Menurut pendapat Darsono 2000:65 siswa yang merasa dirinya memiliki kemampuan untuk melakukan sesuatu, maka akan mendorong dirinya berbuat
sesuatu untuk dapat mewujudkan tujuan yang ingin diperolehnya dan sebaliknya yang merasa tidak mampu akan merasa malas untuk berbuat sesuatu. Siswa yang
memiliki motivasi rendah, cenderung malas untuk mencari dan memecahkan soal- soal. Hal ini juga sesuai dengan pendapat Sardiman 2010:75 yang menyatakan
bahwa motivasi merupakan daya penggerak yang menjadi aktif atau dapat juga dikatakan sebagai serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu,
sehingga orang mau dan ingin melakukan sesuatu oleh karena itu motivasi sangat berperan penting untuk mendukung tercapainya hasil belajar yang maksimal.
Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Eni Asih 2007 yang menyebutkan bahwa ada pengaruh motivasi terhadap prestasi belajar
sebesar 83, hal yang sama juga diungkapkan oleh Trivianingrum 2008 dalam penelitiannya yang menyatakan ada pengaruh motivasi terhadap prestasi belajar
sebesar 29,9.
4.2.2.5 Pengaruh Kompetensi Profesional Guru terhadap Hasil Belajar H
5
Guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan akan lebih mampu mengelola kelasnya sehingga hasil belajar
siswa dapat optimal. Hipotesis delapan H
5
diterima dan signifikan, yang menunjukkan adanya pengaruh kompetensi profesional guru terhadap hasil
belajar. Menurut Triyanto 2007:76 Guru harus mengkaji hakekat penelitian tindakan kelas, berlatih mengidentifikasi dan menganalisis permasalahan
pembelajaran, berlatih menyusun rancangan dan melaksanakan penelitian
tindakan kelas, serta berlatih merancang upaya-upaya peningkatan kualitas pembelajaran. Guru harusnya melakukan penelitian tindakan kelas agar guru lebih
mengetahui permasalhan-permasalahan yang sebenarnya terjadi dalam belajar, sehingga guru dapat melakukan upaya-upaya yang tepat untuk meningkatkan hasil
belajar. Hal ini sesuai dengan penelitian Dewi Yuli Arum 2011 yang menyatakan bahwa ada pengaruh kompetensi profesional guru terhadap hasil
belajar sebesar 36,06.
4.1.2.6 Pengaruh Lingkungan Sekolah terhadap Hasil Belajar H
6
Kondisi lingkungan sekolah yang baik akan memberikan stimulus dan respon yang baik kepada anak sehingga prestasinya menjadi baik. Sebaliknya, jika
lingkungan sekolah tidak baik, cenderung akan berdampak negatif pada siswa. Hal ini ditunjukkan dari hasil pengujian hipotesis enam H
6
diterima dan signifikan yang menunjukkan adanya pengaruh positif lingkungan sekolah
terhadap hasil belajar. Adanya komponen-komponen sekolah yang baik maka akan menciptakan suasana sekolah yang mendukung berjalannya proses belajar
mengajar yang baik. Metode mengajar yang menarik dan tidak membosankan serta adanya relasi guru dengan siswa yang baik akan menjadikan proses belajar
mengajar dikelas menjadi lebih mudah dan belajar akan lebih menyenangkan. Adanaya disiplin sekolah yang baik yaitu seluruh staf sekolah yang mengikuti tata
tertib dan bekerja dengan disiplin membuat siswa menjadi disiplin pula, selain itu juga memberi pengaruh positif terhadap hasil belajar siswa. Fasilitas merupakan
komponen yang tidak kalah penting dalam lingkungan sekolah yang dapat
mempengaruhi hasil belajar, adanya sarana prasarana yang mendukung akan menciptakan suasana yang nyaman untuk kegiatan belajar mengajar.
Penelitian ini sesuai dengan penelitian Deni Nur Heti Mulyani 2011 yang menyatakan total pengaruh lingkungan sekolah terhadap hasil belajar yaitu 32,5.
4.2.2.7Pengaruh Lingkungan Keluarga terhadap Hasil Belajar H
7
Hipotesis sembilan H
7
ditolak dan tidak signifikan, yang menunjukkan tidak adanya pengaruh lingkungan keluarga terhadap hasil belajar. Lingkungan
keluarga bukan berarti tidak berpengaruh terhadap hasil belajar melainkan lingkungan keluarga berpengaruh secara tidak langsung terhadap hasil belajar
melalui motivasi sebagai variabel perantara, hal tersebut disebabkan karena lingkungan keluarga kurang mendukung dalam kegiatan belajar siswa di rumah.
Sesuai dengan pendapat Slameto 2003:61 orang tua yang kurangtidak memperhatikan pendidikan anaknya, misal mereka acuh tak acuh terhadap belajar
anaknya, tidak memperhatikan samasekali akan kepentingan-kepentingan dan kebutuhan-kebutuhan belajar anaknya dalam belajar, tidak mengatur waktu
belajaranya, tidak melengkapimenyediakan alat belajarnya, tidak memperhatikan apakah anaknya belajar atau tidak,tidak mau tahu bagaimana kemajuan belajar
anaknya,kesulitan yang dialami dalam belajar dan lain-lain dapat memyebabkan anak kurangtidak berhasil dalam belajarnya, walaupun anaknya sebetulnya
pandai namun cara belajarnya tidak teratur maka kesukaran-kesukaran dalam belajar menumpuk dan mengalami ketinggalan dalam belajarnya akhirnya anak
akan menjadi malas bealajar dan hasil belajarnya akan buruk. Oleh sebab itu pihak keluarga hendaknya memberikan pengertian dan perhatian yang tinggi agar anak
lebih termotivasi dalam belajar sehingga hasil belajar yang dicapai dapat optimal. Penelitian ini sesuai dengan penelitian Dewi Yuliarum 2011 yang menyebutkan
bahwa lingkungan keluarga tidak berpengaruh terhadap hasil belajar.
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan