Kompetisi Bakteri Patogen dengan BAL dalam Media yang Mengandung Ekstrak Ubi Garut

52 ASI. ASI mengandung laktoferin, laktulosa dan kandungan laktose yang tinggi. Jumlah BAL dalam media yang mengandung ekstrak ubi garut dan cookies ubi garut dapat dilihat pada Lampiran 8. Berdasarkan hasil pengujian terhadap pertumbuhan BAL uji pada ekstrak ubi garut menunjukkan bahwa L. casei Rhamnosus tumbuh paling baik dalam media yang mengandung ekstrak ubi garut, oleh karena itu jenis BAL yang digunakan dalam pengujian potensi prebiotik ekstrak ubi garut secara in vivo adalah L. casei Rhamnosus.

2. Kompetisi Bakteri Patogen dengan BAL dalam Media yang Mengandung Ekstrak Ubi Garut

Pengujian kompetisi bakteri patogen dengan BAL bertujuan untuk melihat kemampuan BAL L. casei Rhamnosus dalam menghambat pertumbuhan bakteri patogen dengan memanfaatkan ekstrak ubi garut sebagai sumber gula. Bakteri patogen yang digunakan adalah E. coli, B. cereus dan Salmonella sp. Jumlah E.coli pada uji kompetisi dengan L. casei Rhamnosus dalam media yang mengandung ekstrak ubi garut dapat dilihat pada Gambar 13. Hasil uji kompetisi antara bakteri E. coli dengan L. casei Rhamnosus dalam media yang mengandung ekstrak ubi garut menunjukkan bahwa L. casei Rhamnosus dapat menekan jumlah E. coli sampai 1.5 log cfuml setelah diinkubasi selama 24 jam dan 1.9 log cfuml setelah diinkubasi 48 jam. Sedangkan pada kontrol pertumbuhan E.coli dalam media yang mengandung ekstrak ubi garut meningkatkan jumlah E.coli sampai 4.9 log cfuml setelah diinkubasi selama 24 jam dan 0,3 log cfuml setelah inkubasi 48 jam. Hal ini menunjukkan ekstrak ubi garut dapat pula mendukung pertumbuhan E. coli karena bakteri tersebut dapat memanfaatkan ekstrak ubi garut sebagai sumber gula. Pada pengujian ini juga menunjukkan bahwa gula-gula Tabel 8 Kenaikan atau penurunan jumlah E. coli pada uji kompetisi dengan L.casei Rhamnosus dalam media yang mengandung ekstrak ubi garut Perlakuan Jumlah E. coli log cfuml Pada inkubasi hari ke- Kenaikan penurunan E. coli log cfuml H0 0 jam H1 24 jam H2 48 jam Setelah 24 jam Setelah 48jam Kontrol Ekstrak garut + E. coli 4.0 8.9 9.2 4.9 0.3 Kompetisi Ekstrak garut+ E. coli +L.caseiRhamnosus 4.0 8.0 0.7 4.0 -3.2 53 sederhana glukosa, fruktosa dan sukrosa yang terdapat dalam ekstrak ubi garut lebih mudah dimanfaatkan oleh L. casei Rhamnosus maupun E. coli. Tabel 8 menunjukkan kenaikan atau penurunan E. coli setelah dikompetisikan dengan L.casei Rhamnosus dalam media yang mengandung ekstrak ubi garut. Hasil lengkap pengamatan jumlah E. coli pada uji kompetisi bakteri patogen dengan BAL dalam media yang mengandung ekstrak ubi garut dapat dilihat pada Lampiran 9. 