26
F. SWEET POTATO FLAKES SPF
Sweet  Potato  Flakes SPF  atau  makanan  sarapan dari  ubi  jalar  merupakan
salah satu jenis produk yang berasal ubi jalar. Produk tersebut merupakan produk turunan yang dibuat dari campuran tepung ubi jalar instant atau tergelatinisasi ubi
jalar  kukus  yang  dikeringkan  dan  ditepungkan,  tepung  kedelai,  tapioka  sebagai bahan baku, gula, garam dan air. Proses produksi flaked cereal melibatkan proses
pemanasan dengan suhu tinggi sehingga dihasilkan produk yang berwarna gelap. Karena menggunakan bahan baku tepung tergelatinisasi, maka proses pemasakan
awal  dihilangkan,  sehingga  proses  pemasakan  hanya  dilakukan  pada  tahap pemanggangan. Secara garis besar proses pengolahan SPF adalah persiapan bahan
baku, formulasi,
pencampuran, pencetakan
pembentukan, flaking,
pemanggangan, pelapisan coating dan pengemasan. Bahan baku SPF terdiri dari 55  tepung  ubi  jalar  kukus,  25  tepung  kedelai,  20  tapioka,  gula  pasir  10
dari  total  tepung,  air  30  dari  total  tepung,  garam  0,5  dari  total  tepung. Untuk  membuat  SPF,  pertama-tama  dilakukan  pencampuran  kering  tepung  ubi
jalar kukus, tepung kedelai, tapioka. Gula dan garam dilarutkan dalam air. Larutan gula dan garam dimasukkan dalam campuran tepung kemudian dicampur dengan
menggunakan  mixer  sampai  adonan  homogen.  Adonan  dibuat  pellet  dengan menggunakan  grinder.  Pellet  dipotong-potong  dengan  panjang    0.5-1  cm,
kemudian  dipipihkan  menggunakan  drum  drier  sehingga  terbentuk  flake. Selanjutnya flake dipanggang dalam oven dengan menggunakan suhu pemanasan
300 F selama ± 11 menit kemudian SPF didinginkan Koswara 2003 dan Syamsir
et  al .  2007.    Hasil  penelitian  Koswara  2003,  menunjukkan  bahwa  SPF  yang
dibuat memiliki keunggulan dibandingkan produk sarapan komersial lainnya yaitu mengandung
β–karoten  30.76  ppm  tidak  terdapat  pada  produk  sarapan komersial  dan  kadar  serat  mencapai  10.46  pada  produk  sarapan  komersial
berkisar antara 1.4 – 3.8. Penyajian SPF dengan cara mencampur SPF dengan susu atau bisa dikonsumsi langsung sebagai makanan camilan. Produk  SPF  yang
diperoleh  dari  Seafast  Center  telah  memiliki  sertifikat  penyuluhan  SP  dari Depkes RI dengan nomor Depkes. RI. SP. No. 50310.032003 Koswara 2003.
Sebagaimana  disebutkan  di  atas  bahwa  produk  SPF  mengandung  tepung kedelai.  Di  dalam  tepung  kedelai  terdapat  oligosakarida  kedelai  yang  berpotensi
27
sebagai prebiotik. Oligosakarida kedelai dapat bertindak sebagai prebiotik karena mengandung  rafinosa,  stakiosa  dan  sukrosa  yang  dibentuk  dari  galaktosa  yang
berikatan dengan sukrosa Salminen et al. 1998. Menurut Smiricky 2001, jenis oligosakarida  pada  kedelai  adalah  rafinosa  dan  stakiosa.  Stabilitas  oligosakarida
lebih  baik  dibandingkan  dengan  sukrosa,  stabil  terhadap  panas  maupun  asam. Hayakawa et al. 1990 diacu dalam Salminen et al. 1998, secara in vitro, stakiosa
dan  rafinosa  yang  dimurnikan  dari  oligosakarida  kedelai  dapat  difermentasi  oleh Bifidobacterium
spp.  Konsumsi  oligosakarida  kedelai  10  ghari  dapat meningkatkan  jumlah  bifidobacteria  dalam  feses  manusia  secara  signifikan  dan
menurunkan bakteri usus halus yang berbahaya. Menurut Anonim 2008, secara alami  galakto-oligosakarida  GOS  ditemukan  dalam  kedelai  dan  dapat  disintesa
dari laktosa gula susu. Oligosakarida  dapat  berubah  setelah  mengalami  proses  pengolahan.
