BAB IV METODE PENELITIAN
4.1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di PT. ABBAS Agri, Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Pemilihan terhadap lokasi ini dilakukan secara sengaja
didasarkan pada alasan, bahwa PT. ABBAS Agri merupakan salah satu perusahaan penghasil sayuran paprika di Indonesia yang masih tetap bertahan
dan masih berkembang hingga saat ini. Penelitian ini dilakukan selama 5 bulan, yaitu mulai pertengahan bulan
Juni hingga pertengahan bulan Oktober tahun 2005.
4.2. Jenis dan Sumber Data
Pada penelitian ini data yang digunakan meliputi data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan melakukan pengamatan langsung
dilapangan dan melalui wawancara langsung dengan begian produksi, bagian pemasaran,bagian keuangan dan beberapa pelanggan PT. ABBAS Agri. Data
sekunder yang dikumpulkan yaitu data yang berasal dari perusahaan pesaing yaitu PT. Triple A Horticulture Agribis Farming Traiding PT. THA sedangkan
data dari PT. JORO berasal dari data primer dan sekunder yang meliputi data pasokan paprika, biaya produksi, data penjualan paprika dan jumlah produksi
paprika perusahaan. Data yang berasal dari luar perusahaan meliputi studi literatur dan
informasi dari instansi yang terkait seperti Badan Pusat Statistik BPS, Departemen Pertanian, Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian, dan hasil-
hasil penelitian terdahulu.
4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data
Data yang diperoleh baik data primer maupun data sekunder dianalisis secara deskriptif, tabulasi, kurva, dan perhitungan secara matematis untuk
menggambarkan usaha paprika dan keunggulan kompetitif paprika hidroponik di PT. ABBAS Agri dan produsen lainnya. Pada penelitian ini diambil dua
perusahaan pesaing yaitu PT. JORO dan PT. THA sebagai pembanding. Informasi usahatani yaitu biaya produksi dan harga jual paprika per Kg dari
produsen lain diharapkan dapat menjadi masukan bagi PT. ABBAS Agri untuk melakukan usaha paprika yang lebih efisien sehingga dapat bersaing dari segi
struktur biaya usahatani. Produksi dapat ditingkatkan atau menekan biaya produksi bahkan jika memungkinkan kedua-duanya untuk meningkatkan
keuntungan perusahaan. Selain itu akan dilakukan analisis persaingan usaha di PT. ABBAS Agri dengan kedua produsen pesaingnya. Informasi struktur biaya
produksi dan harga jual kedua pesaing tersebut diharapkan menjadi masukan dalam pengambilan kebijakan baru untuk malakukan peningkatan produksi
paprika di PT. ABBAS Agri.
4.3.1. Analisis Usaha Paprika Hidroponik
Analisis usaha paprika ini meliputi analisis pendapatan usahatani yang nantinya akan dilanjutkan dengan analisis imbangan penerimaan dengan biaya
atau RC rasio. Perhitungan atas biaya secara umum yaitu : Y = TR – TB
Dimana ;
TR = P
p
X Q
p
Keterangan : Y = Pendapatan tunai usahatani
TR = Total penerimaan usahatani TB = Total Biaya
Q
p
= Jumlah paprika yang dijual
P
p
= Harga paprika yang dijual per Kg harga rata-rata paprika yang dihasilkan dari semua kualitas dan warna pada saat penelitian
Biaya penyusutan alat pertanian yang terdiri dari bangunan greenhouse, sarana irigasi tetes dan sarana penunjang lainnya dihitung berdasarkan metode
penyusutan garis lurus atau rata-rata, yaitu nilai pembelian dikurangi tafsiran nilai sisa dibagi dengan umur ekonomis. Nilai akhir dianggap nol jika barang tersebut
tidak laku lagi dijual. Rumus yang digunakan adalah : Penyusutan = Nb – Ns
n Keterangan :
Nb = Nilai pembelian barang dalam rupiah Ns = Tafsiran nilai sisa dalam rupiah
n = Umur ekonomis barang dalam tahun
Suatu usaha dikatakan efisien secara ekonomis dari usaha lainnya apabila rasio output terhadap inputnya lebih menguntungkan dari usaha lainnya
para pesaing. Return and Cost Ratio RC ratio merupakan perbandingan antara nilai output terhadap inputnya atau perbandingan antara nilai penerimaan
usahatani dan pengeluaran usahatani. Dalam penelitian ini untuk mengetahui efisiensi usaha paprika hidroponik dilakukan perhitungan RC rasio, yaitu sebagai
berikut : RC rasio = Jumlah penerimaan Rp
Jumlah biaya Rp Bila hasil RC rasio melebihi nilai 1 maka usaha yang dijalankan efisien,
sebaliknya bila nilai RC rasio kurang dari 1 maka usaha tersebut tidak efisien. Semakin tinggi RC rasio maka semakin efisien usahatani yang dijalankan.
