Pembelajaran Matematika Landasan Teori

1 Hilgard 1962: 252: . . . as the process by which an activity originates or is changed through responding to a situation. 2 Morgan 1961: 187: Learning is any relatively permanent change in behavior that is a result of past esperience. Konsep tentang belajar mengandung tiga unsur utama, yaitu: 1 belajar berkaitan dengan perubahan perilaku. 2 perubahan perilaku itu terjadi karena didahului oleh proses pengalaman. 3 perubahan perilaku karena belajar bersifat relatif permanen Anni, 2007: 2-3. Belajar dan mengajar merupakan dua konsep yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Belajar dan mengajar merupakan sebuah proses dimana terjadi interaksi antara peserta didik dengan guru dan antarpeserta didik dalam sebuah pengajaran. Belajar menunjuk pada apa yang harus dilakukan seseorang sebagai subjek yang menerima pelajaran sasaran didik, sedangkan mengajar menunjuk pada apa yang harus dilakukan oleh guru sebagai pengajar.

2.1.2 Pembelajaran Matematika

Pembelajaran menurut Suyitno 2007: 1 adalah ”upaya menciptakan iklim dan pelayanan terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat, dan kebutuhan peserta didik yang beragam agar terjadi interaksi optimal antara guru dengan peserta didik serta antara peserta didik dengan peserta didik.” Berdasarkan arti pembelajaran, maka definisi pembelajaran matematika sebagai berikut. Suatu proses atau kegiatan guru mata pelajaran matematika dalam mengajarkan matematika kepada para peserta didiknya, yang di dalamnya terkandung upaya guru untuk menciptakan iklim dan pelayanan terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat dan kebutuhan peserta didik tentang matematika yang amat beragam agar terjadi interaksi optimal antara peserta didik dengan peserta didik dalam mempelajari metematika tersebut Suyitno, 2007: 2. Pembelajaran matematika merupakan suatu proses yang berpatokan pada pembelajaran ilmu eksak yang mempelajari tentang penghitungan-penghitungan yang digunakan di dalam kehidupan sehari-hari. Matematika juga merupakan suatu fakta yang digunakan oleh setiap lapisan masyarakat dan berbagai bidang ilmu. Oleh sebab itu, dalam pembelajaran matematika, potensi yang dimiliki oleh peserta didik hendaknya dapat dikembangkan, salah satunya melalui pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Berdasarkan hal tersebut, maka model pembelajaran sangat diperlukan agar pembelajaran dapat berlangsung lebih efektif dan lebih efisien sehingga tercapai tujuan yang lebih optimal. Menurut Mager dalam Hamzah, 2008: 35 memberikan pengertian tujuan pembelajaran sebagai “perilaku yang hendak dicapai atau yang dapat dikerjakan oleh peserta didik pada kondisi dan tingkat kompetensi tertentu”. Guru harus menyadari apa yang sebaiknya dilakukan untuk menciptakan suatu kondisi belajar yang dapat mengantarkan peserta didik ke tujuan pembelajaran. Selain itu, guru harus menciptakan suasana yang menyenangkan bagi semua peserta didik. Suasana yang tidak menyenangkan biasanya mendatangkan kegiatan belajar mengajar yang kurang harmonis. Peserta didik merasa gelisah, tidak nyaman, dan tidak memperhatikan pelajaran. Kondisi ini tentu menjadi kendala yang serius bagi tercapainya tujuan pembelajaran.

2.1.3 Hasil Belajar Matematika

Dokumen yang terkait

Perbedaan hasil belajar biologi siswa antara pembelajaran kooperatif tipe stad dengan metode ekspositori pada konsep ekosistem terintegrasi nilai: penelitian quasi eksperimen di SMA at-Taqwa Tangerang

0 10 192

Peningkatan Hasil Belajar Biologi Siswa dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Konsep Jaringan Tumbuhan (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas XI IPA MA Jamiyyah Islamiyah Pondok Aren Tangerang Tahun Ajaran 2012-2013)

1 6 287

Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan teknik Student Teams Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan hasil belajar fiqih di MTs Nurul Hikmah Jakarta

0 9 145

Penerapan model pembelajaran kooperatif student teams achievement division dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih: penelitian tindakan kelas VIII-3 di MTs Jami'yyatul Khair Ciputat Timur

0 5 176

The Effectiveness Of Using The Student Teams Achievement Divisions (STAD) Technique Towards Students’ Understanding Of The Simple Past Tense (A Quasi-Experimental Study at the Eighth Grade Students of SMP Trimulia, Jakarta Selatan)

1 8 117

Komparasi hasil belajar metode teams games tournament (TGT) dengan Student Teams Achievement Division (STAD) pada sub konsep perpindahan kalor

0 6 174

The effectiveness of using student teams achievement division (stad) technique in teaching direct and indirect speech of statement (A quasi experimental study at the eleventh grade of Jam'iyyah Islamiyyah Islamic Senior high scholl Cege)

3 5 90

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) dalam meningkatkan hasil belajar akidah akhlak: penelitian tindakan kelas di MA Nihayatul Amal Karawang

0 10 156

Applying Student Teams Achievement Division (STAD) Technique to Improve Students’ Reading Comprehension in Discussion Text. (A Classroom Action Research in the Third Grade of SMA Fatahillah Jakarta)

5 42 142

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Student Teams Achievement Division dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih (Penelitian Tindakan Kelas VIII-3 di Mts. Jam'yyatul Khair Ciputat Timur)

0 5 176