Menurut Jood et al. 1985, kadar sukrosa, rafinosa, stakiosa dan verbakosa yang terkandung  dalam  lima  jenis  leguminose  yang  diuji  Phaseolus  vulgaris,  Cicer
areitinium ,  Phaseolus  mungo,  Cajanus  cajan  dan  Vicia  vaba  mengalami
penurunan  setelah  dilakukan  proses  perendaman  air  maupun  larutan  sodium bikarbonat,  pemasakan,  pemasakan  dengan  otoklaf  pada  biji  yang  sudah
direndam,  germinasi  maupun  penggorengan  biji  yang  sudah  berkecambah.  Hasil penelitian  yang  dilakukan  Marlis  2008,  belum  dipublikasikan,  memunjukkan
bahwa  pada  tepung  ubi  jalar  kukus  terjadi  kenaikan  kandungan  maltotriosa  dan rafinosa  tertinggi  dibandingkan  dengan  tepung  ubi  jalar  segar  maupun  hasil
pengolahan  melalui  pemanggangan,  penyangraian  maupun  yang  diolah menggunakan drum drier.
28
III. METODOLOGI
A. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian dan Laboratorium Southeast Asia Food and
Agriculture  Science    Technology  SEAFAST  Center  IPB,  Kampus  IPB Darmaga, Bogor. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2006 – Juli 2007.
B. BAHAN
Bahan-bahan  yang  digunakan  adalah  ubi  garut  varietas  creole  dari  salah satu  petani  dari  kota  Temanggung  Jawa  Tengah,  ubi  jalar  putih  varietas  Sukuh
dari  International  Center  Potato  CIP  Ciapus-Bogor  dan  SPF  Sweet  Potato Flakes
didapat  dari  Seafast  Center,  IPB.  Pembuatan  cookies  ubi  garut  dan  ubi jalar  menggunakan  mentega  Blue  Band
TM
,  gula  halus  dan  telur  ayam.  Kultur bakteri  asam  laktat  BAL  yang  digunakan  adalah    Lactobacillus  casei  Shirota
L.  casei  Shirota,  Lactobacillus  casei  Rhamnosus  L.  casei  Rhamnosus, Lactobacilus
galur  Fl  dan  G3,  Bifidobacterium  longum  B.  longum  dan Bifidobacterium  bifidum
B.  bifidum,  bakteri  patogen  yang  digunakan  adalah Escherichia  coli  E.
coli,  Salmonella  sp,  Bacillus  cereus  B.  cereus.  Untuk sterilisasi  dan  ekstraksi  ubi  garut  dan  hasil  olahan,  ubi  jalar  dan  hasil  olahan
menggunakan alkohol 70. Bahan ransum tikus menggunakan maizena Honig
TM
, minyak  jagung  China  Corn  Oil
TM
,    Ca-kaseinat,  premix  vitamin  Fitkom
TM
, premix mineral, selulosa, air minum dalam kemasan AMDK. Klorinasi alat dan
kandang tikus menggunakan triklorit klorin. Standar  gula  yang  digunakan  adalah  standar  glukosa  Merck
TM
.  Bahan untuk  pengujian  mikrobiologi  adalah  proteose  peptone  Difco
TM
,  yeast  exract Difco
TM
, Tween 80 Merck
TM
, dipotasium hidrogen fosfat Merck
TM
, sodium asetat Merck
TM
,  MgSO
4
.7H
2
O  Difco
TM
,  dan  MnSO
4
.4H
2
O  Merck
TM
,  bacto  agar Difco
TM
.  Media  yang  digunakan  adalah  MRS  deMann  Rogosa  Sharpe  Broth Oxoid
TM
,  MRS  deMann  Rogosa  Agar  Oxoid
TM
,  EMBA  Eosin  Methylene  Blue Agar
Merck
TM
, PCA Plate count Agar Merck
TM
, LB Lactose Broth Difco
TM
, SCB  Selenite  Cystine  Broth  Oxoid
TM
,  BSA  Bismuth  Sulfite  Agar  Oxoid
TM
, HEA  Hectoen  Enteric  Agar  Oxoid
TM
,  NB  Nutrient  Broth  Oxoid
TM
,  NA