Daya Dukung Lingkungan untuk Kegiatan Ekowisata

5.2.3. Daya Dukung Lingkungan untuk Kegiatan Ekowisata

Daya dukung lingkungan adalah kemampuan suatu kawasan untuk menerima sejumlah ekowisatawan dengan intensitas penggunaan yang maksimum terhadap sumberdaya alam dan berlangsung secara terus menerus tanpa merusak lingkungan. Hal yang menjadi faktor pembatas dalam daya dukung lingkungan adalah daya dukung ekologis ecological carrying capacity yaitu terkait dengan kemampuan sumberdaya alam dalam mendukung kegiatan ekowisata, daya dukung fisik physical carrying capacity berkaitan dengan jumlah maksimum pengunjung yang dapat ditampung suatu kawasan berdasarkan fasilitas fisik yang tersedia dan daya dukung budaya culture carrying capacity berkaitan dengan perubahan budayaadat istiadat yang terjadi di masyarakat selama kegiatan ekowisata berlangsung Caccomo dan Promchanya, 2007. Dalam penelitian ini mengkaji daya dukung lingkungan ditinjau dari aspek ekologis suatu kawasan meliputi komponen sumberdaya alam berupa ekosistem mangrove dan fauna yang hidup di kawasan tersebut. Selain itu juga dikaji daya dukung fisik dari fasilitas tersedia existing berkaitan dengan tipe, jumlah, akomodasi, jenis kegiatan yang ditawarkan dan karakteristik dari ekowisatawan. Daya dukung ekologis untuk wisata mangrove ditentukan oleh jenis dan kondisi vegetasi mangrove serta panjang dari trackboardwalks. Untuk kegiatan wisata mangrove diasumsikan setiap orang membutuhkan ruang sepanjang 50 m dari panjang total trackboardwalks sebesar 1000 m, karena ekowisatawan akan melakukan berbagai aktivitas seperti mengamati satwaburung birdwatcing, memandang alam, jalan-jalan dan photo hunting. Dari ha sil analisa diperoleh daya dukung kawasan DKK sebesar 800 oranghari untuk kegiatan wisata mangrove. Dengan batas daya dukung pemanfaatan DDP maksimal sebesar 10 dari 800 orang, maka diperoleh jumlah maksimum ekowisatawan yang dapat ditampung oleh kawasan sebesar 80 oranghari. Lama kunjungan rata-rata 2 jamhari Tabel 4 pada Lampiran 6 dari total rata-rata waktu yang disediakan sekitar 8 jamhari. Berdasarkan matriks kesesuaian lahan untuk wisata pantai kategori mangrove Tabel 5, diperoleh indeks kesesuaian wisata IKW sebesar 72,37. Dapat disimpulkan kawasan tersebut sesuai untuk kegiatan wisata mangrove dengan kisaran nilai sebesar 60 - 80 atau termasuk dalam kategori S2 Lampiran 12. Kebutuhan akan ruang menentukan berapa ukuran fasilitas ya ng perlu dibangun untuk menampung ekowisatawan. Untuk pengembangan ekowisata di Pulau Kembang secara berkelanjutan dan tetap memperhatikan keseimbangan ekosistem, perlu diketahui daya dukung ruang terhadap kegiatan tersebut secara proporsional. Analisis daya dukung ruang untuk kegiatan ekowisata di Pulau Kembang berdasarkan survei lapangan sangat ditentukan oleh: • Luas lahan untuk akomodasi Dengan luas total TWA Pulau Kembang sekitar 60 ha dan luas areal yang dikelola CV. Sinar Kencana seluas 6 ha, maka pembangunan dan penempatan sarana dan prasarana perlu dipertimbangkan dengan baik dan disesuaikan dengan kondisi bentang alam TWA Pulau Kembang. Hal ini bertujuan untuk menjaga keaslian alam, mencegah kerusakan lingkungan dan ekowisatawan merasa nyaman saat berkunjung ke lokasi ekowisata. • Ketersediaan air bersih air tawar Ketersediaan air bersih air tawar merupakan faktor penting dalam usaha pengembangan sektor wisata. Terbatasnya ketersediaan air tawar di Pulau Kembang memungkinkan ekowisatawan tidak dapat tinggal lama di pulau tersebut. Hal ini dapat diatasi dengan mendatangkan air tawar dari daerah terdekat seperti kota Banjarmasin. Alternatif lain yang dapat dilakukan adalah mengembangkan ekowisata sehari one day ecotourism. Dengan mempertimbangkan faktor-faktor pembatas diatas maka daya dukung ruangfisik yang tesedia existing di kawasan ekowisata Pulau Kembang berdasarkan pada standar kenyamanan ekowisatawan dapat dilihat pada Tabel 19. Tabel 19. Daya dukung ruang untuk kegiatan ekowisata di TWA Pulau Kembang Sarana Kegiatan Standar kenyamanan untuk ekowisatawan Jumlah pengunjung orang 1. Pondok pandang 2. Stopanshelter 3. Shelter 4 m x 6 m 4. Jalan papanboard walks 5. Jalan setapakfoot path 6. Anjungan Banjar 7. Taman Birdwatching , memandang alam, photo hunting birdwatching birdwatching jalan-jalan, photo hunting