hidroponik di PT. THA menguntungkan untuk dilaksanakan. Selain dilihat dari nilai pendapatan dapat juga dilihat efisiensinya dengan membandingkan nilai
penerimaan dengan biaya yang dikeluarkan selama satu periode tanam yaitu nilai RC rationya. Nilai RC ratio atas biaya total adalah 2,89 artinya setiap
pengeluaran biaya sebesar Rp 100 akan menghasilkan penerimaan sebesar Rp 289. Berdasarkan nilai RC ratio tersebut maka usahatani paprika di PT. THA
efisien untuk dilakukan yaitu dilihat dari nilai RC ratio yang lebih besar dari satu.
7.2. Perbandingan Usaha Paprika Hidroponik di PT. ABBAS Agri, PT. JORO, dan PT. THA
Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel 9 maka dapat dilihat bahwa PT. JORO dan PT. THA memiliki nilai produktivitas tanaman yang hampir sama.
Salah satu ukuran perbandingan usaha paprika hidroponik dimasing–masing perusahaan dilihat dari produktivitas paprika yang dihasilkan pertanaman yaitu
2,5 kg untuk PT. JORO dan PT. THA sedangkan PT. ABBAS Agri sebesar 3 kg. Total produksi yang dihasilkan per 1.800 m² untuk satu periode tanam adalah
12.240 kg untuk PT. ABBAS Agri, 11.250 kg untuk PT. JORO dan 12.450 kg untuk PT. THA dengan menggunakan faktor–faktor produksi yang sama.
Biaya benih yang dikeluarkan secara total untuk setiap perusahaan berbeda. Tetapi untuk harga beli benih per bungkusnya PT. ABBAS Agri memiliki
harga yang sama dengan PT. JORO karena jenis benih yang digunakan sama dimana PT. JORO adalah distributornya. Total biaya benih untuk PT. ABBAS
Agri adalah Rp 1.250.000 dan PT. JORO sebesar Rp 1.375.000. Perbedaan tersebut terjadi karena sistem penyemaian yang diterapkan masing-masing
perusahaan berbeda. Berbedanya sistem penyemaian tersebut berdampak pada bedanya tingkat persentasi kematian benih. Tingkat kematian benih di PT.
ABBAS Agri lebih kecil dibandingkan dengan PT.JORO, sehingga PT. ABBAS
Agri mengeluarkan biaya benih yang lebih kecil . Sedangkan PT. THA membeli benih dalam bentuk per biji, dengan jenis varietas yang berbeda. Total Biaya
yang dikeluarkan untuk satu periode tanam lebih besar dibandingkan dua perusahaan lainnya yaitu sebesar Rp 3.122.460. Secara umum kualitas benih
yang digunakan oleh masing-masing perusahaan adalah sama, dimana benih tersebut merupakan benih impor dari Belanda.
Tabel 9. Perbandingan Struktur Biaya Usaha Paprika Hidroponik di PT. ABBAS Agri, PT. JORO dan PT. THA Untuk Satu Periode Tanam.
Biaya untuk pembelian plastik slap hanya dikeluarkan oleh PT. JORO dan PT. THA yaitu sebesar Rp 450.000 dan Rp 375.000. Sedangkan di PT. ABBAS
Agri komponen biaya untuk plastik slap termasuk kedalam komponen biaya pembuatan green house. Sebaliknya biaya untuk pembelian rockwool hanya
dikeluarkan oleh PT. ABBAS Agri yaitu sebesar Rp 1.039.500. Khusus untuk komponen biaya ini, dua perusahaan lainnya tidak mengeluarkan karena dalam
penyemaiannya tidak menggunakan rockwool. Proporsi biaya yang dikeluarkan untuk pembelian polybag tergantung dari jumlah tanaman yang akan ditanam
Keterangan PT. ABBAS Agri
PT. JORO PT. THA
Rp Rp
Rp 1. Biaya Variabel
Benih 1250000
1.75 1375000
2.35 3122460
5.56 Plastik Slap
450000 0.77
375000 0.67
Rockwool 1039500
Polybag 1888000
2.65 2048000
3.50 1750000
3.12 Arang Sekam
357500 0.50
1980000 3.38
2700000 4.81
Pestisida 3836000
5.38 3507000
5.99 1920000
3.42 Nutrisi
8500000 11.93
9350000 15.96
10458000 18.63
Gaji Pegawai Operasional
9020000 12.66
8640000 14.75
7680000 13.68
Biaya Listrik Telepon 2320000
3.25 1600000
2.73 1000000
1.78 Sewa Lahan
3600000 6.14
2160000 3.85
2. Biaya Tetap
Penyusutan Green house
20000000 28.06
4517460 7.71 7277638.2
12.88 Penyusutan Sarana
Irigasi 1089233.3
1.53 1009350
1.72 757246.3
1.35 Biaya Pemasaran
21969000 30.82
20500000 34.99
16940000 30.17
untuk satu green house. Harga beli per bungkus polibag di PT. ABBAS Agri dan PT. JORO adalah sama. Tetapi total biaya yang dikeluarkan di PT. ABBAS Agri
lebih sedikit dibandingkan PT. JORO yang dikarenakan jumlah tanaman di PT. ABBAS Agri lebih sedikit yaitu sebesar Rp 1.888.000 dan Rp 2.048.000. PT. THA
mengeluarkan biaya yang paling sedikit yaitu sebesar Rp 1.750.000, dengan sistem pembelian per satu polybag.
