Dimensi dan Atribut Prioritas

132

5.2 Saran

1. Keterkaitan antara pola oseanografi secara spasial dan temporal dengan kecenderungan hasil tangkapan cakalang dapat digunakan sebagai acuan dalam memutuskan lokasi dan kedalaman penangkapan, serta dalam pengaturan tingkat upaya penangkapan cakalang per musim tangkap. 2. Untuk mengintegrasikan kondisi oseanografi perairan ZEEI Samudera Hindia dan keberadaan populasi cakalang dengan kondisi wilayah pesisir Sendang Biru, analisis dimensi ekologi perlu ditambahkan dengan kajian mengenai status ekosistem pesisir di selatan Jawa Timur. 3. Kondisi atribut pada dimensi sosial, kelembagaan dan ekonomi perlu ditingkatkan dalam rangka meningkatkan status keberlanjutan multidimensi perikanan cakalang perairan ZEEI Samudera Hindia selatan Jawa Timur. 4. Status eksploitasi cakalang yang masih rendah memerlukan kajian lebih lanjut mengenai model pengembangan perikanan dan peningkatan teknologi kapal sekoci dalam rangka mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya cakalang secara berkelanjutan di perairan ZEEI Samudera Hindia Selatan Jawa. 133 DAFTAR PUSTAKA Abdullah RM. 2011. Keberlanjutan perikanan pelagis Ternate dan strategi pengembangannya [disertasi]. Program Studi Ilmu Kelautan Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor. Acharige D, Terrence S. 2007. Genetic stock structure and inferred migratory patterns of skipjack tuna Katsuwonus pelamis and yellowfin tuna Thunnus albacares in Sri Lankan waters [PhD thesis]. Queensland University of Technology. Queensland. Adam MS, Sibert JR. 2002. Population dynamics and movements of skipjack tuna katsuwonus pelamis in the maldivian fishery: analysis of tagging data from an advection-diffusion-reaction model. J. Aquat. Living Resour 15:13 –23. Adrianto L. 2005. Strategi makro revitalisasi perikanan. PKSPL Institut Pertanian Bogor. Bogor.d Alder J, TJ Pitcher, Preikshot D, Kaschner K, Ferriss B. 2000. How good is good?: a rapid appraisal technique for evaluation of the sustainability status of fisheries of the north atlantic. Sea Around Us Methodology Review : 136-182. Kenneth HM, Edward AW. 1989. The Analytical Hierarchy Process, Applications and Studies ,” Springer-Verlag. Allahyari MS. 2010. Social sustainability assessment of fisheries cooperative in guilan province, Iran. J. of Fisheries and Aquatic Science 53:216-222. Anna S. 2003. Model embedded dinamik ekonomi interaksi perikanan- pencemaran: kasus di Teluk Jakarta, DKI Jakarta [disertasi]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Bogor. Bearman G. 2004. Seawater: its composition, properties and behavior. The Open University. Singapore. Bengen DG. 1999. Analisis statistik multivariabelmultidimensi. Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor. Bengen DG. 2002. Sionopsis: ekosistem dan sumberdaya alam pesisir dan laut serta prinsip pengelolaannya . PKSPL Institut Pertanian Bogor. Bogor. Berkes F. 2003. Alternatives to conventional management: lessons from small- scale fisheries J. Environments 311:1-19. Bertignac M, Campbell HF, Hampton J, Hand AJ. 2001. Maximising resource rent from the western and central pacific tuna fisheries. J. Mar Res Econ. 15:151 –177. Bjordal A. 2002. The use of technical measures in responsible fisheries: regulation of fishing gear. Di dalam: Cochrane KL, editor. A fishery manager’s guidebook. management measures and their application. Fisheries Technical Paper. No. 424. FAO. Rome. Boer M, Aziz KA. 2007. Rancangan pengambilan contoh upaya tangkap dan hasil tangkap untuk pengkajian stok ikan. J. Ilmu-Ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia 141:67-71.