kekuatan ekonomi; 2 kekuatan sosial, budaya, demografi dan lingkungan; 3 kekuatan politik, pemerintah dan hukum; 4 kekuatan tekno logi; dan 5
kekuatan pesaing David, 2004. Faktor- faktor eksternal ya ng diidentifikasi:
a. Peluang Opportinities
1. Kerjasama dengan berbagai instansi untuk pengembangan kawasan ekowisata. Untuk mengoptimalkan pemanfaatan kawasan di TWA Pulau Kembang pihak
pengelola dapat melakukan kerjasama dengan berbagai instansi terkait seperti Dinas Pariwisata dan biro perjalanan wisata untuk mempromosikan kawasan
TWA Pulau Kembang, juga mengadakan kerjasama dengan pihak investor yang beminat dalam upaya pengembangan ekowisata di Pulau Kembang.
2. Jumlah ekowisatawan yang datang berkunjung ke TWA Pulau Kembang relatif banyak dari tahun ke tahun.
3. Promosi wisata. Seiring dengan pesatnya kemajuan teknologi dan perkembangan mass media
baik cetak maupun elektronik yang semakin meningkat, pihak pengelola kawasan berkesempatan untuk melakukan kegiatan promosi wisata melalui
berbagai media tersebut, terutama melalui internet. Promosi melalui internet ini bertujuan untuk menyediakan informasi secara detail tentang kawasan TWA
Pulau Kembang dengan akses mudah, murah dan cepat bagi para pengunjung yang akan melakukan perjalanan wisata.
4. Perkembangan wisata dunia yang berorientasi pada pelestarian lingkungan. Perubahan minat tujua n wisata yang berorientasi pada pelestarian lingkungan
diketahui dengan adanya isu global pembangunan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan serta pada tahun 2002 ditetapkan oleh WTO sebagai
tahun internasional ekowisata International Year of Ecotourism. 5. Tarif karcis masuk kawasan ekowisata relatif murah dan cukup terjangkau.
b. Ancaman Threats
1. Polusi udara dan pengendalian polusi Polusi udara yang terjadi akibat adanya kebakaran lahan dan hutan di sebagian
besar lahan di Kalimantan sangat menggangu kenyamanan ekowisatawan yang datang berkunjung serta membuat jalur transportasi udara sedikit terganggu.
Untuk mencegah terjadinya dampak yang lebih merugikan, aksi cepat tanggap dari pemerintah terhadap upaya pengendalian polusi sangat diperlukan.
2. Ketersediaan kredit yang mendukung usaha ekowisata Tidak adanya prioritas atau ketersediaan kredit dari bank atau lembaga
keuangan sejenis yang mendukung upaya pengembangan obyek wisata alam yang berorientasi pada lingkungan seperti kegiatan ekowisata.
3. Dukungan dari pemerintah setempat Peran pemerintah daerah sebagai regulator dan fasilitator dalam upaya
pengembangan ekowisata masih kurang. Hal ini dapat dilihat dari birokrasi yang berbelit-belit dalam hal perijinan pengusahaan pariwisata alam dan
kurangnya koordina si antar berbagai instansi terkait dengan bidang pariwisata. 4. Kerentanan masyarakat lokal terhadap pengaruh pengelolaan sumberdaya alam
yang menjanjikan nilai ekonomi secara cepat. Hal ini dikhawatirkan akan memberikan dampak yang negatif kepada
masyarakat lokal, seperti adanya pergeseran nilai dan norma yang berlaku dimasyarakat, perubahan gaya hidup penduduk lokal serta adanya
kecemburuan sosial dan ekonomi terhadap pihak pengelola kawasan yang tidak memberikan kesempatan terhadap masyarakat lokal untuk melakukan usaha.
Setelah mengidentifikasi faktor-faktor eksternal yang ada di lapangan, selanjutnya dilakukan penentuan bobot pada setiap faktor untuk menunj ukkan
kepentingan relatif dari faktor tersebut agar pengelola kawasan ekowisata dapat berhasil dalam bidang industri wisata Tabel 21.
Tabel 21. Tingkat kepentingan faktor eksternal dalam strategi pengelolaan kawasan ekowisata Pulau Kembang
Simbol Peluang
Opportunities Tingkat
Kepentingan O1
Kerjasama dengan berbagai instansi untuk pengembangan kawasan ekowisata Sangat penting
O2 Jumlah pengunjung relatif banyak
Penting
O3 Promosi wisata
Penting
O4
Arah pengembangan wisata dunia berorientasi pada pelestarian lingkungan Cukup penting
O5 Tarif karcis relatif murah
Cukup p enting
Simbol Ancaman
Threats Tingkat
Kepentingan T1
Polusi udara dan pengendalian polusi Sangat penting
T2
Ketersediaan kredit yang mendukung usaha ekowisata Penting
T3 Dukungan dari pemerintah setempat
Penting
T4
Kerentanan masyarakat lokal terhadap pengaruh pengelolaan sumber daya alam yang menjanjikan nilai ekonomi secara cepat
Cukup Penting
Setelah memperoleh tingkat kepentingan dari setiap faktor- faktor eksternal, dilakukan pembobotan dengan metode Paired Comparison Tabel 22.
Tabel 22. Penentuan bobot faktor eksternal dalam strategi pengelolaan kawasan ekowisata Pulau Kembang
Faktor Eksternal O1
O2 O3
O4 O5
T1 T2
T3 T4
Total Bobot
O1 3
3 4
4 2
3 3
4 26
0.1757 O2
1 2
3 3
1 2
2 3
17 0.1149
O3 1
2 3
3 1
2 2
3 17
0.1149 O4
1 1
1 2
1 1
1 2
10 0.0676
O5 1
1 1
2 1
1 1
2 10
0.0676 T1
2 3
3 3
3 3
3 4
24 0.1622
T2 1
2 2
3 3
1 2
3 17
0.1149 T3
1 2
2 3
3 1
2 3
17 0.1149
T4 1
1 1
2 2
1 1
1 10
0.0676 Total
148 1
Setiap faktor-faktor eksternal yang telah dibobot kemudian ditentukan rating dengan skala 1 sampai 4 untuk menunjukkan seberapa efektif strategi yang
dilaksanakan oleh perusahaan dalam mengelola kawasan. Selanjutnya setiap bobot faktor dikalikan dengan rating untuk menentukan skor, kemudian skor
untuk setiap variabel dijumlahkan untuk menentukan nilai bobot total Tabel 23. Tabel 23. Matriks evaluasi faktor eksternal EFE
FAKTOR-FAKTOR EKSTERNAL KUNCI BOBOT RATING SKOR
PELUANG OPPORTUNITIES
O1 Kerjasama dengan berbagai instansi untuk pengembangan kawasan
ekowisata
O2 Jumlah pengunjung relatif banyak
O3
Promosi wisata
O4 Arah pengembangan wisata dunia berorientasi pada pelestarian lingkungan
O5
Tarif karcis relatif murah 0.1757
0.1149 0.1149
0.0676 0.0676
1 3
2 2
4 0.1757
0.3446 0.2297
0.1351 0.2703
ANCAMAN THREATS
T1 Polusi udara dan pengendalian polusi
T2 Ketersediaan kredit yang mendukung usaha ekowisata
T3 Dukungan dari pemerintah setempat
T4 Kerentanan masyarakat lokal terhadap pengelolaan sumber daya alam yang
menjanjikan nilai ekonomi secara cepat 0.1622
0.1149 0.1149
0.0676 2
1 2
2 0.3243
0.1149 0.2297
0.1351
JUMLAH 1
1.9595
Pada matriks EFE diatas diketahui total skor yang dibobot sebesar 1.9595. Hal ini menunjukkan bahwa pihak pengelola kawasan dibawah rata-rata dalam
upaya pengelolaan dan pengembangan ekowisata yang memanfaatkan peluang eksternal secara maksimal dan menghindari ancaman seminimal mungkin.
5.6.2. Matriks Evaluasi Faktor Internal EFI
Tujuan perumusan faktor internal adalah mengidentifikasi dan
mengevaluasi kekuatan dan kelemahan utama yang terdapat pada berbagai bidang fungsional dalam organisasi pengelolaan TWA Pulau Kembang. Faktor-faktor
internal yang telah diidentifikasi adalah:
a. Kekuatan Strengths
1. Potensi sumberdaya alam dan budaya lokal Potensi flora dan fauna serta potensi budaya dengan adanya kegiatan khas
penduduk lokal seperti pasar terapung floating market dan rumah lanting. 2. Kemudahan mengakses kawasan ekowisata
Kawasan TWA Pulau Kembang berjarak sekitar 2 km dari kota Banjarmasin dan menghabiskan waktu selama 15 - 45 menit dengan perahu atau speed boat.
3. Pengembangan produk wisata Melakukan pengembangan produkatraksi wisata air dalam kemasan yang
menarik dan membuat paket-paket promosi seperti berperahu menyusuri alur Sungai Barito, Pulau Kembang, Pulau Kaget, pasar terapung, jembatan Barito
dengan Pulau Bakut yang tepat terdapat berada dibawahnya. 4. Merupakan satu-satunya kawasan ekowisata yang mempunyai IPPA Ijin
Pengusahaan Pariwisata Alam di wilayah Kalimantan Selatan.
b. Kelemahan Weaknesses