4. Biaya Tetap 6. Total Biaya

daerah Loji, Cipanas. Hasil analisis biaya dan pendapatan usaha paprika hidroponik dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Analisis Struktur Biaya dan Pendapatan Usaha Paprika Hidroponik di PT. ABBAS Agri. Keterangan PT. Abbas RP 1. Total Penerimaan 220320000 309.14 Total Produksi Kg 12240 Harga Satuan 18000

2. Biaya Variabel

Benih 1250000 1.75 Plastik Slap Rockwool 1039500 1.46 Polybag 1888000 2.65 Arang Sekam 357500 0.50 Pestisida 3836000 5.38 Nutrisi 8500000 11.93 Gaji Pegawai Operasional 9020000 12.66 Biaya Listrik Telepon 2320000 3.25 Sewa Lahan

3. Total Biaya Variabel 28211000

39.58 4. Biaya Tetap

Penyusutan Green house 20000000 28.06 Penyusutan Sarana Irigasi 1089233.3 1.53 Biaya Pemasaran 21969000 30.82

5. Total Biaya Tetap 43058233.3

60.42 6. Total Biaya

71269233.3 100

7. Pendapatan atas Biaya Total 149050766.7

8. Nilai RC atas Total Biaya 3.09

Sumber : Data Primer Keterangan : Persentase terhadap total biaya

A. Penerimaan Usaha Paprika Hidroponik

Komponen – komponen penerimaan pada usaha paprika hidroponik di PT. ABBAS Agri diperoleh dari total produksi yang dihasilkan selama satu periode tanam dikalikan dengan harga rata – rata yang diterima dari semua kualitas dan warna yang dihasilkan pada saat penelitian berlangsung yaitu sebesar 18.000 per Kg. Produktivitas per tanaman yang dihasilkan sebesar 3 Kg. Populasi tanaman per 1.800 m² sebanyak 4.080 tanaman. Berdasarkan uraian tersebut maka total produksi yang dihasilkan per 1.800 m² untuk satu periode tanam sebanyak 12.240 Kg. Sehingga total penerimaan yang diperoleh adalah 12.240 Kg dikalikan dengan harga jual Rp 18.000 sama dengan Rp 220.320.000. Dengan asumsi produksi terjual 100 persen.

