Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Proses pendidikan pada umumnya berlangsung disekolah melalui kegiatan pembelajaran yang merupakan proses perubahan tingkah laku. Hasil belajar merupakan salah satu indikator keberhasilan proses pembelajaran yang diterapkan pada siswa khususnya dan sekaligus indikator untuk menilai kualitas sistem pendidikan yang diterapkan pada umumnya. Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar Anni 2006:5. Hasil belajar yang optimal sangat diinginkan oleh siswa yang telah melakukan kegiatan pembelajaran, karena dengan hasil belajar yang optimal dapat memperlihatkan usaha yang telah dilakukan oleh siswa setelah belajar dan hasil belajar itu juga dapat menentukan arah selanjutnya yang akan diambil siswa untuk pendidikan mereka selanjutnya. Menurut Tu’u 2004:75 hasil belajar ditujukan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan guru misalnya nilai tugas, ulangan harian, nilai mid semester maupun nilai ulangan akhir semester. Sekolah Menengah Atas SMA merupakan salah satu pendidikan formal yang mempunyai tujuan menciptakan atau menyiapkan peserta didik agar mempunyai kemampuan untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi yaitu Perguruan Tinggi. Salah satu usaha yang digunakan untuk mewujudkan tujuan tersebut adalah meningkatkan hasil belajar siswa baik yang bersifat akademik maupun non akademik. Hasil belajar merupakan tolok ukur yang utama untuk mengetahui keberhasilan belajar seseorang. Seorang yang hasil belajarnya tinggi dapat dikatakan bahwa ia telah berhasil dalam belajar. Akuntansi merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib di tempuh siswa-siswa SMA pada tingkat atau kelas XI IPS dan XII IPS . Akuntansi sendiri merupakan mata pelajaran yang dianggap sulit oleh para siswa karena memerlukan pemahaman, ketelitian, serta konsentrasi yang tinggi. Akuntansi merupakan bagian dari ilmu ekonomi yang berhubungan dengan seluk beluk pembukuan yang terjadi pada suatu badan atau perusahaan Dahlan, 1994:16. Berdasarkan pengertian tersebut, terlihat bahwa pelajaran akuntansi adalah salah satu pelajaran di sekolah yang tidak hanya menuntut pengetahuan dan pemahaman saja, tetapi juga memerlukan konsentrasi, ketekunan, ketelitian dan ketrampilan yang tinggi dengan tidak meninggalkan logika siswa dalam pemecahan masalah yang diperlukan siswa untuk menguasai suatu kompetensi, karena kompetensi– kompetensi yang dipelajari tersebut saling berkaitan dan merupakan satu kesatuan. Apabila penguasaan siswa pada kompetensi yang sebelumnya kurang, dimungkinkan sulit untuk menguasai kompetensi selanjutnya. Hasil studi pendahuluan yang dilakukan di SMA Negeri 12 Semarang, diketahui data hasil belajar Akuntansi siswa kelas XII IPS yang pada waktu observasi masih duduk di kelas XI IPS adalah sebagai berikut: Tabel 1.1 Daftar Nilai Ulangan Harian Siswa Kelas XI IPS Mata Pelajaran Akuntansi Kelas Nilai rata-rata XI IPS 1 57,9 XI IPS 2 61,9 XI IPS 3 57,8 Sumber : Daftar nilai pegangan guru Data diatas menunjukan bahwa hasil belajar mata pelajaran akuntansi di SMA Negeri 12 Semarang belum optimal, hal ini dapat dilihat dari tiga kelas hanya 1 kelas yang rata-ratanya mencapai KKM 61. Hasil belajar yang kurang optimal tersebut berarti siswa belum maksimal dalam menguasai materi yang disampaikan oleh guru. Hal ini tidak dapat dibiarkan karena akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa khususnya hasil belajar mata pelajaran akuntansi, oleh karena itu harus ada upaya untuk mengetahui faktor-faktor penyebabnya. Faktor yang mempengaruhi belajar dibedakan menjadi dua yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa, seperti disiplin belajar, kondisi fisiologis keadaan fisik dari siswa, kondisi psikologi kecerdasan, bakat, minat, motivasi. Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri siswa, seperti faktor lingkungan, alat instrument kurikulum, metode pembelajaran, sarana dan fasilitas serta gurupengajar Slameto, 2003: 54. Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang telah peneliti laksanakan di SMA Negeri 12 Semarang, beberapa permasalahan yang muncul berkenaan dengan pencapaian hasil belajar siswa, diantaranya dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu motivasi, kompetensi profesional guru, lingkungan sekolah, dan lingkungan keluarga. Motivasi sebagai faktor inner batin berfungsi menimbulkan, mendasari, mengarahkan perbuatan belajar Ahmadi, 2002 : 83. Motivasi dapat menentukan baik tidaknya dalam mencapai tujuan sehingga semakin besar motivasinya akan semakin besar kesuksesan belajarnya. Seseorang yang besar motivasinya akan giat berusaha, tampak gigih tidak mau menyerah, giat membaca buku-buku untuk meningkatkan prestasinya untuk memecahkan masalahnya. Sebaliknya mereka yang motivasinya lemah, tampak acuh tak acuh, mudah putus asa, perhatianya tidak tertuju pelajaran, suka mengganggu kelas, sering meninggalkan pelajaran akibatnya prestasi siswa akan menurun. Bila hal ini tidak diperhatikan, tidak dibantu, maka siswa akan gagal dalam belajar. Oleh karena itu guru sebagai orang yang membelajarkan siswa, harus peduli dengan masalah motivasi ini. Guru harus mau dan mampu memotivasi siswa yang rendah motivasi belajarnya, dan meningkatkan motivasi siswa yang sudah mempunyai motivasi belajar. Antonio 2002 dalam Electronic Journalof Research In Educational Psyhcology and Psychopedagogy menyatakan bahwa faktor motivasi, guru, faktor keluarga, adalah faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar, dan motivasi merupakan faktor yang sangat berpengaruh dimana motivasi dianggap sebagai unsur yang memulai diri sendiri dalam belajar ketika siswa termotivasi, semua usaha dan kepribadian diarahkan terhadap prestasi. Motivasi merupakan faktor internal yang sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Setyowati 2007 menyatakan bahwa besarnya motivasi belajar yang mempengaruhi hasil belajar siswa kelas VII SMPN 13 Semarang ini sebesar 29, 766 sedangkan 71,344 di pengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian itersebut. Berdasarkan hasil observasi di SMAN 12 Semarang dapat diketahui jika motivasi siswa masih kurang hal ini dilihat dari keaktifan siswa dikelas dari tiga kelas masing-masing kelas hanya beberapa siswa yang aktif pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Faktor eksternal juga tidak kalah penting pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa di SMA Negeri 12 Semarang, faktor eksternal tersebut yaitu kompetensi guru profesional, lingkungan sekolah dan juga lingkungan keluarga. Guru sebagai pengajar atau pendidik, guru merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan setiap usaha pendidikan dengan pengajaran. Itulah sebabnya setiap adanya inovasi pembelajaran, khususnya mengenai masalah kurikulum dan peningkatan sumber daya yang dimiliki oleh siswa yang dihasilkan oleh pembelajaran yang sering bermuara pada faktor kemampuan guru. Hal tersebut menunjukkan bahwa guru dituntut untuk senantiasa berperan aktif dan eksis dalam dunia pendidikan. Keahlian dan kepribadian guru merupakan salah satu faktor yang sangat berperan sekaligus menjadi loncatan bagi siswa untuk meraih keberhasilan khususnya prestasi baik dari segi analisis maupun kemampuan mendayagunakan ilmu pengetahuan yang dimilikinya. William 2004 dalam New Jersey Department Education. menyatakan tentang pentingnya standar guru bahwa untuk meningkatakan hasil belajar maka guru harus memiliki standar kemampuan, seperti kemampuan untuk mempunyai pengetahuan yang luas, kemampuan untuk penggunaan teknologi, kemampuan dalam penggunaan strategi pembelajaran yang bervariasi, penciptaan lingkungan belajar yang produktif, kemampuan untuk menggunakan berbagai macam penilaian, kemampuan untuk bekerja dengan peserta didik yang lain, dan kemampuan yang kuat untuk menjalin kemitraan dengan orang tua dan masyarakat. SMA Negeri 12 Semarang tidak mengalami kekurangan tenaga pendidik untuk bidang studi EkonomiAkuntansi. Namun rata-rata di SMA Negeri 12 Semarang masih menggunakan metode konvesional yaitu ceramah dan diskusi dalam proses KBM sehingga siswa cenderung bosan