Ekowisatawan pengunjung Keadaan Umum Lokasi Penelitian 1. Letak Geografis, Luas dan Kondisi Fisik

mengetahui dari BKSDA dan Dinas Pariwisata, 10 orang 21 mengetahui dari pemerintahan desa setempat, 14 orang 29 mengetahui dari media massa baik cetak maupun elektronik dan 18 orang 38 mengetahui dari masyarakat sekitar kawasan Pulau Kembang. 4 96 Tidak tahu Tahu 4 8 21 29 38 BKSDA BKSDA, Dinas pariwisata Pemerintah desa Media Masyarakat sekitar Gambar 11. Tingkat pengetahuan masyarakat lokal a dan Sumber informasi b tentang TWA Pulau Kembang

5.3.2. Ekowisatawan pengunjung

Karakteristik ekowisatawan Ekowisatawan Pulau Kembang yang dijadikan responden berjumlah 50 orang yaitu terdiri dari 28 orang laki- laki dan 22 orang perempuan. Parameter yang mendasari penentuan karakteristik ekowisatawan adalah jenis kelamin, umur, pendidikan, pekerjaan, daerah asal dan pendapatan per bulan. Ekowisatawan yang berkunjung ke Pulau Kembang sebanyak 21 orang 42 masuk dalam kelas umur 20 - 25 tahun, sebanyak 15 orang 30 berumur 20 tahun, masing- masing 5 orang 10 masuk dalam kelas umur 26 - 30 tahun dan berumur 40 tahun, sebanyak 3 orang 6 masuk dalam kelas umur 31 - 35 tahun dan 1 orang 2 masuk dalam kelas umur 36 - 40 tahun. 30 42 10 6 2 10 20 20 – 25 26 – 30 31 – 35 36 – 40 40 Gambar 12. Karakteristik umur ekowisatawan a b Ekowisatawan yang datang berkunjung ke Pulau Kembang sebanyak 16 orang 32 adalah karyawan perusahaan swasta, sebanyak 14 orang 28 merupakan pelajar sekolah, sebanyak 10 orang 20 merupakan mahasiswa, sebanyak 6 orang 12 bekerja dibidang lainnya, sebanyak 3 orang 6 merupakan pengusaha atau wiraswasta dan 1 orang 2 merupakan tenaga ahli. 28 20 32 6 2 12 Pelajar Mahasiswa Karyawan Wiraswasta Tenaga Ahli Lainnya Gambar 13. Jenis pekerjaan ekowisatawan Pulau Kembang Pada umumnya ekowisatawan Pulau Kembang berasal dari berbagai daerah di Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur. Sejumlah 33 orang 66 ekowisatawan berasal dari kota Banjarmasin, 9 orang 18 berasal dari kota Banjarbaru, masing- masing 2 orang 4 berasal dari daerah Anjir Pasar dan Balikpapan, serta masing- masing 1 orang 2 berasal dari Kota Baru, Martapura, Samarinda dan Tanjung. Besarnya jumlah ekowisatawan yang berasal dari kota Banjarmasin disebabkan karena jarak Pulau Kembang yang tidak terlalu jauh yaitu sekitar 2 km dari kota Banjarmasin. 66 18 4 2 2 2 2 4 Anjir Pasar Banjarmasin Banjarbaru Balikpapan Kota Baru Martapura Samarinda Tanjung Gambar 14. Karakteristik daerah asal ekowisatawan Pulau Kembang Tingkat pendapatan ekowisatawan yang berkunjung ke Pulau Kembang dapat dilihat dari hasil survei yang menyatakan bahwa sebanyak 25 orang 50 belum atau tidak mempunyai pendapatan, keadaan ini berkorelasi dengan jenis pekerjaan ekowisatawan yang dapat dilihat pada gambar 12 yaitu sebagian besar adalah pelajar dan mahasiswa. Selanjutnya sebanyak 15 orang 30 mempunyai pendapatan sebesar Rp.500.000,00-Rp.1000.000,00 dan sebanyak 7 14 orang mempunyai pendapatan sebesar Rp.300.000,00-Rp.500.000,00 dan hanya 3 orang 6 yang mempunyai pendapatan Rp.1.000.000,00. Gambar 15. Tingkat pendapatan ekowisatawan Pulau Kembang Persepsi Ekowisatawan Sebagai daerah yang termasuk dalam kawasan konservasi dan memiliki fungsi sebagai Taman Wisata Alam, faktor lingkungan serta fasilitas penunjang