Secara jelas tahapan perhitungan pendapatan usaha paprika hidroponik dapat dilihat pada Tabel 3 di bawah ini.
Tabel 3. Tahapan perhitungan Analisis Struktur Biaya dan Pendapatan Usahatani Paprika Hidroponik di PT. ABBAS Agri, PT. JORO, dan
PT. THA Dalam Luasan 1.800 m² Untuk Satu Periode Tanam
Komponen PT. ABBAS Agri
PT. JORO PT. THA
Rp Rp
Rp A. Total penerimaan
Total produksi Kg
Harga satuan produksi
B. Biaya variabel
Benih Plastik slap
Polybag Arang sekam
Pestisida Nutrisi
Gaji pegawai operasional Biaya listrik telepon
Biaya pemeliharaan
C. Total biaya variabel D. Biaya tetap
Penyusutan greenhouse Penyusutan sarana irigasi
Gaji pegawai pemasaran Sewa lahan
E. Total biaya tetap F. Total Biaya
C + E
G. Pendapatan atas biaya total
A – F
H. Nilai RC atas total biaya
A : F
4.3.2. Tingkat Persaingan Usaha Paprika Hidroponik
Penilaian tingkat persaingan usaha paprika hidroponik dilakukan dengan membandingkan tingkat harga jual PT. ABBAS Agri dengan dua produsen
pesaing lainnya. Selain itu dilihat juga biaya rata-rata dari masing-masing perusahaan. Penentuan apakah suatu perusahaan mampu bersaing secara
kompetitif di pasar dapat menggunakan tabel perbandingan, kurva penawaran- permintaan serta biaya.
Tabel perbandingan menunjukkan tentang hasil usaha paprika yaitu dari sisi biaya yang dikeluarkan oleh tiap-tiap perusahaan penghasil paprika dan
perbandingan dari sisi harga jualnya di pasar untuk satu periode tanam. Dari hasil perbandingan ini maka akan terlihat apakah PT. ABBAS Agri dapat
bersaing secara kompetitif atau tidak terhadap para pesaing lainnya yang menjual komoditi paprika. Tabel perbandingan harga jual dan biaya produksi
dapat dilihat pada Tabel 4. Kurva penawaran-permintaan dan biaya dibuat untuk memperjelas tingkat persaingan dan membandingkan harga jual dan biaya rata-
rata dari masing-masing produsen penghasil paprika secara bersamaan.
Tabel 4. Perbandingan Biaya Produksi dan Tingkat Harga di Masing-Masing Produsen Paprika Dalam Luasan 1.800 m² Untuk Satu Periode
Tanam Keterangan
PT. ABBAS Agri PT. JORO PT. THA
Nilai Rata-Rata
Biaya Produksi Harga Jual Paprika
4.4. Tahapan – Tahapan Analisa
Penelitian ini terdiridari beberapa tahapan analisa. Tahapan pertama adalah melihat ukuran dari usaha yang dilakukan. Salah satu ukuran penampilan
usaha adalah ukuran pendapatan. Pendapatan usahatani paprika dapat diukur berdasarkan atas biaya variabel dan biaya tetap
Setelah menganalisis pendapatan petani, selanjutnya adalah mengukur tingkat efisiensinya. Salah satu ukuran efisiensi adalah penerimaan untuk tiap
rupiah yang dikeluarkan revenue cost ratio. Analisis RC rasio ini digunakan untuk melihat keuntungan relatif dari suatu cabang usahatani lain berdasarkan
perhitungan finansial. Analisis RC rasio akan diuji untuk melihat seberapa jauh nilai rupiah yang dipakai dalam kegiatan cabang usaha yang bersangkutan dapat
memberikan sejumlah nilai penerimaan sebagai manfaatnya. Paprika merupakan salah satu komoditas hortikultura yang masih
mempunyai peluang besar untuk dibudidayakan di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari belum terpenuhinya permitaan pasar terhadap paprika. Dengan melihat
adanya peluang tersebut, saat ini mulai banyak perusahaan-perusahaan baru yang mulai berkecimpung pada usaha paprika hidroponik. Banyaknya
perusahaan-perusahaan baru tersebut menyebabkan terjadinya persaingan harga antar produsen paprika. Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis tingkat
persaingan yaitu dari tingkat harga jual paprika antara PT. ABBAS Agri dengan produsen-produsen lainnya.
Tahapan terakhir dilakukan analisis struktur biaya produksi pada tingkat biaya rata-rata dan melihat tingkat persaingan dari segi harga jual paprika
hidroponik adalah menarik kesimpulan. Hasil kesimpulan yang diperoleh dari penelitian yang dilakukan selanjutnya direkomendasikan kepada pihak
perusahaan sebagai bahan masukan untuk pengembangan usaha yang sesuai dengan kondisi perusahaan.
BAB V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
5.1. Sejarah Perusahaan