dan malas dalam mengikuti pelajaran. Profesionalisme guru tidak cukup hanya dengan kemampuan membelajarkan siswa, tetapi juga harus mampu mengelola informasi dan lingkungan untuk memfasilitasi kegiatan belajar siswa. Dampak dari perkembangan IPTEK terhadap proses pembelajaran adalah diperkayanya sumber dan media pembelajaran seperti buku teks, modul, OHP transparansi, film, video, slide, hypertext, web, dan sebagainya. Guru profesional dituntut mampu memilih dan menggunakan berbagi jenis media pembelajaran yang ada di sekitarnya dan juga diharapkan bisa membuat media pembelajaran sendiri. Namun di SMA Negeri 12 Semarang proses belajar mengajar belum memanfaatkan media dikarenakan selain guru belum ahli menggunakan media seperti LCD juga dikarenakan kurangnya fasilitas yang mendukung seperti ruang multimedia, sebagai tempat untuk pembelajaran melalui media. Faktor eksteren lain yang mempengaruhi hasil belajar siswa yaitu faktor lingkungan sekolah dan lingkungan keluarga. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Clrak dalam Sudjana 2002 : 39 bahwa hasil belajar siswa di sekolah 70 dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan 30 dipengaruhi oleh lingkungan. Kondisi lingkungan juga mempunyai pengaruh terhadap prestasi belajar yang dicapai siswa. Salah satu masukan dalam sistem pendidikan adalah lingkungan, jadi lingkungan merupakan suatu komponen sistem yang ikut menentukan keberhasilan proses pendidikan. Kondisi lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah menjadi perhatian karena faktor ini sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari siswa yang sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar. Lingkungan sekolah memberikan kontribusi besar terhadap prestasi pencapain prestasi belajar siswa. Siswa akan selalu berhubungan dengan guru dalam kegiatan belajar mengajar, menggunakan fasilitas belajar yang disediakan di sekolah, serta membutuhkan sarana dan prasarana sekolah yang memadai. Kondisi lingkungan sekolah dapat dilihat dari segi fasilitas atau sarana dan prasarana sekolah, di SMA Negeri 12 Semarang sebagian ruang kelas rusak, ruang kelas yang sebagian rusak tersebut tentunya sangat menghambat proses belajar mengajar demikian juga meja dan kursi siswa yang rusak dan penuh coretan tentunya akan mengurangi kenyamanan siswa dalam proses belajar, meja dan kursi siswa merupakan fasilitas yang sangat penting dalam proses belajar siswa di kelas. SMA Negeri 12 tidak memiliki laboratorium multimedia atau ruang multimedia yang menyebabkan guru sulit untuk menggunakan media pembelajaran berbasis multimedia, tentunya hal ini akan menghambat kegiatan belajar mengajar sehingga hasil belajar siswa pun menjadi kurang optimal karena kurangnnya fasilitas belajar tersebut. Lingkungan keluarga juga mempengaruhi hasil belajar siswa, dimana keluarga merupakan pendidikan yang utama dan pertama. Disebut sebagai lingkungan atau lembaga pendidikan utama karena sebelum manusia mengenal lembaga pendidikan lain pendidikan inilah yang pertama ada. Pendidikan dalam keluarga merupakan dasar pada pendidikan di sekolah. Bloom dalam Sudjana 2002 menyatakan bahwa lingkungan keluarga dan faktor- faktor luar sekolah secara luas berpengaruh terhadap siswa. Siswa-siswa hidup di kelas pada suatu sekolah relatif singkat, sebagian besar waktunya dipergunakan siswa untuk bertempat tinggal di rumah. Keluarga telah mengajarkan anak berbahasa, kemampuan untuk belajar dari orang dewasa dan beberapa kualitas dan kebutuhan berprestasi, kebiasaan bekerja dan perhatian terhadap tugas yang merupakan dasar terhadap pekerjaan di sekolah. Pendidikan lingkungan keluarga merupakan pendidikan informal dengan orang tua sebagai pendidik. Orang tua adalah pendidik kodrati, mereka pendidik bagi anak-anaknya secara kodrati ibu dan bapak diberikan anugrah oleh Allah berupa naluri orang tua. Kasih sayang dan pengertian keluarga khususnya orang tua akan memberikan pengaruh positif dalam perekembangan jiwa anak. Untuk itu sudah sepantasnya orang tua menjadi teladan yang baik bagi anak. Lingkungan keluarga bisa memberikan pengaruh positif terhadap aktivitas belajar anak apabila keadaan keluarga cukup harmonis, kondisi ekonomi berkecukupan. Perhatian dari orang tua juga penting peranannya terhadap pencapaian prestasi belajar anak, misalnya memperhatikan kedisiplinan belajarnya atau menanyakan adakah kesulitan yang tidak bisa dipecahkan dan apakah orang tua bisa membantu. Orang tua seringkali memberikan semangat agar anak menjadi optimis dan merasa ada perlindungan dan perhatian dari orang tua, sehingga anak mendapat kemudahan dalam belajar dan berambisi untuk meraih prestasi. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Azizah Ismawati 2009 menyatakan bahwa Variabel lingkungan keluarga memberikan kontribusi sebesar 29,7 terhadap prestasi belajar siswa sedangkan Variabel lingkungan sosial memberikan kontribusi sebesar 25,4 terhadap prestasi belajar siswa. keluarga dan lingkungan sosial terhadap prestasi belajar adalah sebesar 55,2. Berdasarkan observai di SMAN 12 Semarang dapat diketahui bahawa sebagian besar orang tua siswa di SMA Negeri 12 Semarang bermata pencaharian sebagai buruh, dengan rata-rata tingkat pendapatan para orang tua murid yang tergolong rendah. Keluarga orang tua yang keadaan sosial ekonominya tinggi tidak akan banyak mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan sekolah anak, berbeda dengan orang tua yang keadaan sosial ekonominya menengah kebawah atau rendah, maka orang tua akan kesulitan untuk memenuhi kebutuhan belajar anaknya. Anak dalam belajar akan sangat membutuhkan sarana penunjang belajarnya, seperti buku pelajaran yang harganya mahal, dan kebutuhannya tidak terpenuhi maka ini akan menjadi penghambat bagi anak dalam pembelajaran. Orang tua juga kesulitan untuk memberikan fasilitas belajar tambahan seperti les privat bagi anaknya agar prestasi belajarnya meningkat. Hal ini berpengaruh pada prestasi belajar siswa yang menjadi tidak optimal karena kurangnya sarana belajar dari orang tua, yang kebanyakan siswa hanya memperoleh pelajaran dari sekolah tanpa tambahan pelajaran dari luar sekolah dan hanya belajar menggunakan LKS dan buku yang tersedia di perpustakaan tanpa adanya sumber buku yang lain sebagai pedoman belajar. Tingkat pendidikan orang tua siswa di SMA Negeri 12 Semarang tergolong rendah yaitu sebagian besar berpendidikan SD, sehingga cara orang tua dalam membimbing anak belajar di rumah masih kurang karena tingkat pendidikan yang rendah. Selain itu orang tua tidak dapat membantu anaknya ketika mendapat kesulitan belajar. Cara membimbing anak dalam belajar di rumah akan berpengaruh terhadap prestasi belajar anak, sehingga anak di sekolah akan mempunyai prestasi belajar yang berbeda sesuai dengan bimbingan yang diperoleh anak dari orang tuanya. Sedangkan rata-rata mata pencaharian orang tua siswa yaitu sebagai buruh sehingga tingkat perekonomian para orang tua murid adalah menengah kebawah. Berdasarkan penjelasan sebelumnya bahwa tingkat pendidikan dan penghasilan buruh rendah maka tidak bisa membibing belajar anak, dan dengan penghasilan yang rendah maka kurang bisa memfasilitasi belajar anak. Berdasarkan hasil survai pendahuluan yang telah dikemukakan si atas maka dapat di indikasikan bahwa hasil belajar siswa mata pelajaran Akuntansi kelas di XI IPS SMA Negeri 12 Semarang tahun ajaran 20092010 masih belum optimal, hal tersebut berlanjut hingga awal tahun ajaran 20102011 dimana pencapaian hasil belajar akuntansi siswa kelas XII IPS di sekolah tersebut belum sesuai dengan harapan. Kondisi yang demikian disebabkan oleh kurangnya faktor- faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa baik faktor internal dari alam diri siswa sendiri maupun dari faktor eksternal yaitu lingkungan dimana siswa berada. Berdasarkan kondisi tersebut peneliti bermaksud mengadakan penelitian dengan judul : “MOTIVASI, KOMPETENSI PROFESIONAL GURU, LINGKUNGAN SEKOLAH, DAN LINGKUNGAN KELUARGA TERHADAP HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN AKUNTANSI SISWA KELAS XII IPS DI SMA NEGERI 12 SEMARANG TAHUN PELAJARAN 20102011.”