4.0 4.0 8.9 8.0 9.2 0.7 2 4 6 8 10 12 Kontrol + E. coli Kompetisi+E.coli+ L.casei Rhamnosus Perlakuan J u m la h k o lo n i l o g c fu m l 0 jam 24 jam 48 jam Gambar 13 Jumlah E. coli yang dikompetisikan dengan L. casei Rhamnosus dalam media yang mengandung ekstrak ubi garut segar. Gambar 14 menunjukkan jumlah B. cereus pada uji kompetisi dengan L.casei Rhamnosus dalam media yang mengandung ekstrak ubi garut. Pada uji kompetisi antara bakteri B. cereus dengan L. casei Rhamnosus dalam media yang mengandung ekstrak ubi garut menunjukkan bahwa L. casei Rhamnosus dapat menekan jumlah B. cereus sampai 1.5 log cfuml setelah diinkubasi selama 24 jam dan 1.9 log cfuml setelah diinkubasi 48 jam. Sedangkan pada kontrol pertumbuhan B.cereus dalam media yang mengandung ekstrak ubi garut jumlah B.cereus meningkat sampai 3.6 log cfuml setelah diinkubasi selama 24 jam maupun 48 jam. Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak ubi garut dapat pula mendukung pertumbuhan B. cereus karena bakteri tersebut dapat memanfaatkan ekstrak ubi garut sebagai sumber gula. Kenaikan atau penurunan jumlah B. cereus pada uji kompetisi dengan L. casei Rhamnosus dalam media yang mengandung ekstrak ubi garut dapat dilihat pada Tabel 9. Hasil lengkap pengamatan jumlah 54 B.cereus pada uji kompetisi bakteri patogen dengan BAL dalam media yang mengandung ekstrak ubi garut dapat dilihat pada Lampiran 10. 3.4 3.4 7.1 1.9 7.1 1.5 2 4 6 8 10 12 Kontrol+B.cereus Kompetisi + B.cereus + L.casei Rhamnosus Perlakuan J u m la h k o lo n i L o g c fu m l 0 jam 24 jam 48 jam Gambar14 Jumlah B. cereus yang dikompetisikan dengan L.casei Rhamnosus dalam media yang mengandung ekstrak ubi garut segar. Tabel 9 Kenaikan atau penurunan jumlah B. cereus pada uji kompetisi dengan L.casei Rhamnosus dalam media yang mengandung ekstrak ubi garut Perlakuan Jumlah B. cereus log cfuml Pada inkubasi hari ke- Kenaikan penurunan B. cereus log cfuml H0 0 jam H1 24 jam H2 48 jam Setelah 24 jam Setelah 48jam Kontrol Ekstrak garut +B.cereus 3.4 7.1 7.1 3.7 3.6 Kompetisi Ekstrak garut+B.cereus+L.casei Rhamnosus 3.4 1.9 1.5 -1.5 -1.9 Gambar 15 menunjukkan jumlah Salmonella pada uji kompetisi dengan L.casei Rhamnosus dalam media yang mengandung ekstrak ubi garut. Pada uji tersebut menunjukkan bahwa L. casei Rhamnosus dapat menekan jumlah Salmonella sp sampai 3.5 log cfuml. Sedangkan pada kontrol pertumbuhan Salmonella sp dalam media yang mengandung ekstrak ubi garut jumlah Salmonella sp meningkat sampai 1.8 log cfuml setelah diinkubasi selama 24 jam dan 4.0 log cfuml setelah diinkubasi selama 48 jam. Hal ini menunjukkan bahwa Salmonella sp mampu memanfaatkan ekstrak ubi garut sebagai sumber gula. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Vuyst 2005, menunjukkan bahwa secara in vitro, beberapa Lactobacillus mampu menghambat Salmonella enterica serovar Typimurium dan bakteri gram negatif lainnya yang dapat menyebabkan gastroenteritis . Kenaikan atau penurunan jumlah Salmonella pada uji kompetisi 55 dengan L. casei Rhamnosus dalam media yang mengandung ekstrak ubi garut dapat dilihat pada Tabel 10. Hasil pengamatan jumlah Salmonella sp pada uji kompetisi bakteri patogen dengan BAL dalam media yang mengandung ekstrak ubi garut dapat dilihat pada Lampiran 11. 