konfirmatori untuk indikator pengertian orang tua memiliki nilai koefisien konfirmatori yang paling rendah
Kelemahan pada aspek pengertian orang tua dikarenakan orang tua kurang dapat memberikan pengertian seperti memberi motivasi untuk belajar atau selalu
mengingatkan anak untuk selalu belajar dan tingkat pendidikan orang tua yang lebih rendah menjadikan orang tua tidak bisa membantu kesulitan-kesulitan
belajar anak. Merujuk pada Slameto 2003:64 bahwa anak belajar perlu dorongan dan
pengertian orang tua. Bila anak sedang belajar jangan diganggu dengan tugas- tugas dirumah. Kadang-kadang anak mengalami lemah semangat, orang tua wajib
memberi pengertian dan mendorongnya, membantu sedapat mungkin kesulitan yang dihadapi anak di sekolah, kalau perlu menghubungi guru anaknya untuk
mengetahui perkembangan anaknaya.
4.2.1.6 Hasil Belajar
Secara umum dari hasil penelitian didapat hasil belajar siswa belum dinyatakan tuntas karena nilai yang diperoleh kurang dari Kriteria Ketuntasan
Minimum KKM yang ditetapkan.
4.2.2 Pembahasan Hipotesis
4.2.2.1 Pengaruh Kompetensi Profesional Guru terhadap Motivasi H
1
Kompetensi guru adalah kecakapan, kemampuan dan keterampilan yang dimiliki oleh seorang yang bertugas mendidik siswa agar mempunyai kepribadian
yang luhur dan mulia sebagaimana tujuan dari pendidikan. Hipotesis dua H
2
diterima dan signifikan, yang menunjukkan adanya pengaruh kompetensi profesional guru terhadap hasil belajar melalui motivasi. Penelitian ini sesuai
dengan penelitian Deni Nur Heti Mulyani 2011 yang menyatakan bahwa adanya kompetensi profesional guru yang tinggi menunjukkan bahwa sebagian siswa
memiliki motivasi yang tinggi juga sehingga berdampak langsung terhadap hasil belajar yang diperoleh siswa.
Proses pembelajaran dapat terlakasana dengan baik jika didukung oleh kompetensi professional yang dimiliki guru sesuai dengan pendapat Uzer Usman
dalam Meliani 2007: 43 bahwa proses belajar mengajar dan hasil belajar sebagian besar ditentukan oleh peranan dan kemampuan guru. Guru yang
kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan akan lebih mampu mengelola kelasnya sehingga hasil belajar siswa berada pada
tingkat optimal. Guru yang kompeten dapat menciptakan lingkungan belajar yang efektif,
menyenangkan dan akan lebih mampu mengelola kelasnya, sehingga belajar para siswa berada pada tingkat optimal. Penciptaan lingkungan belajar yang efektif
dan menyenangkan secara tidak langsung dapat membuat siswa lebih termotivasi dan senang dalam mengikuti pelajaran.
4.2.2.2 Pengaruh Lingkungan Sekolah terhadap Motivasi H
2
Lingkungan sekolah merupakan jumlah semua benda hidup dan mati serta seluruh kondisi yang ada di dalam lembaga pendidikan formal yang secara
sistematis melaksanakan program pendidikan dan membantu siswa mengembangkan potensinya. Hipotesis tiga H
2
ditolak dan tidak signifikan,
yang menunjukkan tidak ada pengaruh lingkungan sekolah terhadap hasil belajar melalui motivasi. Lingkungan sekolah berpengaruh langsung terhadap hasil
belajar tanpa melalui motivasi, hal tersebut disebabkan karena lingkungan sekolah kurang mendukung dalam meningkatkan motivasi siswa untuk belajar
seperti metode mengajar guru monoton yang hanya menggunakan metode ceramah yang menyebabkan siswa menjadi jenuh sehingga siswa kurang
termotivasi untuk belajar, dan fasilitas Sekolah yang kurang mendukung. Pihak sekolah hendaknya memberikan perhatian yang tinggi terhadap hal-hal tersebut
sehingga siswa termotivasi dalam belajar sehingga hasil belajar yang dicapai dapat optimal. Menurut pendapat Slameto 2003 :65 menyatakan bahwa guru
yang biasa mengajar dengan metode ceramah saja siswa menjadi bosan, mengantuk, pasaif dan hanya mencatat saja. Guru yang progresif berani mencoba
metode-metode yanag baru yang dapat membantu kegiatan belajar mengajar, dan meningkatkan motivasi siswa untuk belajar. Penelitian ini berbeda dengan
penelitian Dewi putriningsih 2011 yang menyatakan bahwa ada pengaruh positif lingkungan sekolah terhadap motivasi, hal ini dikarenakan kondisi keadaan siswa
maupun keadaan sekolah yang berbeda-beda di setiap sekolahan.
4.2.2.3 Pengaruh Lingkungan Keluarga terhadap Motivasi H