71
4.3.2.2 CPUE dengan Sebaran Klorofil-a
Sebagaimana hasil korelasi silang antara suhu permukaan laut dengan CPUE, konsentrasi klorofil-a dengan CPUE juga menunjukkan periode fluktuasi
tahunan annual fluctuation yaitu periode 12 bulanan. Dengan menjadikan sebaran klorofil-a sebagai variabel bebas x dan CPUE sebagai variabel tak bebas
y didapatkan hasil yang menunjukkan bahwa fluktuasi kedua parameter berkorelasi pada periode 12 bulan dari Maret 2006 sampai dengan Oktober 2008
dengan nilai koherensi 0,73.
Gambar 22 Hasil korelasi silang antara suhu permukaan laut dan CPUE periode 2005-2009.
Arah dan kecepatan angin merupakan komponen oseanografi yang secara tidak langsung terkait dengan keberadaan stok cakalang di perairan selatan Jawa
Timur melalui pengaruhnya terhadap berbagai faktor oseanografi diantaranya suhu permukaan laut dan kesuburan perairan. Kondisi suhu permukaan laut
beserta variasi suhu secara menegak dan secara melintang menjadi salah satu penentu apakah cakalang mendapatkan kondisi lingkungan yang sesuai.
Klorofil-a adalah pigmen fotosintesis yang dimiliki oleh hampir semua jenis fitoplankton. Produktifitas primer di perairan sangat bergantung kepada
konsentrasi klorofil-a perairan, suhu, dan ketersediaan nutrien Renk et al. 2000. Hasil penelitian Zalewski et al. 2005 di wilayah sekitar lokasi upwelling di laut
Baltik menemukan bahwa kombinasi dari beberapa faktor akan mempengaruhi
72
produktifitas primer pada wilayah yang mendapatkan pengaruh langsung upwelling
ataupun pada wilayah transisi, dengan tingkat pengaruh tertinggi diberikan oleh konsentrasi klorofil-a.
Beda fase antara kedua fluktuasi adalah tan
-1
0,09 yang menunjukkan bahwa terjadinya fluktuasi konsentrasi klorofil-a mendahului fluktuasi CPUE
dengan beda fase 5 hari, atau terdapat kecenderungan bahwa bila nilai konsentrasi klorofil-a meningkat maka CPUE cakalang juga cenderung meningkat 5 hari
setelah peningkatan konsentrasi klorofil-a. Hal ini mengindikasikan bahwa diperlukan waktu 5 hari setelah meningkatnya konsentrasi klorofil-a bagi
terjadinya kelimpahan organisme pemakan plankton yang merupakan makanan utama cakalang.
Tabel 14 Nilai korelasi silang, periode fluktuasi, koherensi dan beda fase suhu permukaan laut dan klorofil-a dengan CPUE
Korelasi silang Periode
Fluktuasi Koherensi
Beda fase tan
-1
Hari Suhu permukan laut dan
CPUE 12 bulan
0,71 -2,97
71 Klorofil-a dan CPUE
12 bulan 0,73
0,09 5
Arah dan kecepatan angin merupakan komponen oseanografi yang secara tidak langsung terkait dengan keberadaan populasi cakalang di perairan selatan
Jawa Timur melalui pengaruhnya terhadap berbagai faktor oseanografi diantaranya suhu permukaan laut dan kesuburan perairan. Kondisi suhu
permukaan laut beserta variasi suhu secara menegak dan secara melintang menjadi salah satu penentu apakah cakalang mendapatkan kondisi lingkungan
yang sesuai. Meningkatnya konsentrasi klorofil-a merupakan indikator kelimpahan
phytoplankton yang merupakan makanan dari zooplankton. Kelimpahan
zooplankton selanjutnya akan menarik pemangsa seperti krustasea dan ikan-ikan
kecil yang selanjutnya akan dimangsa oleh cakalang. Matsumoto et al. 1984 menjelaskan bahwa cakalang muda terutama memakan krustasea sementara
gerombolan dewasa terutama memakan juvenil dan ikan berukuran kecil.