PT. THA mengeluarkan biaya terbesar untuk pembelian arang sekam yaitu sebesar Rp 2.700.000 sedangkan PT. JORO sebesar Rp 1.980.000. PT.
ABBAS Agri mengeluarkan biaya terkecil yaitu sebesar Rp 357.500. Perbedaan biaya tersebut dikarenakan sistem penyemaian dan media tanam yang berbeda.
Khusus untuk PT. ABBAS Agri media tanam yang digunakan tidak seluruhnya menggunakan arang sekam, tetapi juga menggunakan tanah. Sedangkan PT.
JORO dan THA menggunakan lebih banyak karena sistem penyemaiannya menggunakan arang sekam dan media tanam seluruhnya menggunakan arang
sekam juga. Besaran untuk komponen biaya pestisida tergantung pada penggunaan serta tingkat serangan hama dan penyakit dari masing-masing
perusahaan. Besaran biaya pestisida di PT. ABBAS Agri adalah Rp 3.836.000 yang merupakan biaya pestisida terbesar dibandingkan dua perusahaan lainnya.
Dan PT. JORO sebesar Rp 3.507.000 dan PT. THA sebesar Rp 1.920.000. Komponen biaya untuk nutrisi di PT. ABBAS Agri sebesar Rp 8.500.000
dan di PT. JORO sebesar Rp 9.350.000. Nutrisi yang digunakan di kedua perusahaan tersebut adalah sama yaitu nutrisi A B mix. Sedangkan PT. THA
mengeluarkan biaya nutrisi yang terbesar dan merupakan komponen biaya terbesar pula dari seluruh biaya variabel di PT. THA yaitu sebesar Rp
10.458.000. Hal ini dikarenakan nutrisi yang digunakan merupakan hasil racikan sendiri. Selain itu, dosis pemberian dan EC nutrisi di setiap perusahaan berbeda.
Biaya untuk gaji pegawai operasional di PT. ABBAS Agri dan PT. JORO
merupakan komponen biaya variabel yang terbesar dari seluruh komponen yang ada yaitu sebesar Rp 9.020.000 dan Rp 8.640.000. Sedangkan di PT. THA
mengeluarkan biaya sebesar Rp 7.680.000. Biaya selanjutnya adalah biaya listrik dan telepon yang dibayar setiap
bulannya. Besaran biaya ini tergantung dari pemakaian dan kebijakan dari masing-masing perusahaan. Biaya listrik dan telepon terbesar dikeluarkan oleh
PT. ABBAS Agri, selanjutnya PT. JORO dan biaya terkecil di PT. THA. Besaran masing-masing perusahaan tersebut adalah Rp 2.320.000, Rp 1.600.00, dan Rp
1.000.000. Komponen biaya terakhir dari biaya variabel adalah biaya sewa lahan. Khusus untuk PT. ABBAS Agri tidak mengeluarkan biaya ini, karena lahan yang
digunakan untuk budidaya adalah lahan pribadi. Sedangkan PT. JORO dan PT. THA lahan yang digunakan adalah lahan sewa, sehingga perusahaan harus
mengeluarkan biaya tambahan untuk menyewa lahan. PT. JORO dan PT. THA mengeluarkan biaya sebesar Rp 3.600.000 dan Rp 2.160.000.
Biaya penyusutan green house di setiap perusahaan bervariasi dimana masing-masing perusahaan mengeluarkan biaya sebesar Rp 20.000.000 di PT.
ABBAS Agri, Rp 4.517.460 di PT. JORO dan Rp 7.277.638,2 di PT. THA. Konstruksi green house yang digunakan setiap perusahaan berbeda-beda. PT.
ABBAS Agri menggunakan konstruksi green house kayu dengan umur ekonomis tujuh tahun, PT. JORO menggunakan konstruksi green house bambu dengan
umur ekonomis lima tahun, dan PT. THA menggunakan konstruksi green house kayu dengan umur ekonomis tujuh tahun. Green house di PT. ABBAS Agri dan
PT. THA sama-sama menggunakan konstruksi kayu, tetapi biaya pembuatannya berbeda. Hal ini dikarenakan jenis kayu yang digunakan untuk pembangunan
green house tersebut berbeda. Berdasarkan nilai penyusutan green house di setiap perusahaan dapat terlihat bahwa biaya penyusutan terkecil terdapat di PT.