kegiatan ekowisata harus terus dipertahankan dan ditingkatkan baik dari segi kualitas maupun kuantitas demi mewujudkan pengembangan ekowisata yang berkelanjutan. Secara umum persepsi ekowisatawan terhadap kondsi lingkungan di kawasan Pulau Kembang sebagian besar mengatakan sudah cukup baik. Parameter untuk mengukur faktor lingkungan dalam survei ini adalah mangrove flora, satwa fauna dan pemandangan point of view. Berdasarkan hasil survei, sebanyak 19 orang 38 ekowisatawan mengatakan kondisi mangrove masih baik, sebanyak 17 orang 34 mengatakan kondisi mangrove cukup baik, sebanyak 4 orang 8 mengatakan kondisi mangrove kurang baik, sebanyak 1 orang 2 mengatakan kondisi mangrove sangat kurang baik dan sebanyak 9 orang 18 mengatakan tidak mengetahui tentang kondisi mangrove di kawasan tersebut. Fauna atau satwa di kawasan Pulau Kembang yang menjadi parameter pengamatan adalah fauna aquatik dan fauna terestrial seperti ikan, burung, bekantan, monyet, reptilia. Menurut ekowisatawan yaitu sebanyak 28 orang 56 mengatakan kondisi fauna sangat baik, sebanyak 16 orang 32 mengatakan kondisi fauna cukup baik dan sebanyak 6 orang 12 mengatakan tidak mengetahui kondisi fauna terutama tentang keberadaan reptil di kawasan tersebut. Pemandangan alam di kawasan Pulau Kembang menurut pendapat ekowisatawan yang datang berkunjung yaitu sebesar 18 orang 36 mengatakan kondisinya sangat baik, sebanyak 16 orang 32 mengatakan kondisinya cukup baik, sebanyak 6 orang 12 mengatakan kondisinya sangat kurang, dan masing- masing sebanyak 5 orang 10 mengatakan kondisinya kurang baik dan tidak banyak mengetahui tentang kondisi di kawasan tersebut. Keberadaan tempat peristirahatan sangat penting bagi ekowisatawan saat melakukan kegiatan di kawasan ekowisata. Fasilitas tempat peristirahatan yang dapat ditemui di Pulau Kembang antara lain anjungan Banjar, shelter ukuran 4 m x 6 m dan shelter ukuran 4 m x 3 m. Menurut responden yaitu sebanyak 23 orang 46 mengatakan kondisinya kurang baik, sebanyak 12 orang 24 mengatakan kondisinya sangat kurang baik, sebanyak 8 orang 16 mengatakan tidak mengetahui kondisi fasilitas tersebut, sebanyak 6 orang 12 mengatakan kondisinya cukup baik dan hanya 1 orang 2 yang mengatakan kondisinya masih dapat berfungsi dengan baik. Parameter dalam penilaian shelter atau tempat peristirahatan ini adalah dilihat dari kondisi, jumlah dan masih dapat berfungsi atau tidak untuk menunjang kegiatan ekowisata. Kebersihan lokasi ekowisata merupakan salah satu faktor yang dapat menjadi daya tarik bagi ekowisatawan, sehingga tersedianya fasilitas tempat sampah dan pengelolaan sampah yang baik merupakan syarat mutlak yang harus dipenuhi oleh pihak pengelola kawasan TWA Pulau Kembang. Menurut ekowisatawan yang datang berkunjung, sebanyak 20 orang 40 mengatakan ketersedian tempat sampah dirasakan kurang, sebanyak 17 orang 34 mengatakan ketersediaannya sangat kurang, sebanyak 7 orang 14 mengatakan tidak tahu tentang hal tersebut serta masing- masing 3 orang 6 mengatakan kondisinya sudah baik dan cukup baik. Upaya penangggulangan sampah sudah dilaksanakan oleh pihak pengelola kawasan akan tetapi belum dilakukan secara maksimal serta tidak ada peraturan untuk ekowisatawan agar tidak membuang sampah sembarangan, sehingga sebagian kawasan terlihat banyak sampah