Wadah Nutrisi atau Pupuk Pemupukan dan Penyiraman Fertigasi

b. Wadah

Wadah persemaian menggunakan tray plastik yang berukuran 30 cm x 24 cm x 5 cm. Untuk wadah pembibitan digunakan polybag kecil berukuran 30 cm x 30 cm, namun untuk wadah penanaman menggunakan polybag besar berukuran 50 cm x 40 cm.

c. Nutrisi atau Pupuk

Banyak formulasi pupuk untuk bertanam paprika secara hidroponik. Masing-masing formulasi mempunyai susunan dan aplikasi yang berbeda sesuai dengan keadaan ekonomi dan daerah penanaman. Nutrisi atu pupuk yang digunakan oleh PT.ABBAS Agri adalah pupuk bermerek JORO AB Mix dengan mengandung berbagai formulasi. Formulasi ini dibagi menjadi dua stok yaitu stok A dan stok B. Masing-masing stok terdiri dari unsur-unsur sebagai berikut : • Stok A : NO 3 -, Nha 4 -, Ca ++ dan Fe • Stok B : H 2 PO 6 -, SO 4 -, K + , Mn, B, Cu, dan Mo Keterangan : NO 3 - : Amoniak Nitrat SO 4 - : Sulfat Nha 4 - : Amonium K + : Kalsium Ca ++ : Calsium B : Borium Fe : Ferum Mn : Mangan H 2 PO 6 - : Dihidrogen Fosfat Cu : Cuprum Mo : Moliddin Pemisahan stok tersebut dimaksudkan agar pada masing-masing larutan tidak terjadi reaksi kimia yang dapat merugikan, sebab larutan tersebut mempunyai konsentrasi yang sangat peka. Masing-masing stok dilarutkan dalam 90 liter air lalu disimpan di drum plastik yang masing-masing sudah diberi tanda A dan B yang berkapasitas 100 liter, kemudian disimpan di tempat terlindung.

d. Pemupukan dan Penyiraman Fertigasi

Pemupukan dan penyiraman fertigasi pada budidaya sistem hidroponik umumnya dilakukan secara bersamaan. Teknik fertigasi bisa dilakukan dengan manual atau sistem irigasi tetes Drip Irigation System. Penyiraman secara manual umumnya dilakukan pada saat pembibitan dengan menggunakan hand sprayer. Adapun untuk irigasi tetes dilakukan pada saat penanaman dengan menggunakan beberapa alat yang terdiri dari pompa penarik air dari dalam tanah, pompa distribusi larutan hara, pompa pengaduk, tangki penampung, larutan hara, filter atau penyaring, pipa PE Polyetilen besar, selang dripper, dan stik. Penyiraman diawali dari penarikan sumber air dan tanah oleh pompa, lalu ditampung didalam tangki penampung hara yang umumnya berkapasitas 1000 liter, air dalam tangki tersebut kemudian dicampur dengan larutan har. Kemudian dari tangki ini larutan hara dialirkan ke pompa pengaduk. Selanjutnya, larutan hara dipompa kedalam penyaring filter untuk didistribusikan ke tanaman melalui pipa-pipa penyalur yang bercabang-cabang. Setiap cabang merupakan pipa lateral yang terletak di sisi bedengan. Akhirnya, dari pipa lateral ini larutan hara dialirkan ke selang dripper berujung stick yang ditancapkan dimasing- masing polybag penanaman. Permukaan pompa harus lebih rendah daripada permukaan tanah dibedengan. Hal ini dimaksudkan agar lebihan larutan dalam pipa saluran irigasi dapat kembali dengan sendirinya tanpa bantuan pompa. Selain itu, sisa larutan hara tidak mengendap atau mengkristal sehingga dapat menyumbat pipa. Gambar dari instalasi nutrisi sistem irigasi tetes dapat dilihat pada Lampiran 6.

2. Persemaian dan Pembibitan

Awal persemaian, benih yang berkualitas baik direndam terlebih dahulu selama satu jam dengan air hangat yang dicampur dengan larutan fungisida yaitu ridomil dengan perbandingan dosis 1 : 3. Hal ini bertujuan untuk mencegah pembusukan akar dan batang serta menghentikan masa istirahat dormansi benih. Perendaman tersebut selesai ditandai dengan terendamnya semua benih. Selama menunggu masa perendaman benih, dilakukan perendaman pada media semai rockwool ke dalam air hingga berkapasitas lapang, jenuh kemudian ditiriskan hingga kandungan airnya mencapai 30 persen. Selanjutnya meletakan benih ke media semai yaitu rockwool dengan menggunakan alat bantu berupa pinset. Peletakkan benih ke dalam media semai harus dengan posisi titik tumbuh akar berada dibawah, hal tersebut dilakukan bertujuan agar pertumbuhan akan tumbuh dengna normal. Selain itu, posisi benih jangan terlalu dalam. Perlakuan selanjutnya adalah menaruh benih-benih yang telah disemai ke ruang gelap. Maksudnya adalah menutup media semai dengan plastik hitam atau mulsa dan ditaruh didalam ruangan yang suhunya sekitar 25-30 C dan kelembabannya sekitar 70-85 persen. Agar suhu tetap konstan didalam ruangan maka diberi bantuan dengan lampu pijar. Penyimpanan benih paprika di dalam ruangan selama sembilan hari. Sembilan hari kemudian, benih dikelaurkan dari ruangan lalu dipindahkan ke green house pembibitan. Gambar hasil penyemaian paprika dapat dilihat pada Lampiran 7. Sebelum dipindahkan, bibit didiamkan selama satu jam. Hal ini dilakukan agar bibit dapat beradaptasi dengan lingkungan luar yang ditandai dengan perubahan warna pada bibit. Kemudian bibit direndam dengan larutan fungisida dengan dosis satu liter per satu liter air murni. Hal ini bertujuan untuk mencegah serangan serangga dan menghindari pembusukan akar dan batang. Arang sekam dalam polybag pembibitan disiram air hingga berkapasitas lapang jenuh kemudian ditiriska sampai kandungan airnya mencapai 30 persen. Hal tersebut dilakukan agar media tersebut mengandung air sehigga akan merangsang pertumbuhan akar pada bibit. Untuk satu polybag pembibitan dapat digunakan untuk dua bibit, hal tersebut bertujuan untuk efisiensi tempat. Bibit yang akan dimasukan ke dalam polybag disertai dengan media semainya. Apabila hal tersebut tidak dilakukan maka akar-akar bibit akan tercabut dengan dilepasnya media semai. Peletakan bibit pada media pembibitan adalah mengarah vertikal. Selama pembibitan, bibit disiram dengan larutan nuturisi sebanyak 0,5 cc per tanaman. Nutrisi yang digunakan adalah pupuk JORO AB Mix Starter yang berkomposisi rendah. Untuk keseluruhan bibit, penyiraman hanya dilakukan satu kali sehari pada waktu pagi hari. Untuk memacu pertumbuhan bibit, perlu ditambahkan pupuk yang dapat membantu pertumbuhan vegetatif bibit dan untuk pencegahan preventive terhadap serangan serangga. Pupuk ini diberikan ketika bibit berumur 15 hari. Jenis pupuknya adalah biosfer 2000 N dengan dosis dua gram per tanaman. Selain pemberian pupuk, hal yang diperlu dilakukan adalah penjarangan antar bibit. Penjarangan dilakukan agar bibit dapat tumbuh dengan baik dan mendapatkan sinar matahari yang baik untuk pertumbuhannya.

3. Penanaman

Pemindahan tanaman dari green house pembibitan ke green house penanaman dapat dilakukan apabila bibit sudah berumur 28-30 hari dan memiliki 5-7 helai daun serta ketinggian tanaman mencapai 10-15 cm. Sebelum melakukan pemindahan tanaman paprika, terlebih dahulu dipersiapkan media tanam yaitu polybag besar yang berukuran 35 cm x 40 cm yang berisi arang sekam. Selanjutnya media penanaman disiram dengan air yang mengggunakan outlet stick. Setelah media tanam berkapasitas lapang., maka tanaman siap dipindahkan dengan cara meletakkan media pembibitan yang telah dibuka bagian bawah polybag di atas media penanaman. Cara tersebut bertujuan agar akar dari tanaman dapat tumbuh dan menjalar ke media tanam yang telah disiapkan.

