Teknik Picture and Picture 1 Pengertian Teknik Picture and Picture
2.2.2. Teknik Picture and Picture 2.2.2.1 Pengertian Teknik Picture and Picture
Menurut A’la 2011:99 teknik pembelajaran picture and picture adalah suatu teknik belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkandiurutkan
menjadi urutan logis. teknik pembelajaran picture and picture merupakan salah satu bentuk model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif
merupakan suatu model pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok- kelompok. Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan
sistematis mengembangkan interaksi yang saling asah. Menurut Hamdani 2010:89 teknik picture and picture adalah suatu
teknik belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkandiurutkan menjadi urutan logis. Pembelajaran ini memiliki ciri akktif, inovatif, kreatif, dan
menyenangkan. teknik apapun yang digunakan selalu menekankan aktifnya peserta didik dalam setiap proses pembelajaran. Inovatif setiap pembelajaran
harus memberikan sesuatu yang baru, berbeda dan selalu menarik minat peserta didik. Kreatif, setiap pembelajarnya harus menimbulkan minat kepada peserta
didik untuk menghasilkan sesuatu atau dapat menyelesaikan suatu masalah dengan menggunakan metoda, teknik atau cara yang dikuasai oleh siswa itu
sendiri yang diperoleh dari proses pembelajaran. Teknik pembelajaran ini mengandalkan gambar sebagai media dalam
proses pembelajaran. Gambar-gambar ini menjadi faktor utama dalam proses pembelajaran, namun teknik pembelajaran picture and picture tidak menuntut
menggunakan gambar berseri. Sebelum proses pembelajaran guru harus sudah
menyiapkan gambar yang benar-benar sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai, baik dalam bentuk kartu atau dalam bentuk carta dalam ukuran besar.
2.2.2.2 Langkah-Langkah Pembelajaran Picture and Picture Menggunakan Media Gambar Berseri dalam Pembelajaran Menulis Naskah
Drama Satu Babak
Langkah-langkah pembelajaran picture and picture dalam menulis naskah drama adalah sebagai berikut:
1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
Pada langkah ini guru diharapkan untuk menyampaikan apakah yang menjadi Kompetensi Dasar mata pelajaran yang bersangkutan. Dengan demikian
maka siswa dapat mengukur sampai sejauh mana yang harus dikuasainya, selain itu guru juga harus menyampaikan indikator-indikator ketercapaian KD, sehingga
sampai mana KKM yang telah ditetapkan dapat dicapai oleh peserta didik. 2.
Menyajikan apersepsi sebagai pengantar. Penyajian materi sebagai pengantar sesuatu yang sangat penting, dari sini
guru memberikan momentum permulaan pembelajaran. Kesuksesan dalam proses pembelajaran dapat dimulai dari sini. Karena guru dapat memberikan motivasi
yang menarik perhatian siswa yang selama ini belum siap. Dengan motivasi dan teknik yang baik dalam pemberian materi akan menarik minat siswa untuk belajar
lebih jauh tentang materi yang dipelajari. 3.
Guru menunjukkanmemperlihatkan gambar-gambar berseri.
Dalam proses penyajian materi, guru mengajak siswa ikut terlibat aktif dalam proses pembelajaran dengan mengamati setiap gambar yang ditunjukan
oleh guru. Dalam pembelajaran ini siswa dapat mencerikan kronologi, jalan cerita atau maksud dari gambar berseri secara logis. Dari proses ini siswa
menjadi tau bagaimna urutan cerita yang pas untuk membuat sebuah naskah drama sesuai dengan alur cerita yang tepat.
4. Guru menyuruh siswa mengurutkan gambar-gambar berseri menjadi urutan
yang logis. Di langkah ini guru harus dapat melakukan inovasi, karena penunjukan
secara langsung kadang kurang efektif dan siswa merasa terhukum, sehingga siswa merasa memang harus menjalankan tugas yang harus diberikan. Gambar-
gambar yang sudah bagikan pada siswa diurutkan, dibuat, atau dimodifikasi sehingga menjadi urutan cerita yang logis.
5. Guru menanyakan alasandasar pemikiran urutan gambar berseri tersebut
Setelah siswa menemukan jalan cerita yang logis, dan dapat menceritakan alasandasar pemikiran urutan gambar berseri tersebut, guru
mengulangi memberi tahu tuntutan KD dengan indikator yang akan dicapai. Hal ini membuat siswa lebih mengerti apa saja yang harus diperhatikan dalam
menulis sebuah naskah drama satu babak. Setelah siswa mengerti tuntutan KD dengan indikator yang harus mereka capai maka siswa akan melaksanakan
tuntutan KD itu dengan baik dan benar.
6. Dari alasan urutan gambar berseri tersebut guru memulai menanamkan
konsepmateri sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai menulis naskah drama satu babak sesuai dengan kaidah penulisan naskah drama
Dalam proses ini siswa diminta menulis sebuah naskah drama dengan tema cerita yang ada di gambar, dengan tujuan siswa mengetahui bahwa hal
tersebut penting dalam pencapaian KD dan indikator yang telah ditetapkan. Dalam menulis naskah drama siswa juga harus mengetahui apa saja yang harus
diperhatikan dengan baik dan juga, alur cerita yang akan dituliskan harus sesuai dengan gambar. Penulisan drama siswa akan diberi nilai dengan kriteria-kriteria
yang telah ditetapkan sebelumnya, sehingga siswa menjadi lebih teliti dalam penulisan naskah drama.
7.KesimpulanRangkuman Kesimpulan dan rangkuman dilakukan bersama dengan siswa. Guru
membantu dalam proses pembuatan kesimpulan dan rangkuman. Apabila masih ada siswa belum mengerti hal-hal apa saja yang harus diperhatikan dalam
penulisan naskah drama, guru memberikan penguatan kembali tentang menulis naskah drama.
Dalam pembuatan kesimpulan dan rangkuman guru memberikan arahan perbaikan dimana saja letak kesalahan penulisan naskah drama, kemudian
memberikan perbaikan.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran picture and picture pada dasarnya merupakan salah satu strategi
pembelajaran yang dapat menjawab persoalan bagaimana belajar itu bermakna, menyenangkan, kreatif, dan serta lebih melibatkan siswa aktif belajar, baik secara
mental, intelektual, fisik, maupun sosial. Kelebihan dan kekurangan model pembelajaran picture and picture,
kelebihannya guru lebih mengetahui kemampuan masing-masing siswa, melatih berpikir logis dan sistematis, membantu siswa belajar berpikir berdasarkan sudut
pandang suatu subjek bahasan dengan memberikan kebebasan siswa dalam praktik berpikir, mengembangkan motivasi untuk belajar yang lebih baik. siswa
dilibatkan daiam perencanaan dan pengelolaan kelas dan kekurangannya memakan banyak waktu, banyak siswa yang pasif, guru khawatir bahwa akan
terjadi kekacauan dikelas, banyak siswa tidak senang apabila disuruh bekerja sama dengan yang lain, dibutuhkan dukungan fasilitas, alat dan biaya yang cukup
memadai Istarani 2011:8.