berserakan. Sarana transportasi air untuk mencapai kawasan TWA Pulau Kembang menurut ekowisatawan yaitu sebanyak 16 orang 32 mengatakan sangat baik, sebanyak 19 orang 38 mengatakan cukup baik, sebanyak 6 orang 12 mengatakan kurang baik, sebanyak 2 orang 4 mengatakan sangat kurang baik dan sebanyak 7 orang 14 mengatakan tidak tahu. Ekowisatawan yang berasal dari kota Banjarmasin sangat mudah untuk mencapai kawasan karena jaraknya yang relatif dekat yaitu sekitar 2 km, sedangkan ekowisatawan yang berasal dari luar kota Banjarmasin atau propinsi Kalimantan Selatan harus melakukan perjalanan yang cukup panjang untuk mencapai kawasan ini. Pihak pengelola sendiri tidak menyediakan fasilitas angkutan yang khusus untuk mengangkut ekowisatawan yang ingin berkunjung ke kawasan Pulau Kembang. Persepsi ekowisatawan terhadap kondisi jalan setapak dan jembatan di kawasan Pulau Kembang berdasarkan hasil survei menunjukan bahwa sebanyak 18 orang 36 mengatakan kondisinya cukup baik, sebanyak 17 orang 34 mengatakan kondisinya kurang baik, sebanyak 7 orang 14 mengatakan tidak mengetahui kondisinya, sebanyak 6 orang 12 mengatakan kondisinya sangat kurang baik dan hanya 2 orang 4 yang mengatakan kondisinya baik. Fasilitas jalan setapak yang ada di kawasan ini memiliki panjang 200 meter dan jembatan atau titian kayu memiliki panjang 1000 meter. Kondisi fasilitas yang dibangun oleh pihak pengelola kawasan yaitu CV. Sinar Kencana ini masih dapat berfungsi dengan baik akan tetapi kurang pemeliharaan sehingga kayu pada jembatan atau titian banyak yang rusak. Keberadaan WC umum atau toilet yang memadai sebagai fasilitas pendukung kenyamanan ekowisatawan saat berkunjung merupakan hal yang harus diperhatikan oleh pihak pengelola kawasan TWA Pulau Kembang. Sebagian besar ekowisatawan yaitu sebanyak 25 orang 50 mengatakan kondisinya kurang baik, sebanyak 10 orang 20 mengatakan kondisinya sangat kurang baik, masing- masing sebanyak 7 orang 14 mengatakan kondisinya cukup baik dan tidak mengetahui kondisinya, sisanya hanya 1 orang 2 yang mengatakan kondisinya masih baik. Menurut ekowisatawan keberadaan kios makanan dan minuman di kawasan Pulau Kembang menunjukan bahwa sebanyak 15 orang 30 mengatakan kondisinya cukup baik, 14 orang 28 mengatakan kondisinya kurang baik, 8 orang 16 mengatakan kond isinya baik, 7 orang 14 mengatakan kondisinya sangat kurang baik dan 6 orang 12 mengatakan tidak tahu. Sebagian besar ekowisatawan membeli makanan, snack dan minuman ringan di kios tersebut. Dilihat dari segi pelayanan yang diberikan pihak pengelola kawasan terhadap ekowisatawan yang datang pada umumnya sangat kurang. Sebanyak 16 orang 32 mengatakan pelayanan sangat kurang, sebanyak 11 orang 22 mengatakan pelayanan cukup baik, sebanyak 10 orang 20 mengatakan pelayanan sudah baik, sebanyak 7 orang 14 mengatakan tidak megetahui tentang pelayanan yang ada dan sebanyak 6 orang 12 mengatakan pelayanan kurang baik. Parameter yang menjadi acuan dalam menilai aspek pelayanan antara lain mencakup keramahan pihak pengelola kepada ekowisatawan, penyediaan jasa pemandu atau guide, serta pengaturan keamanan dan keselamatan bagi ekowisatawan. 