41
IRR0 : Perikanan cakalang nelayan sekoci layak IRR0 : Perikanan cakalang nelayan sekoci tidak layak
Untuk mengetahui berapa lama waktu yang dibutuhkan pengembalian investasi dilakukan perhitungan PBP dengan persamaan:
..................................................................... 3.31
Keterangan: n = tahun terakhir dimana arus kas belum bisamenutupi investasi awal
a = jumlah investasi awal b = jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke n
c = jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke n+1
Kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut: PBP umur ekonomis kapal sekoci : usaha tidak layak
PBP umur ekonomis kapal sekoci : usaha layak
3.4.6 Analisis Status Keberlanjutan
Dalam pengkajian stok konvensional sebagian besar upaya diarahkan kepada penentuan titik referensi biologi seperti kematian ikan, pemijahan atau
struktur umur sebagai alat untuk mendiagnosis serta memberikan peringatan awal akan terjadinya ketidakstabilan dalam populasi stok. Akan tetapi kompleksitas
model pengakajian stok serta tingginya tingkat ketidakpastian yang terdapat dalam penelitian perikanan merupakan permasalahan yang belum terselesaikan hingga
saat ini Walters 1998 in Pitcher 1999. Pengkajian stok konvensional umumnya hanya bertumpu pada aspek ekologi dan ekonomi saja, sementara diketahui bahwa
bahwa sebuah kegiatan perikanan dalam prakteknya akan terkait dengan upaya manusia dalam aspek yang multidisiplin meliputi aspek sosial, teknologi dan etika
pengelolaan McGoodwin 1990 in Pitcher 1999. Analisis status keberlanjutan pengelolaan sumberdaya cakalang dilakukan
dengan pendekatan Multidimensional Scaling MDS dengan teknik ordinasi Rapfish yang diperkenalkan oleh Fisheries Center, University of British Columbia
yang merupakan teknik pendugaan keberlanjutan secara sederhana, dengan atribut yang mudah diberi penilaian berdasarkan pertimbangan waktu dan biaya, serta
dapat diaplikasikan untuk berbagai aspek penilaian. Rapfish merupakan teknik multidisiplin yang dapat digunakan untuk mengkaji keberlanjutan kegiatan
perikanan tangkap dari skala makro seperti skala negara dan ekosistem, hingga
42
skala mikro seperti jenis alat tangkap, perikanan multispesies atau spesies target tertentu saja, atau kapal tangkap tunggal Pitcher 1999.
Gambar 6 Prosedur yang digunakan dalam aplikasi Rapfish. Sumber: Alder et al. 2000.
3.4.6.1 Penentuan Atribut Keberlanjutan
Charles 2001 menyatakan bahwa tantangan terbesar dalam praktek penilaian status keberlanjutan dari sebuah sistem yang akan dikaji adalah
bagaimana menyiapkan indikator atau atribut keberlanjutan yang sesuai dengan kebutuhan. Kriteria umum penentuan atribut setiap dimensi adalah dari
kemudahannya untuk diberi skor secara objektif, serta memiliki titik ekstrim keberlanjutan yang dapat dinyatakan secara sederhana sebagai baik atau buruk.
Atribut yang dipilih dalam satu dimensi harus merefleksikan keberlanjutan dari dimensi tersebut serta dapat dimodifikasi dengan atribut lain jika informasinya
Pengkajian Keberlanjutan
Simulasi Monte Carlo: Investigasi ketidakpastian
analisis Analisis Leverage:
Identifikasi anomali atribut yang dianalisis
Ordinasi MDS Scaling: Rotasi plot ordinasi baik
buruk secara horizontal Skor Atribut: Menyusun
titik referensi untuk baik, buruk atau diantaranya
Review Atribut: untuk berbagai kategori dan
konfirmasi kriteria skoring Identifikasi dan penentuan
kegiatan berdasarkan pada kriteria yang konsisten
Mulai