Teori Pembelajaran Bermakna Ausubel

2. Tugas-tugas belajar yang diberikan kepada peserta didik harus sesuai dengan tahap perkembangan dan pengetahuan yang dimiliki oleh peserta didik.

2.1.2.2 Teori Pembelajaran Pemerosesan Informasi Robert Gagne

Robert. M. Gagne 2013: 56, dalam bukunya : The Conditioning of Learning mengemukakan bahwa; Learning is a change in human disposition or capacity, wich persists over a period time, and wich is not simply ascribable to process of growth . Belajar adalah perubahan yang terjadi dalam kemampuan manusia setelah belajar secara terus menerus, bukan hanya disebabkan oleh proses pertumbuhan saja dan Gagne 2013: 57 menyatakan bahwa belajar merupakan seperangkat proses yang bersifat internal bagi setiap individu sebagai hasil transformasi rangsangan yang berasal dari peristiwa eksternal di lingkungan individu yang bersangkutan kondisi. Model proses belajar yang dikembangkan oleh Gagne 2013: 62 didasarkan pada teori pemrosesan informasi, yaitu sebagai berikut: 1. Rangsangan yang diterima panca indera akan disalurkan ke pusat syaraf dan diproses sebagai informasi. 2. Informasi dipilih secara selektif, ada yang dibuang, ada yang disimpan dalam memori jangka pendek, dan ada yang disimpan dalam memori jangka panjang. 3. Memori-memori ini tercampur dengan memori yang telah ada sebelumnya, dan dapat diungkap kembali setelah dilakukan pengolahan. Seperangkat proses yang bersifat internal yang dimaksud oleh Gagne 2013: 64 adalah kondisi internal yaitu keadaan dalam diri individu yang diperlukan untuk mencapai hasil belajar dan terjadinya proses kognitif dalam diri individu Sedangkan kondisi eksternal adalah rangsangan dari lingkungan yang mempengaruhi individu dalam proses pembelajaran. Karena itulah Gagne membuat beberapa rumusan untuk menghubungkan keterkaitan antara faktor internal dan eksternal dalam pembelajaran dalam rangka memaksimalkan tercapainya tujuan pembelajaran. Gagne membuat rumusan yang berisi urutan untuk menimbulkan peristiwa pembelajaran, yaitu : 1. Pembelajaran yang dilakukan dikondisikan untuk menimbulkan minat peserta didik, dan dikondisikan agar perhatian peserta didik terpusat pada pembelajaran sehingga mereka siap untuk menerima pelajaran. 2. Memulai pelajaran dengan menyampaikan tujuan pembelajaran agar peserta didik mengetahui apa yang diharapkan setelah menerima pelajaran. 3. Guru harus mengingatkan kembali konsep yang telah dipelajari sebelumnya. 4. Guru siap untuk menyampaikan materi pelajaran. 5. Dalam pembelajaran guru memberikan bimbingan atau pedoman kepada peserta didik untuk belajar. 6. Guru memberikan motivasi untuk memunculkan respon peserta didik. 7. Guru memberikan umpan balik atau penguatan atas respon yang diberikan peserta didik baik dalam bentuk lisan maupun tulis 8. Mengevaluasi hasil belajar 9. Memperkuat retensi dan transfer belajar.

2.2 Konsep Dasar Pembelajaran Pendekatan Saintifik dan Penilaian Autentik Pendekatan Saintifik

Pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikianrupa agar peserta didik secara aktif mengonstruk konsep, hukum atauprinsip melalui tahapan-tahapan mengamati untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah, merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis,mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulandan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang “ditemukan”. Pendekatan saintifik dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi searah dari guru. Oleh karena itu kondisi pembelajaran yang diharapkan tercipta diarahkan untuk mendorong peserta didik dalam mencari tahu dari berbagai sumber melalui observasi, dan bukan hanya diberi tahu. Penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran melibatkan keterampilan proses seperti mengamati, mengklasifikasi, mengukur, meramalkan, menjelaskan, dan menyimpulkan. Dalam melaksanakan proses-proses tersebut, bantuan guru diperlukan.Akan tetapi bantuan guru tersebut harus semakin berkurang dengan semakin bertambah dewasanya siswa atau semakin tingginya kelas siswa. Teori belajar Bruner dalam Aunurrohman 2009: 101 disebutkan bahwa ada empat hal pokok berkaitan dengan teori belajar. Pertama, individu hanya belajar danmengembangkan pikirannya apabila ia menggunakan pikirannya. Kedua, denganmelakukan proses- proses kognitif dalam proses penemuan, siswa akan memperoleh sensasi dan kepuasan intelektual yang merupakan suatau penghargaan intrinsik. Ketiga, satu- satunya cara agar seseorang dapat mempelajari teknik-teknik dalam melakukan penemuan adalah ia memiliki kesempatan untuk melakukan penemuan. Keempat, dengan melakukan penemuan maka akan memperkuat retensi ingatan. Empat hal di atas adalah bersesuaian dengan proses kognitif yang diperlukan dalam pembelajaran menggunakan model saintifik. Menurut Kemdiknas pembelajaran dengan model saintifik memiliki karakteristik sebagai berikut: 1. berpusat pada siswa.