10 20 30 40 50 60 Mangrove Satwa Pemandangan Shelter Tempat Sampah Transportasi Air Jalan Setapak dan Jembatan WC Umum Kios Pelayanan Persentase Baik Cukup Kurang Sangat Kurang Tidak Tahu Gambar 16. Persepsi ekowisatawan terhadap lingkungan, sarana dan prasarana di Pulau Kembang Keterlibatan Ekowisatawan Keterlibatan ekowisatawan terhadap kegia tan ekowisata di Pulau Kembang dapat dilihat dari beberapa parameter salah satunya adalah pengalaman dan frekuensi mengunjungi TWA Pulau Kembang. 76 24 Pernah Tidak Pernah 22 24 24 30 Sekali 2 kali 3-4 kali 5 kali atau lebih Gambar 17. Pengalaman a dan Frekuensi berkunjung b ke TWA Pulau Kembang Pada gambar 16 dapat dilihat sebanyak 38 orang 76 pernah berkunjung ke TWA Pulau Kembang sebelumnya. Dari 38 orang yang berkunjung, sebanyak 15 orang pernah berkunjung 3 - 4 kali, masing- masing sebanyak 12 orang pernah berkunjung sekali dan 5 kali atau lebih, sebanyak 11 orang pernah berkunjung sebanyak 2 kali. Adapun kegiatan yang dilakukan oleh ekowisatawan saat berkunjung ke TWA Pulau Kembang adalah jalan-jalan walking, memandang alam, penelitian atau riset, memotret photo hunting, pengamatan burung birdwatching. Kegiatan yang paling banyak dilakukan oleh ekowisatawan adalah kegiatan jalan- jalan yaitu sebanyak 25 orang 50, disusul kegiatan memandang atau interpretasi alam sebanyak 18 orang 36, selebihnya adalah kegiatan riset atau penelitian, photo hunting dan birdwatching. 36 8 2 50 4 Jalan-jalan Memandang alam Penelitianriset Photo Hunting Birdwatching Gambar 18. Jenis kegiatan yang dilakukan oleh ekowisatawan Ekowisatawan yang datang berkunjung ke kawasan TWA Pulau Kembang sebagian besar yaitu sebanyak 30 orang 60 pergi bersama dengan rombongan atau teman dalam rangka study tour, sebanyak 19 orang 38 pergi bersama dengan keluarga untuk tujuan berlibur dan hanya 1 orang 2 yang pergi sendiri. a b Pada saat berkunjung ke kawasan TWA Pulau Kembang, ekowisatawan biasanya menghabiskan waktu selama 1 - 2 jam yaitu sebanyak 26 orang 52, sebanyak 20 orang menghabiskan waktu 1 jam dan sebanyak 4 orang menghabiskan waktu 3 - 4 jam. 2 38 60 Sendiri Keluarga Teman Rombongan 40 52 8 1 jam 1-2 jam 3-4 jam Gambar 19. Pendamping a dan Lama berkunjung b ke TWA Pulau Kembang Pada saat mengunjungi kawasan TWA Pulau Kembang, ekowisatawan harus menempuh perjalanan dengan menyewa jasa persewaan perahu atau klotok, membayar karcis masuk kawasan ekowisata, menyewa jasa pemandu wisata, membayar ongkos cuci cetak foto Polaroid atau foto landscape bagi yang ingin berfoto saat berada di kawasan ekowisata serta menyediakan dana lebih bagi yang ingin berbelanja makana n atau minuman di kios yang tersedia. Agar kegiatan ekowisata berjalan dengan lancar, setiap ekowisatawan sebaiknya me rencanakan perkiraan biaya yang akan dikeluarkan untuk mengunjungi suatu kawasan wisata. Berdasarkan hasil survei diketahui bahwa sebanyak 19 orang 38 menyisihkan dananya sebesar Rp.10.000,00 - Rp.50.000,00 per orang, sebanyak 15 orang 30 menyisihkan dananya sebesar Rp.= 10.000,00 per orang, sebanyak 8 orang 16 menyisihkan dananya sebesar Rp.50.000,00- Rp.100.000,00 per orang, sebanyak 6 orang 12 tidak menyisihkan dananya dan sebanyak 2 orang 4 menyisihkan dananya = Rp.100.000,00 per orang. 12 30 38 16 4 Rp. 0 ,- = Rp. 10.000,- Rp. 10.000,- s.d 50. 000,- Rp. 50.000,- s.d 100.000,- = Rp. 100.000,- Gambar 20. Pengeluaran ekowisatawan saat berkunjung ke Pulau Kembang b a

5.4. Kebijakan dan Kelembagaan Pengembangan Ekowisata