Penerimaan Usahatani. Pengeluaran Usahatani.

dikatakan sukses atau tidak, jika situasi pendapatannya memenuhi syarat-syarat sebagai berikut : 1. Cukup untuk membayar semua pembelian sarana produksi termasuk biaya transportasi dan biaya administrasi yang mungkin melekat pada pembelian tersebut. 2. Cukup untuk membayar bunga modal yang ditanamkan termasuk pembayaran sewa tanah dan pembayaran dana depresiasi modal. 3. Cukup untuk membayar upah tenaga kerja yang dibayar atau bentuk- bentuk upah lainnya untuk tenaga kerja yang tidak diupah. Analisis pendapatan usahatani memerlukan dua keterangan pokok, yaitu keadaan penerimaan dan keadaan pengeluaran atau biaya selama usahatani dijalankan dalam jangka waktu yang ditetapkan.

A. Penerimaan Usahatani.

Penerimaan usahatani adalah nilai uang yang diterima dari penjualan produk usahatani yang bisa berwujud tiga hal, yaitu 1 hasil penjualan produk yang dijual, 2 hasil penjualan produk sampingan, dan 3 produk yang dikonsumsi pengusaha dan keluarga selama melakukan kegiatan Soeharjo dan Patong, 1973. Tetapi pada penelitian ini, nilai penerimaan usahatani hanya berasal dari point 1 saja yaitu hasil penjualan produk yang dijual.

B. Pengeluaran Usahatani.

Pengeluaran atau biaya adalah semua pengorbanan sumberdaya ekonomi dalam satuan uang yang diperlukan untuk menghasilkan suatu produk dalam satu periode produksi. Pengeluaran usahatani secara umum meliputi biaya tetap dan biaya variabel. Pengeluaran usahatani ada yang tunai dan ada yang diperhitungkan. Biaya variabel adalah biaya yang sifatnya berubah sesuai dengan besarnya produksi sedangkan biaya tetap adalah biaya yang sifatnya tidak dipengaruhi oleh besarnya produksi. Biaya variabel terdiri dari biaya untuk pembelian bibit, pupuk, obat-obatan dan tenaga kerja. Biaya tetap terdiri dari biaya untuk pembayaran bunga pinjaman, pembayaran pajak dan sewa lahan. Biaya tunai adalah pengeluaran yang dibayar langsung dengan uang, meliputi biaya tetap seperti pajak tanah, dan bunga pinjaman dan biaya variabel seperti biaya untuk sarana produksi dan tenaga kerja dari luar keluarga. Biaya tidak tunai adalah pengeluaran yang tidak dibayar langsung dengan uang tunai seperti modal yang digunakan dan nilai tenaga kerja keluarga. Modal yang digunakan petani diperhitungkan sebagai modal pinjaman meskipun modal tersebut dari petani itu sendiri. Tenaga kerja keluarga dinilai berdasarkan upah yang berlaku pada waktu anggota keluarga menyumbang kerja dari pada tempat mereka bekerja. Pendapatan atau keuntungan usahatani keluarga yang dapat diperoleh merupakan hasil pengurangan nilai-nilai penerimaan usahatani dengan total biaya yang dikeluarkan. Besarnya pendapatan yang diterima merupakan balas jasa untuk tenaga kerja dan modal yang digunakan dalam proses usahatani. Keberhasilan dalam mengelola usahataninya dapat diukur melalui besarnya pendapatan yang diterima dari usahatani. Pendapatan usahatani merupakan selisih antara penerimaan yang diperoleh dari kegiatan usahataninya dan biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan usahatani Soeharjo dan Patong, 1973. Pendapatan usahatani dapat diukur berdasarkan atas pendapatan biaya tunai dan pendapatan atas biaya total. Pendapatan atas biaya tunai usahatani farm net cash flow dihitung dari selisih antara penerimaan tunai dan pengeluaran tunai. Pendapatan tunai usahatani merupakan ukuran kemampuan usahatani untuk menghasilkan uang tunai. Analisa pendapatan mempunyai kegunaan bagi petani maupun pemilik faktor produksi. Ada dua tujuan utama dari analisis pendapatan yaitu menggambarkan keadaan sekarang dari suatu kegiatan usahatani dan keadaan yang akan datang dari suatu perencanaan atau tindakan. Analisa pendapatan dapat memberikan bantuan untuk mengukur berhasil atau tidaknya suatu kegiatan. Pendapatan selain diukur dengan nilai mutlak juga dapat diukur analisis efisiensinya. Salah satu ukuran efisiensi adalah penerimaan untuk tiap rupiah yang dikeluarkan revenue cost ratio. Analisis RC rasio ini digunakan untuk melihat keuntungan relatif dari suatu cabang usahatani dengan cabang usahatani lainnya berdasarkan perhitungan finansial. Dalam analisis RC rasio akan diuji seberapa jauh nilai rupiah yang dipakai dalam kegiatan cabang usahatani yang bersangkutan dapat memberikan sejumlah nilai penerimaan sebagai manfaatnya Soeharjo dan Patong, 1973. Analisis RC rasio dapat digunakan untuk mengetahui tingkat keuntungan relatif dari suatu kegiatan usahatani berdasarkan perhitungan finansial. Dalam analisis ini akan diuji seberapa jauh setiap nilai rupiah biaya yang digunakan dapat memberikan sejumlah penerimaan sebagai manfaatnya. Nilai RC rasio tidak mempunyai satuan. Nilai dari RC rasio dapat digunakan sebagai tolak ukur efisiensi dari suatu aktivitas usahatani sebagai berikut : 1. RC rasio 1, artinya suatu usahatani menunjukkan bahwa penambahan satu rupiah biaya akan menghasilkan tambahan penerimaan yang lebih besar dari satu. Dengan kata lain usahatani tersebut dapat dikatakan lebih efisien. 2. RC rasio 1, artinya suatu usahatani menunjukkan bahwa penambahan satu rupiah biaya akan menghasilkan tambahan penerimaan yang lebih kecil dari satu. Dengan kata lain usahatani tersebut dapat dikatakan tidak efisien. 3. RC rasio = 1, artinya suatu usahatani menunjukkan bahwa penambahan satu rupiah biaya akan menghasilkan tambahan penerimaan yang sama dengan satu. Dengan kata lain usahatani tersebut dapat dikatakan efisien. BAB IV METODE PENELITIAN

4.1. Tempat dan Waktu Penelitian