Penerapan Model Bermain peran dalam pembelajran

5. memerankan sesuai naskah 6. diskusi dan evaluasi 7. pemeranan ulang 8. diskusi dan evaluasi kedua 9. membagi pengalaman dan menarik generalisasi. Berdasarkan kutipan pendapat di atas, aktivitas membuka pelajaran pada hakikatnya merupakan upaya guru menarik perhatian siswa, menimbulkan motivasi, member acuan, dan membuat keterkaitan. Menarik perhatian siswa dapat dilakukan antara lain dengan gaya mengajar, penggunaan alat-bantu mengajar, dan pola interaksi yang bervariasi. Kemampuan melaksanakan proses pengajaran menunjuk kepada sejumlah aktivitas yang dilakukan oleh guru ketika ia menyajikan bahan pelajaran. Pada tahap ini berlangsung interaksi antara guru dengan siswa, antarsiswa, dan antara siswa dengan kelompok belajarnya. Jika dilihat hakekat dasar pembejajaran yang sederhana cakupan pelaksanaan pengajaran antara lain aspek tujuan pengajaran yang dikehendaki, bahan pelajaran yang disajikan, siswa yang belajar, model mengajar yang digunakan, guru yang mengajar, dan alokasi waktu dalam mengajar.

2.7 Penelitian yang Relevan

Beberapa hasil penelitian yang relevan dengan judul ini antara lain; 1. Suarsana, Wayan Lasmawan volume 3 tahun 2013 melakukan penelitian yang berjudul pengaruh model pembelajaran bermain peran berbantuan asesmen kinerja terhadap hasil belajar IPS dan motivasi berprestasi kelas V SDN Gugus II Laksamana Jembrana. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh model bermain peran berbantuan asesmen kinerja terhadap hasil belajar ips dan motivasi berprestasi kelas V SD. Hasil penelitian menemukan bahwa : 1 terdapat perbedaan hasil belajar 2 terdapat perbedaan motivasi berprestasi 3 terdapat perbedaan hasil belajar dan motivasi berprestasi. 2. Kanti Wilujeng volume 4 tahun 2015 penerapan model pembelajaran bermain peran pada mata pelajaran IPS untuk meningkatkan hasil belajar siswa Kelas IIIB SDN Semboro 01 Kecamatan Semboro Kabupaten Jember. Hasil akhir menunjukkan bahwa pembelajaran IPS dengan model bermain peran dapat meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran IPS siswa kelas IIIB SDN Semboro 01 Kecamatan Semboro Kabupaten Jember. 3. Budhi Utami. volume 4 tahun 2014, melakukan penelitian yang berjudul penerapan model bermain peran pada materi sistem pernapasan terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VIII SMPN 1 Semen Kediri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas dan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA melalui model bermain peran di kelas VIIIB SMP Negeri 1 Semen, Kediri. Hasil penelitian diperoleh dapat meningkatkan aktivitas siswa sebesar 71,8 menjadi 84,6 , sedangkan hasil belajar dengan nilai rata-rata 77,1 menjadi 79,3 pada siklus. 4. Wantiana volume 3 tahun 2010, melakukan penelitian yang berjudul penerapan model pembelajaran bermain peran untuk meningkatkan hasil belajar IPS pada siswa kelas III SDN Kedawung 2 Kabupaten Blitar. Tujuna penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran, penerapan model untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil penelitian mendapatkan bahwa dengan model pembelajaran bermain peran dapat meningkatkan hasl belajar dan aktivitas belajara siswa. 5. Maisaroh, Siti volume 4 tahun 2013 melakukan penelitian yang berjudul penerapan model pembelajaran bermain peran untuk meningkatkan hasil belajar PKn materi sistem pemerintahan pusat di kelas IV SDN Candibinangun 1 Kecamatan Sukorejo Kabupaten Pasuruan. Tujuan penelitaian adalah mendeskripsikan penerapan model pembelajaran, mendeskripsikan dampak model pembelajaran dan memdeskripsikan peningkatan hasil belajar PKn siswa. Hasil penelitian diperoleh bahwa model pembelajaran bermain peran dapat meningkatkan hasil belajar PPKn siswa.

2.8 Kerangka Tindakan

Tujuan PKn adalah untuk membentuk watak atau karakteristik warga negara yang baik. Sedangkan tujuan pembelajaran mata pelajaran PKn adalah mampu berpikir secara kritis, rasional dan kreatif dalam menanggapi persoalan hidup maupun isu kewarganegaraan dinegaranya, mau berpartisipasi dalam segala bidang kegiatan, secara aktif dan bertanggung jawab, sehingga bisa bertindak secara cerdas dalam semua kegiatan, dan bisa berkembang secara positif dan demokratis, sehingga mampu hidup bersama dengan bangsa lain di dunia dan mampu berinteraksi, serta mampu memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dengan baik. Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian pada satuan pendidikan dasar dan menengah merupakan kelompok mata pelajaran yang dimaksudkan untuk meningkatkan kesadaran dan wawasan siswa akan status, hak,