Tujuan Penelitian Deskripsi Sayuran Paprika

ini menyebabkan terjadinya variasi harga jual dari masing-masing produsen paprika di pasar. PT. ABBAS Agri juga menetapkan harga jual paprika yang berbeda dengan produsen-produsen paprika lainnya, bahkan berbeda dengan harga di pasar swalayan dan pasar tradisional. Disisi lain PT. ABBAS Agri harus dapat mengefisiensikan biaya termasuk biaya investasi dan produksi agar produk paprika yang dihasilkan dapat bersaing dari segi harga dan tetap bertahan di pasaran. Dengan melihat fenomena yang dihadapi ini, apakah usaha paprika hidroponik di PT. ABBAS Agri dapat bersaing dari sisi harga jual dan biaya produksi di pasaran paprika ?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang telah disebutkan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah : 1. Menganalisis struktur biaya di PT. ABBAS Agri. 2. Menganalisis tingkat persaingan usaha paprika hidroponik di PT. ABBAS Agri dengan perusahaan pesaing dari sisi harga jual dan biaya produksinya. 1. 4. Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan penelitian ini bagi pengusaha adalah untuk memberikan informasi dan gambaran yang bermanfaat mengenai usaha paprika dengan teknologi hidroponik. Bagi penentu kebijaksanaan sebagai bahan pertimbangan untuk memperbaiki keadaan yang ada dalam rangka pengembangan usaha khususnya paprika. Sedangkan bagi penulis sendiri penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengalaman dan latihan dalam menerapkan ilmu-ilmu yang dipelajari selama ini. Selain itu, penelitian ini diharapkan juga dapat memberikan informasi kepada pihak yang berkepentingan den sebagai bahan pertimbangan untuk penelitian selanjutnya. BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Deskripsi Sayuran Paprika

Paprika bukan tanaman asli Indonesia, tetapi berasal dari negara Amerika. Paprika merupakan salah satu jenis cabai yang sering disebut cabai manis atau sweet paper Prihmantoro dan Indriani,1999. Tanaman paprika ini memiliki nama ilmiah Casicum annum var. Grossum atau sering disingkat dengan Capsicum grossum . Capsicum grossum sendiri memiliki banyak varietas antara lain varietas typicum, Goldflame, pyramidale, Spartacus,, grossum, longum, dan lain-lain. Jenis varietas yang digunakan di PT. ABBAS Agri adalah varietas Spartacus F1 dan varietas Goldflame F1. Untuk jenis Spartacus pada saat matang siap panen akan berwarna merah, sedangkan untuk jenis Goldflame akan menjadi warna kuning. Paprika berwarna hijau diambil dari kedua jenis paprika tersebut di atas sebelum buahnya berubah warna matang 90 persen dari hijau ke merah atau hijau ke kuning. Rasa dan aroma buah paprika ini berbeda dengan jenis cabai lainnya . Bau pedasnya menusuk tetapi rasa pedasnya tidak ada sama sekali. Malah timbul rasa manis sedikit. Selain itu kandungan gizi yang dibutuhkan oleh manusia juga terdapat pada sayuran paprika ini. Kandungan gizi untuk setiap 100 gr paprika dapat dilihat pada Tabel 2. Oleh karena itu di negara-negara barat paprika banyak dikonsumsi yang dikenal dengan sebutan sweet pepper. Sayuran paprika berbeda dengan cabai lainnya seperti cabai rawit, cabai keriting, dan cabai besar. Ini dikarenakan tanaman paprika tumbuh lebih kompak dan besar. Bentuk daunnya lebih besar dan berwarna hijau gelap. Selain itu juga bentuk buahnya sangat unik karena mirip cabai besar bahkan seperti tomat, tetapi lebih bulat, pendek, dan tampak seperti genta bel dengan permukaan bergelombang besar atau bersegi-segi yang jelas. Tabel 2. Kandungan Gizi Paprika Untuk Setiap 100 gr Komponen Paprika Protein Lemak Karbohidrat Ca Fe P K Vitamin A Vitamin C Vitamin B1 Vitamin B2 Niacin 0,90 gr 0,30 gr 4,40 gr 7,00 mg 0,40 mg 22,00 mg 11,00 mg 22,00 IU 160,00 mg 540,00 mg 0,20 mg 0,40 mg Sumber : Prihmantoro dan Indriani,1999 Dikarenakan paprika bukan tanaman asli Indonesia sehingga diperlukan kondisi tertentu yang mirip dengan daerah asalnya untuk pertumbuhan yang baik. Faktor lingkungan yang menjadi syarat tumbuh paprika adalah tanah atau media tumbuh, suhu, air, intensitas cahaya, dan kelembapan. Ketinggian yang baik untuk pertumbuhan tanaman paprika berkisar antara 500–1.500 m dari permukaan laut. Maka tanaman paprika cocok ditanam di daerah dataran tinggi seperti, Cipanas, Sukabumi, Garut, Cisarua, Cianjur, Brastagi, dan Lembang. Tanah atau media tanam yang baik untuk pertumbuhan paprika adalah yang cukup subur, gembur, kaya akan bahan organik atau humus, bereaksi baik dan tingkat keasaman tanah antara 5,5–6,5. Apabila tanah yang akan ditanami terlalu asam maka pemberian kapur harus dilakukan agar pH tanah menjadi sesuai dengan yang diinginkan oleh tanaman. Paprika tidak menuntut suhu yang cukup tinggi, tanaman ini dapat tumbuh dengan baik pada kisaran suhu antara 16–25 o C. Tanaman paprika sangat responsif terhadap pemberian air. Kebutuhan tanaman paprika dewasa akan air dalam satu hari rata–rata 0,5 liter. Meskipun demikian kebutuhan tersebut tergantung pada keadaan suhu, kelembapan, dan sirkulasi udara di sekitar tanaman. Dengan memperhatikan syarat tumbuh di atas diharapkan dapat menghasilkan produksi yang baik seperti paprika yang ditanam di tempat asalnya. Kondisi permintaan paprika masih lebih besar dibandingkan dengan produksinya. Hal ini membawa peluang bagi para investor baru maupun petani dengan sumberdaya yang mencukupi untuk memasuki usaha budidaya paprika. Jaringan pemasaran didominasi oleh jaringan ritel terkemuka dengan pangsa pasar golongan menengah keatas. Paprika masih jarang ditemui pada pasar tradisional dan pemakaian paprika secara meluas oleh masyarakat belum banyak ditemui. Hal inilah yang menjadikan paprika merupakan komoditi yang eksotis di dalam negeri. Produksi paprika di dalam negeri didominasi oleh pengusaha–pengusaha besar, sangat jarang ditemui petani kecil yang membudidayakan paprika. Kondisi ini dikarenakan pembudidayaan paprika memerlukan investasi awal yang sangat besar dan teknik budidaya hidroponik yang memerlukan keahlian khusus. Kedua hal tersebut menyebabkan para petani kecil tidak dapat membudiyakan paprika secara hidroponik.

2.2. Pengertian dan Keunggulan Teknologi Hidroponik