B. Biaya – Biaya Usaha Paprika Hidroponik

Biaya – biaya yang dikeluarkan selama satu periode tanam di PT. ABBAS Agri dibedakan kedalam dua komponen biaya. Kedua biaya tersebut adalah biaya variabel dan biaya tetap. Biaya variabel adalah biaya yang jumlahnya akan bertambah apabila ingin menambah jumlah output yang dihasilkan. Komponen biaya – biaya variabel pada usaha paprika hidroponik meliputi biaya sarana produksi untuk pembelian benih, nutrisi AB Mix, pestisida, arang sekam, rockwool, polybag, gaji pegawai operasional, dan biaya listrik serta biaya telepon. Kebutuhan benih di PT. ABBAS Agri dipenuhi dengan membeli dari salah satu pemasok bahan baku pertanian hidroponik yaitu PT. JORO. Benih tersebut berasal dari luar negeri impor yaitu dari perusahaan De Ruiter Seeds B.V. Selain benih PT. ABBAS Agri juga membeli sarana produksi lainnya seperti rockwool, stik, dan lain-lainnya. Biaya yang dikeluarkan untuk pembelian benih sebesar Rp 1.250.000 atau 1,75 persen dari total biaya. Penggunaan polybag memerlukan biaya sebesar Rp 1.888.000 atau 2,65 persen dari total biaya. Tanaman dibudidayakan pada media tanah dan arang sekam karena biayanya relatif murah dibandingkan dengan media tanam lmport. Biaya yang dikeluarkan untuk arang sekam sebesar Rp 357.500 atau 0,50 persen dari total biaya. Biaya untuk pembelian rockwool sebesar Rp 1.039.500 atau 1,46 persen dari total biaya. Dan untuk biaya pembelian nutrisi adalah sebesar Rp 8.500.000 atau 11,93 persen dari biaya total. Alokasi tersebesar dari seluruh biaya variabel adalah biaya untuk gaji pegawai operasional yaitu sebesar Rp 9.020.000 atau 12,66 persen dari total biaya. Selain biaya-biaya di atas ada biaya yang dikeluarkan untuk budidaya paprika hidroponik yaitu biaya pestisida. Khusus untuk penggunaan biaya pestisida ini jumlahnya tidak selalu sama di setiap tahunnya. Penggunaan pestisida sisesuaikan dengan hama dan penyakit yang menyerang paprika pada saat tanam. Pembelian pestisida selama penelitian berlangsung memerlukan biaya sebesar Rp 3.836.000 atau 5,38 persen dari total biaya. Lahan yang digunakan untuk kegiatan budidaya adalah lahan milik pribadi, sehingga pemilik tidak perlu mengeluarkan biaya sewa lahan Pengeluaran untuk biaya listrik dan telepon selama satu periode tanam sebesar Rp 2.320.000 atau 3,25 persen dari total biaya. Walaupun harus membayar beban listrik yang cukup besar untuk sistem irigasi tetes, tetapi penggunaan teknologi irigasi tetes ini cukup efisien dibandingkan dengan pola penyiraman manual. Penggunaan irigasi tetes ini lebih mudah untuk dikerjakan, dapat menghemat tenaga kerja, penggunaan nutrisi, waktu, dan dapat meningkatkan produktivitas pertanaman dan lain sebagainya. Biaya yang dikeluarkan selain biaya variabel dalam proses budidaya paprika hidroponik adalah biaya tetap. Biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya tidak tergantung atas besar kecilnya kuantitas produksi yang dihasilkan. Komponen-komponen biaya tetap tersebut antara lain biaya penyusutan investasi green house, biaya penyusutan sarana irigasi tetes, dan biaya kantor pemasaran. Nilai penyusutan dihitung berdasarkan metode penyusutan garis lurus atau rata-rata, yaitu nilai pembelian dikurangi taksiran nilai sisa dibagi umur ekonomis. Nilai akhir untuk green house dianggap nol karena dianggap tidak laku lagi untuk dijual kembali setelah digunakan. Sedangkan untuk sarana irigasi tetes masih mempunyai nilai akhir yaitu sebesar Rp 1.000.000. Nilai penyusutan untuk greenhouse sebesar Rp 20.000.000 atau 28,06 persen dari biaya total. Konstruksi green house yang digunakan oleh PT. ABBAS Agri adalah green house yang terbuat dari kayu dengan umur ekonomis 7 tahun. Biaya yang dikeluarkan untuk sarana irigasi tetes adalah 1,53 persen dari biaya total atau Rp 1.089.233,3. Irigasi tetes ini mempunyai umur ekonomis sekitar 10 tahun. Komponen biaya terakhir adalah biaya kantor pemasaran yang merupakan persentasi biaya terbesar dari seluruh total biaya tetap yaitu sebesar 30,82 persen dari biaya total atau Rp 21.969.000. C. Pendapatan Usaha Paprika Hidroponik dan Nilai RC Ratio. Kegiatan usaha paprika hidroponik di PT. ABBAS Agri dinilai dari hasil pendapatannya. Pendapatan usaha paprika merupakan selisih antara penerimaan dengan pengeluaran usaha paprika. Pendapatan atas biaya total yang dihasilkan dari usaha paprika hidroponik di PT.ABBAS Agri adalah sebesar Rp 149.050.766,7. Nilai pendapatan tersebut menunjukkan bahwa usaha paprika hidroponik di PT. ABBAS Agri menguntungkan untuk dilaksanakan. Selain dilihat dari nilai pendapatan dapat juga dilihat efisiensinya dengan membandingkan nilai penerimaan dengan biaya yang dikeluarkan selama satu periode tanam yaitu nilai RC rationya. Nilai RC ratio atas biaya total adalah 3,09 artinya setiap pengeluaran biaya sebesar Rp 100 akan menghasilkan penerimaan sebesar Rp 309. Berdasarkan nilai RC ratio tersebut maka usaha paprika di PT. ABBAS Agri efisien untuk dilakukan yaitu dilihat dari nilai RC ratio yang lebih besar dari satu. 7.1. 2. Analisis Usaha Paprika Hidroponik di PT. JORO Analisis pendapatan usaha paprika menunjukkan struktur biaya yang dikeluarkan dan penerimaan yang diperoleh dari usaha paprika hidroponik di PT. JORO per 1.800 m² untuk satu periode tanam yaitu delapan bulan. PT. JORO merupakan salah satu perusahaan penghasil paprika dan menjual berbagai macam sarana produksi pertanian khususnya untuk budidaya hidroponik. Kebun produksi PT. JORO terletak di desa Cigugurgirang, Bandung dan salah satu kantor pemasaran terletak di daerah Ciawi Bogor. Hasil analisis biaya dan pendapatan usaha paprika hidroponik dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Analisis Struktur Biaya dan Pendapatan Usaha Paprika Hidroponik di PT. JORO. Keterangan PT. Joro Rp 1. Total Penerimaan 168750000 288.08 Total Produksi Kg 11250 Harga Satuan 15000

2. Biaya Variabel

Benih 1375000 2.35 Plastik Slap 450000 0.77 Rockwool Polybag 2048000 3.50 Arang Sekam 1980000 3.38 Pestisida 3507000 5.99 Nutrisi 9350000 15.96 Gaji Pegawai Operasional 8640000 14.75 Biaya Listrik Telepon 1600000 2.73 Sewa Lahan 3600000 6.14

3. Total Biaya Variabel 32550000

55.57 4. Biaya Tetap