JORO yang berkonstruksi bambu. Tetapi secara nyata nilai penyusutan tersebut
tidak menjamin bahwa green house berkonstruksi bambu lebih baik dibandingkan konstruksi lainnya. Karena, dalam penentuan jenis konstruksi green house yang
akan digunakan harus melihat faktor-faktor lain selain dari biaya pembangunan dan biaya penyusutannya. Faktor lain tersebut misalnya faktor alam seperti
angin, tingkat curah hujan, dan lain-lainnya. Suatu konstruksi green house, baik di suatu tempat belum tentu baik ditempat lain.
Perhitungan untuk biaya penyusutan sarana irigasi di ketiga perusahaan adalah sama, yaitu umur ekonomis sepuluh tahun dengan nilai sisa Rp
1.000.000. Tetapi biaya pembuatan sarana irigasinya berbeda, tergantung dari sistem penyiraman, jarak ruang penyiraman dengan green house penanaman,
dan lain-lain. Biaya penyusutan sarana irigasi di PT. ABBAS Agri sebesar Rp 1.089.233,3, di PT. JORO Rp 1.009.350, dan di PT. THA 757.246,3. Komponen
terakhir dari biaya tetap adalah biaya pemasaran. Biaya pemasaran ini, dihitung secara keseluruhan untuk satu periode tanam. Besaran biaya pemasaran di
setiap perusahaan tergantung dari sistem pemasaran, jarak tempat pembudidayaan ke tempat para pelanggan, dan lain sebagainya. Biaya
pemasaran terbesar dikeluarkan oleh PT. ABBAS Agri sebesar Rp 21.969.000, selanjutnya PT. JORO sebesar Rp 20.500.000 dan terakhir adalah PT. THA
sebesar Rp 16.940.000. Perbandingan biaya dan pendapatan usaha paprika hidroponik di PT.
ABBAS Agri, PT. JORO, dan PT. THA dapat dilihat pada Tabel 10. Dilihat dari total penerimaan usaha paprika hidroponik untuk satu periode tanam dengan
luasan 1.800 m², PT. ABBAS Agri memperoleh total penerimaan yang paling besar karena harga rata-rata yang diterima paling tinggi dibandingkan dua
perusahaan lainnya. Harga di PT. ABBAS Agri adalah Rp 18.000, PT. JORO sebesar Rp 15.000, dan PT. THA sebesar Rp 13.000 untuk setiap Kg.
Total biaya yang dikeluarkan PT ABBAS Agri merupakan biaya paling besar diantara PT. JORO dan PT. THA. Usaha paprika hidroponik di PT.ABBAS
Agri membutuhkan modal yang lebih besar karena biaya pembangunan green housenya memerlukan konstruksi kayu yang lebih kuat dan kokoh. Hal ini
dikarenakan faktor angin disekitar kebun sangat kencang dan sering merobohkan green house yang konstrusinya tidak kuat. Dalam hal pengeluaran biaya tetap,
usaha paprika hidroponik di PT. ABBAS Agri mengeluarkan biaya terbesar karena komponen investasi green house kayu membutuhkan modal paling besar
dibandingkan dua perusahaan lainnya.
Tabel 10. Perbandingan Total Biaya dan Pendapatan Usaha Paprika Hidroponik di PT. ABBAS Agri, PT. JORO, dan PT. THA Untuk
Satu Periode Tanam.
Komponen PT. ABBAS
Agri PT. JORO
PT. THA 1. Total Penerimaan
220.320.000 168.750.000
161.850.000 2. Total Biaya Variabel
28.211.000 32.550.000
31.165.460 3. Total Biaya Tetap
43.058.233.3 26.026.810
24.974.884.4 4.Total Biaya
71.269.233.3 58.576.810
56.140.344.4 5. Pendapatan atas Biaya Total
149.050.766.7 110.173.190
105.709.655.6 6. Nilai RC atas Total Biaya
3,09 2,88
2,89
Berdasarkan perhitungan pendapatan atas total biaya, usaha paprika di PT. ABBAS Agri memperoleh pendapatan paling tinggi dibandingkan PT.JORO
dan PT. THA. Untuk mengukur tingkat efisiensi usaha paprika di PT. ABBAS Agri maka dibandingkan melalui nilai RC rasio yang diperoleh. Nilai RC rasio yang
dihasilkan di PT. ABBAS Agri paling tinggi dibandingkan PT. JORO dan PT. THA. Hal tersebut menunjukkan bahwa usaha paprika hidroponik di PT. ABBAS
Agri sudah efisien dan lebih baik dibandingkan PT. JORO dan PT. THA.
7.3. Tingkat Persaingan Usaha Paprika Hidroponik