4. Pemeliharaan

Salah satu faktor yang turut menentukan keberhasilan pertumbuhan dan perkembangan tanaman adalah pemeliharaan. Pemeliharaan tanaman yang baik selama masa pertumbuhan akan menghasilkan produk yang maksimal dan kualitas buah yang baik. Pemeliharaan yang dilakukan meliputi : Penyiraman Pemeliharaan dilakukan dengan cara penyiraman dan pemupukan, dimana kedua hal tersebut merupakan aspek yang paling penting dalam menanam paprika secara hidroponik. Penyiraman dan pemupukan dilakukan secara bersamaan dengan menggunakan sistem irigasi tetes Drip Irigation System. Pemberian larutan hara dilakukan pada pukul 07.30 sampai 15.00. Frekuensi dan volume penyiraman harus disesuaikan dengan kondisi cuaca, jenis tanaman dan umur tanaman. Pada kondisi normal, larutan hara diberikan setiap jam. Lalu pada kondisi mendung, larutan hara diberikan hanya dua kali atau setiap dua jam sekali. Apabila hari hujan, pemberiannya setiap 3-3,5 jam atau tidak sama sekali. Sebaliknya bila kondisi hari sangat panas pemberian hara dapat dilakukan setiap setengah jam sekali. Cuaca mendung atau hujan udara menyebabkan penguapan berkurang sehingga volume dan frekuensi penyiraman harus dikurangi, karena media menjadi terlalu basah sehingga akar tidak bisa tumbuh dengan baik. Sebaliknya cuaca terik menyebabkan penguapan meningkatkan sehingga tanaman memerlukan tambahan nutrisi. Pemberian larutan hara yang diberikan tergantung umur tanaman dan fase pertumbuhan. Selain itu pula larutan hara yang diberikan pada tanaman perlu dikontrol konduktivitas elektriknya EC agar kapasitasnya atau banyaknya garam-garam mineral yang terlarut dalam air dapat diserap dan berfungsi dengan baik bagi tanaman. Pengecekkan ini dilakukan pada alat yang disebut EC meter. Kenaikan EC pada larutan hara berbanding lurus dengan bertambahnya umur tanaman. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Ukuran Konduktivitas ElektrikEC Larutan Hara Berdasarkan Umur Tanaman Paprika di PT. ABBAS Agri Umur tanaman HST Jumlah EC mscm 1-7 7-13 14-19 20-30 30-40 40-50 50-60 1,7 1,8 1,9 2,1 2,3 2,5 2,7 Keterangan : Hari setelah tanam Ukuran kepekatan larutan hara sumber : PT. ABBAS Agri, 2002 Berdasarkan Tabel 5, pada awal penyiraman yaitu ketika paprika baru berumur satu sampai tujuh hari setelah tanam HTS, nilai konduktivitas elektrik EC atau kepekatan larutan hara akan terus meningkat hingga batas nilai EC sebesar 2,8 mscm yaitu pada umur tanam paprika siap panen 60 HST. Nilai EC sebesar 2,8 ms akan terus bertahan sampai umur teknis tanaman paprika yaitu selama delapan bulan. Apabila terjadi peningkatan EC yang tidak terkontrol biasanya akan berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman. Hal tersebut terjadi karena adanya kristalisasi garam-garam yang tidak terserap oleh tanaman, kemudian terangkut atau diikat oleh arang sekam. Namun demikian, bila EC dalam sekam ini meningkat, biasanya dilakukan penyiraman berlebih pada media tersebut agar terjadi perkolasi dan pencucian sehingga nilai EC bisa turun. Selain nilai EC, hal yang penting diperhatikan adalah nila PH tingkat keasaman. Untuk tingkat PH yang baik di dalam media kurang lebih 5,2, sebab dengan tingkat PH tersebut semua unsur hara yang tersedia di dalam air per media bisa diserap oleh tanaman. Pembentukkan dan Pemilihan Batang Produksi Tanaman paprika yang sudah berumur 14 HST, dari ujung batang utama di atas daun kesepuluh akan muncul tiga sampai empat cabang-cabang sehingga tamanam berbentuk limas. Tidak semua cabang tersebut dibiarkan tumbuh dan berkembang. Cabang tersebut harus dikurangi dengan memilih dua cabang utama saja yang dipelihara. Pemilihan cabang dimaksudkanagar pertumbuhan dan produksi tanaman maksimal sehingga buahnya bermutu baik dan jumlahnya cukup banyak. Cabang yang tidak diinginkan dipotes dengan tangan pada titik percabangannya. Pemotesan dilakukan dengan tangan. Hal ini dimaksudkan agar luka di titik percabangan tersebut seolah-olah terjadi secara alami dan diharapkan cepat pulih kembali. Setelah paprika mempunyai dua cabang utama yang dipelihara, masing-masing cabang itu diajir secara terpisah. Pengajiran Tanaman paprika merupakan jenis tanaman yang tumbuh menyemak. Bila dipelihara secara khusus, tanaman in akan mampu menopang tubuhnya sehingga memerlukan penopang atau penyangga dalam bentuk ajir. Pemberian ajir ini bertujuan agar diperoleh bentuk tanaman yang sesuai dengan kegiatan produksi secara maksimal, terutama dalam efisiensi lahan. Proses pengajiran dimulai pada saat tanaman berumur dua minggu setelah tanam. Ajir yang digunakan terbuat dari benang kasur. Untuk setiap tanaman membutuhkan dua buah ajir karena batang utama yang dipelihara ada dua. Pelilitan dilakukan setiap dua hari sekali pada canang utama. Cara pelilitan yang baik yaitu dengan memutar batang mengikuti tali, bukan tali mengikuti batang. Perlakuan seperti ini bertujuan agar pertumbuhan tanaman tetap mengikuti arah ajir. Pelilitan dilakukan searah jarum jam agar seragam dan mudah dilakukan. Pewiwilan Pewiwilan atau perompesan dilakukan terhadap cabang yang tidak dipelihara, bunga yang telah layu, dan buah yang rusak. Pewiwilan dimaksudkan agar energi yagn dihasilkan oleh tanaman tidak digunakan untuk pertumbuhan tanaman yang tidak diinginkan. Pengendalian Hama dan Penyakit Pengendalian hama dan penyakit pada tanaman merupakan hal penting didalam proses produksi pertanian yang mempunyai peran penting dalam menentukan keberhasilan usahatani. Untuk mngatasi hama dan penyakit maka menggunakan obat-obatan seperti curacron, agristik, convidor, rubrigan, score dan decis. Beberapa hama dan penyakit sering menyerang tanaman paprika antara lain :

a. Thripis