3.9 9.0 2.5 9.1 0.4 4.0 2 4 6 8 10 12 Kontrol + Salmonella Kompetisi+Salmonella+ L.casei Rhamnosus Perlakuan J u m la h k o lo n i L o g c fu m l 0 jam 24 jam 48 jam Gambar15 Jumlah Salmonella sp yang dikompetisikan dengan L.casei Rhamnosus dalam media yang mengandung ekstrak ubi garut segar. Tabel 10 Kenaikan atau penurunan jumlah Salmonella sp pada uji kompetisi dengan L. casei Rhamnosus dalam media yang mengandung ekstrak ubi garut Perlakuan Jumlah Salmonella sp log cfuml Pada inkubasi hari ke- Kenaikan penurunan Salmonella sp log cfuml H0 0 jam H1 24 jam H2 48 jam Setelah 24 jam Setelah 48jam Kontrol Ekstrak garut+Salmonella 4.0 9.0 9.1 4.9 5.0 Kompetisi Ekstrak garut+Salmonella+rhamnosus 3.9 2.5 0.4 -1.4 -3.5 Pertumbuhan L. casei Rhamnosus yang dikompetisikan dengan bakteri patogen dalam media yang mengandung ekstrak ubi garut dapat dilihat pada Gambar 16. Pada uji kompetisi antara bakteri E. coli dengan L. casei Rhamnosus dalam media yang mengandung ekstrak ubi garut menunjukkan bahwa jumlah BAL setelah diinkubasi 24 jam naik 0.4 log cfuml dan tidak terjadi kenaikan setelah diinkubasi 48 jam. Hasil uji kompetisi antara bakteri Salmonella sp dengan L.casei Rhamnosus dalam media yang mengandung ekstrak ubi garut 56 8.3 8.2 8.4 8.6 8.2 8.2 -2 2 4 6 8 10 12 Kontrol+L.casei Rhamnosus Kompetisi+E.coli+L.casei Rhamnosus Pe rlakuan J u m la h k o lo n i L o g c fu m l 0 jam 24 jam 48 jam a 8.3 8.4 8.4 8.4 8.2 8.2 -2 2 4 6 8 10 12 Kontrol+L.casei Rhamnosus Kompetisi+Salmonella +L.casei Rhamnosus Pe rlakuan J u m la h k o lo n i L o g c fu m l 0 jam 24 jam 48 jam b 8.3 8.3 8.4 8.3 8.2 8.0 -2 2 4 6 8 10 12 Kontrol+L.cas ei Rhamnosus Kompetisi+B.cereus +L.casei Rhamnosus Pe rlakuan J u m la h k o lo n i L o g c fu m l 0 jam 24 jam 48 jam c Gambar 16 Pertumbuhan L.casei Rhamnosus yang dikompetisikan dengan bakteri patogen: E. coli, b Salmonella sp, c B. cereus pada media yang mengandung ekstrak ubi garut segar. menunjukkan jumlah BAL setelah inkubasi 24 jam tidak terjadi kenaikan dan setelah inkubasi 48 jam terjadi penurunan 0.2 log cfuml. Hal yang sama terjadi pula pada hasil uji kompetisi antara bakteri B. cereus dengan L. casei Rhamnosus dalam media yang mengandung ekstrak ubi garut menunjukkan bahwa jumlah BAL setelah inkubasi 24 jam juga tidak terjadi kenaikan dan setelah inkubasi 48 jam terjadi penurunan 0.3 log cfuml. Hasil pengamatan jumlah BAL pada uji 57 kompetisi bakteri patogen dengan BAL dalam media yang mengandung ekstrak ubi garut dapat dilihat pada Lampiran 12. Penurunan jumlah patogen E. coli, B. cereus dan Salmonella yang dikompetisikan dengan L. casei Rhamnosus dikarenakan L. casei Rhamnosus mampu berkompetisi dengan patogen untuk mengambil substrat dan menghasilkan asam laktat. Hal ini juga didukung oleh beberapa penelitian yang menunjukkan bahwa BAL mampu menghasilkan asam-asam organik sebagai hasil fermentasi gula seperti asam asetat dan laktat Scheinbach 1998, Makinen dan Bigret 2004, asam propionat, diasetil, reuterin Ouwehand dan Vesterlund 2004. Asam laktat dan asetat dapat menghambat bakteri lain patogen sedangkan asam propionat lebih baik dalam menghambat pertumbuhan yeast dan kapang. Senyawa penghambat lainnya yang