentaskan. Setting biasanya meliputi tiga dimensi, yaitu tempat, ruang dan waktu.
2.2.1.4.5 Tema
Tema menurut Waluyo 2001:24 adalah gagasan pokok yang terkandung dalam drama. Tema berhubungan dengan premis dari drama tersebut yang
berhubungan pula dengan nada dasar dari sebuah drama dan sudut pandang yang dikemukakan oleh pengarangnya.
Sudut pandang ini sering di hubungkan dengan aliran yang di anut oleh pengarang tersebut.
Harymawan dalam Wiyatmi 2009:49 menambahkan bahwa tema adalah rumusan intisari cerita sebagai landasan idiil dalam menentukan arah dan tujuan
cerita. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tema adalah ide pokok yang
menjadi dasar ceritalakon drama.
2.2.1.4.6 Konflik
Menurut Dietrich dalam Addien 2009:33 konflik adalah dasar drama berupa pertentangan yang dialami tokoh sebagai respon atas timbulnya kekuatan-
kekuatan dramatis konflik bisa berupa pertengkaran antartokoh, pertengkaran tokoh dengan dirinya sendiri, dengan ide atau dengan lingkungan.
Menurut Mulyana 1998, konflik merupakan unsur yang memungkinkan para tokoh saling berinteraksi. Konflik tidak selalu berupa pertengkaran,
kericuhan, atau permusuhan di antara para tokoh. Ketegangan batin antar tokoh, perbedaan pandangan, dan sikap antar tokoh sudah merupakan konflik. Konflik
dapat membuat penonton tertarik untuk terus mengikuti atau menyaksikan pementasan drama.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa konflik merupakan pertentangan antartokoh dalam drama.
2.2.1.4.7 Petunjuk Teknis