Lactobacillus casei Shirota Lactobacillus Fl

9 µm, cenderung membentuk rantai, bersifat mikroaerofilik, dapat tumbuh pada kisaran suhu 15 o C, tidak tumbuh pada suhu 45 o C dengan suhu optimum 30 o C, pH optimum untuk pertumbuhan 6.8 namun masih dapat tumbuh pada pH 3.5 Batt 1999. Lactobacillus casei Rhamnosus termasuk dalam genus bakteri asam laktat yang bersifat termobakterium, karena dapat tumbuh pada suhu 45 o C, toleran terhadap pemanasan 72 o C selama 40 menit Batt 1999. Bakteri ini bersifat homofermentatif, Gram positif, katalase negatif dan tidak membentuk spora. L. casei Rhamnosus mampu memfermentasi gula-gula seperti glukosa, galaktosa, laktosa, manosa, selobiosa, trehalosa dan rhamnosa, kadang-kadang juga mampu memfermentasi sukrosa dan maltosa. Menurut Narayanan et al. 2004, Lactobacillus rhamnosus bersifat fakultatif anaerob, dalam suasana anaerob dapat menghasilkan L+ asam laktat dan etanol. Lactobacillus rhamnosus MTCC 1408 menghasilkan asam laktat murni dalam media yang mengandung ekstrak glucosa- yeast. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa Lactobacillus rhamnosus GG mampu menempel pada mucosa, meskipun sifat penempelannya sementara Alander et al. 1999, pemberian Lactobacillus rhamnosus GG pada tikus dapat mengeluarkan aflatoksin B 1 AFB 1 lebih banyak melalui feses Gratz et al. 2006, dapat memperpendek lama diare dan frekuensi buang air besar lebih jarang pada anak-anak diare yang diberi antibiotik, menstimulir pembentukan antibodi, memodifikasi produksi cytokinin yang merupakan protein penting dalam respon imun Young 2008. Menurut Gill dan Rutherfurd 2000, menunjukkan bahwa Lactobacillus rhamnosus HN001 diisolasi dari produk susu mampu meningkatkan imunitas tikus dengan meningkatkan aktivitas pagocytic darah dan sel peritoneal.

b. Lactobacillus casei Shirota

Lactobacillus casei Shirota ditemukan pertama kali oleh Dr. Shirota pada tahun 1935, seorang ahli mikrobiologi dari Jepang. Jenis bakteri ini mempunyai morfologi berbentuk batang, berada dalam koloni tunggal maupun berantai, memiliki panjang 1.5-5.0 µ m dan lebar 0.6-0.7 µ m, Gram positif, katalase negatif, tidak membentuk spora maupun kapsul, tidak memiliki flagela, fakultatif anaerob. L. casei Shirota dapat hidup dengan baik pada suhu optimum 15-41 o C 10 dan pH 3.5 atau lebih Meutia 2003. L. casei Shirota bersifat homofermentatif, yaitu memecah glukosa menjadi asam laktat 90, sejumlah kecil asam sitrat, malat, asetat, suksinat, asetaldehid, diasetil dan asetoin yang berperan dalam pembentukan flavor Selamat 1992. Pemberian L. casei Shirota setiap hari pada bayi kelinci dapat meningkatkan respon imun terhadap sel Escherichia coli penghasil Shiga-toxin STEC dan menurunkan konsentrasi Shiga-toxin dalam pencernaan, sehingga dapat mengurangi terjadinya diare.

c. Lactobacillus Fl

Lactobacillus Fl merupakan isolat klinis BAL yang diisolasi dari feses bayi oleh Evanikastri 2003. Bakteri ini berbentuk batang pendek, dan bersifat Gram positif, katalase negatif, tidak memproduksi NH 3 dan CO 2 dari glukosa. Jenis bakteri ini tergolong BAL homofermentatif, karena hanya memproduksi asam laktat, tanpa karbondioksida dari glukosa. Lactobacillus Fl dapat tumbuh pada suhu 37 o C dan 45 o C. Hasil uji gula-gula yang dilakukan menunjukkan bahwa bakteri ini positif pada gula-gula maltosa, arabinosa, rhamnosa, xylosa dan sorbitol. Bakteri ini diduga merupakan spesies Lactobacillus acidophilus. Lactobacillus Fl bersifat hidrofobik, mempunyai aktivitas yang tinggi dalam menghambat Escherichia coli O157:H7, Staphylococcus aureus dan Salmonella typhimurium . Bakteri ini tahan terhadap asam pH 3.0 dan garam empedu Evanikastri 2003.

d. Lactobacillus G3