1.2 Rumusan Masalah

Dokumen yang terkait

PENGARUH KOMPETENSI GURU, LINGKUNGAN KELUARGA, LINGKUNGAN MASYARAKAT, LINGKUNGAN SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS XI IPS DI SMA NEGERI 1

1 8 208

PENGARUH PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI PROFESIONAL GURU AKUNTANSI DAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS SMA N 1 BERGAS KAB. SEMARANG TAHUN AJARAN 2012 2013

0 14 159

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI PROFESIONAL GURU, FASILITAS BELAJAR, DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR AKUNTANSI KELAS X DI SMK MUHAMMADIYAH 1 SEMARANG

0 7 175

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR SISWA DAN KOMPETENSI GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI PADA SISWA KELAS XII IPS DI MA YASPIA NGROTO TAHUN AJARAN 2010 2011

0 11 138

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR SISWA, CARA BELAJAR DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS SMA N 1 CEPIRING KABUPATEN KENDAL TAHUN AJARAN 2011 2012

0 5 204

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI 1 BANJARNEGARA TAHUN 2010 2011

1 11 131

Pengaruh Motivasi Belajar, Lingkungan Keluarga, Lingkungan Sekolah dan Metode Pembelajaran Terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Akuntansi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 2 Wonogiri Tahun Ajaran 2010 2011

2 12 185

PENGARUH PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XII IPS SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010 2011

0 8 86

PENGARUH KESULITAN BELAJAR DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR AKUNTANSI Pengaruh Kesulitan Belajar Dan Lingkungan Sekolah Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI IPS Sma Negeri 2 Sukoharjo Tahun Ajaran 2012/2013.

0 3 18

PENGARUH KESULITAN BELAJAR DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR AKUNTANSI Pengaruh Kesulitan Belajar Dan Lingkungan Sekolah Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI IPS Sma Negeri 2 Sukoharjo Tahun Ajaran 2012/2013.

0 0 13