jalan-jalan, photo hunting photo hunting photo hunting 10 m 2 orang 10 m 2 orang 10 m 2 orang 10 m 2 orang 10 m 2 orang 10 m 2 orang 10 m 2 orang 4 8 3 200 30 3 10 Jumlah ekowisatawan 258 orangweekdays Air tawar 200 literhariorang 51.600 lweekdays Kegiatan mengamati burung birdwatching pada Tabel 19 diatas memperlihatkan bahwa kegiatan tersebut dapat dilakukan di tiga sarana, yaitu di pondok pandang dengan menggunakan teropongbinokuler, di stopan area jalan papan dan di shelter 4 m x 6 m. Pengamatan burung dapat dilakukan 2 orang di setiap pondok pandang yang berukuran 4 m x 4 m. Jumlah pondok pandang yang ditempatkan di lokasi ekowisata ada 2 bua h, sehingga pengamatan burung dapat dilakukan oleh 4 orang sekaligus. Pengamatan burung di jalan papan menggunakan papan pengintaiintip yang dipasang di shelter. Papan intip ini gunanya selain untuk mengintai burung dapat juga digunakan untuk mengintai kepiting bakau di sela-sela mangrove. Pengamatan burung dapat dilakukan 2 orang di setiap shelter seluas 12 m 2 . Jumlah shelter yang ditempatkan di lokasi wisata ada 4 buah, sehingga pengamatan burung dapat dilakukan oleh 8 orang sekaligus. Pengamatan burung di shelter seluas 4 m x 6 m dapat dilakukan oleh 3 orang sekaligus dengan menggunakan teropong atau binokuler. Untuk kegiatan memandang alam sebaiknya dilakukan di atas pondok pandang yang puncaknya harus lebih tinggi dari kanopi mangrove, sehingga dapat lebih leluasa melihat bentang alam kanopi mangrove yang hijau serta burung- burung yang bertengger di atasnya. Memandang alam ini dapat dilakukan oleh 4 orang di dua pondok pandang. Kegiatan jalan-jalan dapat dilakukan di sepanjang jalan papan board walks yang panjangnya diperkirakan 1000 meter dan dapat mengakomodasi sekitar 200 orang ekowisatawan serta dapat dilakukan di jalan setapak foot path sepanjang 200 meter yang diperkirakan dapat mengakomodasi 30 orang. Obyek yang dapat dilihat ketika jalan-jalan adalah vegetasi mangrove dan organisme yang berasosiasi dengan mangrove. Papan jalan ini dilengkapi dengan shelter yang dapat digunakan untuk istirahat jika pengunjung merasa lelah berjalan-jalan. Kegiatan pemotretan photo hunting dapat menggunakan sarana pondok pandang bersama dengan kegiatan pengamatan burung birdwatching. Kegiatan pemotretan dapat dilakukan jika pada saat pengamatan mendapatkan obyek yang menarik untuk difoto dan sepanjang tidak mengganggu satwa liar atau merusak ekosistem mangrove. Kegiatan pemotretan juga dapat dilakukan saat berjalan- jalan di papan jalan board walks sambil mengamati vegetasi mangrove, di jalan setapak foot path, di anjungan khas rumah Banjar serta di taman kecil yang ada di kawasan TWA Pulau Kembang. Kegiatan pemotretan di pondok pandang dapat mengakomodasi sekitar 4 orang, di papan jalanboardwalks dapat mengakomodasi sebanyak 200 orang, di jalan setapakfoot path dapat mengakomodasi sebanyak 30 orang, di anjungan banjar dapat mengakomodasi sekitar 3 orang dan di taman dapat mengakomodasi sekitar 10 orang. Perkiraan daya dukung ini sifatnya relatif karena berbagai macam kegiatan ekowisata tersebut dapat dilakukan oleh orang yang sama seperti saat melakukan kegiatan pengamatan burung dapat juga melakukan kegiatan memandang alam sambil melakukan pemotretan atau sambil jalan-jalan di papan jalanboardwalks dan di jalan setapakfoot path sekaligus melakukan pemotretan jika menemukan obyek moment yang menarik. Berdasarkan hasil analisa daya dukung ruang untuk kegiatan ekowisata dapat diketahui bahwa masing- masing sarana yang terdapat di TWA Pulau Kembang dapat menampung ekowisatawan sebesar 258 orangweekdays atau ± 40 oranghari. Untuk memenuhi kebutuhan air tawar ekowisatawan dapat dihitung berdasarkan perkiraan kebutuhan air tawar yang ditetapkan WTO 1999 yaitu 200 literhariorang. Adapun banyaknya air tawar yang dibutuhkan sesuai dengan banyaknya ekowisatawan yang dapat ditampung yaitu sebanyak 258 orang adalah 51.600 literweekdays atau 8000 literhari Tabel 19. Dapat disimpulkan bahwa daya dukung fisik yang terdapat di TWA Pulau Kembang masih belum melampaui daya dukung ekologisnya, sehingga untuk perencanaan selanjutnya pengelolaan dan pengembangan kawasan harus lebih optimal agar dapat memberikan manfaat yang signifikan terhadap pengelola dan masyarakat lokal.

5.2.4. Potensi Ekonomi Kawasan