ulangan, danatau penugasan untuk mengukur aspek kognitif peserta didik Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan Pasal 64 ayat 3.
Pada tingkat SMP, menurut KTSP PKn dipandang sangat penting untuk diajarkan sebagai mata pelajaran tersendiri, Karena :
1. selain memberikan bekal ilmu kepada siswa, mata pelajaran PKn dapat pula untuk menumbuhkan kemampuan berfikir yang berguna untuk memecahkan
masalah dalam kehidupan sehari-hari. 2. mata pelajaran PKn perlu diajarkan untuk tujuan yang lebih khusus, yaitu:
1 Pemahaman akan hak dan kewajiban diri sebagai warga negara, 2 Perilaku berkepribadian, yaitu berbagai bentuk perilaku sebagai
penerjemahan dimilikinya ciri-ciri kepribadian warga negara Indonesiaā€¯.
Pembelajaran PKn, dilakukan dengan cara belajar kelompok salah satunya dengan menggunakan
model pembelajaran
bermain peran
untuk menumbuhkan kemampuan berfikir, bekerja sama, dan bersikap ilmiah serta berkomunikasi yang
merupakan aspek penting sebagai kecakapan hidup.
2.4 Hakekat Pelajaran PKn
Tujuan pembelajaran PKn adalah untuk membentuk watak atau karakteristik warga negara yang baik, sedangkan tujuan pembelajaran mata pelajaran PPKn
adalah:
1. mampu berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi persoalan hidup maupun isu kewarganegaraan di negaranya.
2. mau berpartisipasi dalam segala bidang kegiatan, secara aktif dan bertanggungjawab, sehingga bisa bertindak secara cerdas dalam semua
kegiatan, dan 3. bisa berkembang secara positif dan demokratis, sehingga mampu hidup
bersama dengan bangsa lain di dunia dan mampu berinteraksi serta mampu memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dengan baik.
4. pembangunan budaya dan karakter bangsa cultural and character building merupakan komitmen nasional yang telah lama tumbuh dan berkembang
dalam kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia. Dalam berbagai dokumen sejarah politik dan ketatanegaraan, telah tercatat bahwa
pembangunan budaya dan karakter bangsa merupakan salah satu kehendak para pendiri Negara founding fathers yang perlu dilaksanakan secara
berkesinambungan, seperti misalnya teks yang terdapat dalam naskah Sumpah Pemuda, naskah Proklamasi, naskah Pembukaan UUD 1945, serta
yang tercermin dalam lagu kebangsaan Indonesia Raya dan lagu-lagu perjuangan lainnya.
Jadi pembangunan budaya dan karakter bangsa merupakan komitmen bersama bangsa Indonesia yang harus dilaksanakan dalam hidup bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara. Pembangunan budaya dan karakter bangsa akan semakin penting ketika bangsa Indonesia mulai memasuki era globalisasi yang penuh dengan
tantangan. Pengaruh peradaban bangsa asing yang dibawa oleh arus globalisasi
secara terus menerus mempengaruhi perilaku dan mentalitas bangsa Indonesia. Ketika menjelang proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia, hampir semua
wargabangsa Indonesia cenderung mengutamakan kepentingan bersama bangsa Indononesia daripada kepentingan pribadi dan kelompok, golongan, suku, agama,
dan daerah. Semangat nasionalisme membara didada sebagian besar bangsa Indonesia dengan konsentrasi satu tujuan yaitu merebut dan mempertahankan
kemerdekaan. Hal ini berbeda dengan kondisi terkini, dimana budaya dan karakter bangsa lain banyak mempengaruhi karakter dan mentalitas bangsa Indonesia,
terutama sebagai dampak dari pengaruh modernisasi dan globalisasi.
2.5 Hasil Belajar
Budianto 2010: 102 menjelaskan kategori pada dimensi proses kognitif merupakan pengklasifikasian proses kognitif siswa secara komprehensif yang
terdapat dalam tujuan di bidang pendidikan. Kategori kategori tersebut antara lain: 1.
C1 mengingat, yaitu mengambil pengetahuan dari memori jangka panjang. Kategori tersebut adalah: Mengenali mengidentifikasi yaitu menempatkan
pengetahuan dalam memori jangka panjang sesuai dengan pengetahuan tersebut, mengingat kembali mengambil yaitu mengambil pengetahunan
dari pengalaman belajar. 2.
C2 memahami, yaitu mengkontruksi makna dari materi pembelajaran, termasuk apa yang diucapkan, ditulis,dan digambar oleh guru. Kategorinya
antara lain: Manafsirkan mengklarifikasi, memparafrasakan, merepresentasi, menerjemahkan yaitu mengubah satu bentuk gambaran menjadi bentuk lain,
mencontohkan mengilustrasikan, memberi contoh yaitu menemukan contoh