dihasilkan BAL dalam jumlah kecil adalah hidrogen peroksida Scheinbach 1998, Ouwehand dan Vesterlund 2004, diasetil dan reuterin Ouwehand dan Vesterlund 2004, bakteriosin Ouwehand dan Vesterlund 2004, Scheinbach 1998, Makinen dan Bigret 2004. Proses penghambatan yang dilakukan oleh bakteri-bakteri baik terhadap bakteri patogen dengan melakukan kompetisi untuk mengambil substrat atau sumber nutrisi Scheinbach 1998 dan alterasi pH Makinen dan Bigret 2004. Kelompok Lactobacilli dapat mengurangi konstipasi dan diare, membantu meningkatkan pertahanan terhadap serangan Salmonella, mencegah diare bawaan atau traveller’s diarrhea Manning et al. 2004. Berdasarkan hasil uji kompetisi menunjukkan bahwa L. casei Rhamnosus mampu berkompetisi dengan patogen Salmonella sp, E. coli dan B. cereus untuk mengambil substrat dan menghasilkan asam laktat. Asam laktat merupakan salah satu asam lemah dan sebagai asam organik yang merupakan hasil fermentasi gula. Asam laktat memiliki sifat dapat menghambat pertumbuhan bakteri patogen, hal ini dibuktikan dengan terjadinya penurunan jumlah patogen Salmonella sp, E.coli dan B. cereus. Mekanisme penghambatan pertumbuhan patogen oleh asam lemah dikarenakan terjadinya akumulasi anion dalam sel akan menghambat pertumbuhan mikroba karena kecepatan sintesa makromolekul menurun Eklund 1980, 1985 dan Russell 1992 diacu dalam Ouwehand dan Vesterlund 2004. Asam lemah yang tidak terdissosiasi bersifat lebih toksik dibandingkan dalam 58 bentuk terdissosiasi sehingga dapat menghambat pertumbuhan mikroba. Asam lemah yang tidak terdissosiasi mampu menembus dinding sel mikroba karena asam tersebut larut dalam lemak. Di dalam sel mikroba yang memiliki pH netral, maka asam organik terdissosiasiterurai menjadi RCOO - dan H + Padan et al. 1981 dan Slonczewski et al. 1981 diacu dalam Ouwehand dan Vesterlund 2004. Lepasnya proton dalam sitoplasma menyebabkan pH di dalam sel turun sehingga terjadi pH gradien akibatnya pertumbuhan mikroba terhambat. Menurut Eklund 1985 diacu dalam Ouwehand dan Vesterlund 2004, menyatakan bahwa penghambatan pertumbuhan mikroba bukan karena adanya pelepasan proton melainkan terjadinya akumulasi anion dalam sel. Dari ketiga jenis patogen yang digunakan dalam uji kompetisi dengan L. casei Rhamnosus menunjukkan bahwa penurunan jumlah B.cereus paling rendah dibandingkan dengan penurunan jumlah E. coli dan Salmonella. Hal ini dikarenakan B.cereus merupakan bakteri yang membentuk spora sehingga lebih tahan dibandingkan E. coli dan Salmonella. Todar 2005 menyatakan bahwa B.cereus merupakan spesies yang membentuk spora ellipsoid. Pada saat kandungan nutrisi dalam media berkurang maka bakteri ini akan membentuk endospora yang lebih tahan terhadap bahan kimia. Sedangkan pertumbuhan L.casei Rhamnosus yang dikompetisikan dengan patogen menunjukkan bahwa L.casei Rhamnosus masih dapat tumbuh dengan baik, hal ini menunjukkan bahwa L. casei Rhamnosus mampu bersaing dengan patogen untuk mengambil substrat atau sumber nutrisi.

C. POTENSI PREBIOTIK EKSTRAK UBI GARUT SECARA IN VIVO