Kegunaan Penelitian Tujuan dan Kegunaan Penelitian .1 Tujuan Penelitian

atas lapisan termoklin merupakan daerah yang memiliki konsentrasi nutrien yang cukup tinggi sehingga dapat merangsang meningkatnya produktifitas primer. Lapisan termoklin yang dangkal dapat lebih berperan dalam menunjang produktifitas perairan daripada lapisan termoklin yang dalam. Ini disebabkan karena pada saat terjadi proses percampuran vertikal, nutrien pada lapisan termoklin yang dangkal lebih mudah mencapai lapisan permukaan daripada lapisan termoklin yang lebih dalam. Kedalaman dimana konsentrasi klorofil-a maksimum adalah pada batas atas lapisan termoklin Tubalawony 2008. Hela dan Laevastu 1970 mengemukakan bahwa ikan pelagis akan bergerak menghindari suhu yang lebih tinggi atau mencari daerah yang kondisi suhunya lebih rendah. Suhu juga menyebabkan perbedaan penyebaran ikan dewasa dan anak ikan karena mereka cenderung memilih suhu yang cocok bagi masing-masing umur. Perbedaan suhu perairan juga merupakan faktor penting yang mempengaruhi migrasi dan besarnya gerombolan ikan. Beberapa jenis ikan pelagis akan berenang lebih dalam apabila suhu perairan di permukaan lebih tinggi. Kedalaman gerombolan ikan sangat tergantung luasnya lapisan tercampur di permukaan pada malam hari.

2.1.3 Klorofil-a

Salah satu parameter yang sangat berpengaruh terhadap keberadaan ikan di suatu perairan adalah ada tidaknya sumber makanan yang dibutuhkan. Sumber makanan ikan terkonsentrasi di wilayah perairan yang subur. Daerah perairan yang subur memiliki kandungan nutrien yang tinggi, seperti ortoposfat, nitrat, nitrit dan unsur hara lainnya. Daerah ini biasanya diindikasikan dengan kelimpahan fitoplankton yang tinggi dan konsentrasi klorofil-a yang tinggi pula Realino et al. 2007. Klorofil-a merupakan salah satu pigmen fotosintesis dominan yang terdapat dalam kloroplast alga dan jenis fitoplankton lainnya. Klorofil diperlukan dalam konversi energi radiasi sinar matahari menjadi energi kimia dalam proses fotosintesis. Kelimpahan fitoplankton tertinggi terdapat pada daerah upwelling dan zona divergensi. Di wilayah tropis, konsentrasi klorofil maksimum ditemukan pada kedalaman sekitar 20-100 m Lalli Parsons 2004. Nontji 1993 mengatakan bahwa rata-rata konsentrasi klorofil-a di perairan Indonesia sekitar 0,19 - 0,16 mgm 3 hari selama musim barat dan 0,21 mgm 3 hari selama musim timur. Karakteristik dan dinamika kolom air antara lapisan tercampur dan lapisan termoklin sangat mempengaruhi proses-proses biologis yang terjadi di dalamnya. Sebagian besar produktifitas primer dihasilkan pada lapisan tersebut. Dalam proses fotosintesis dibutuhkan kehadiran beberapa komponen, seperti cahaya, karbon dioksida, pigmen klorofil dan nutrien Lalli Parsons 2004. Pada wilayah tropis dari Samudera Hindia, air yang jernih memungkinkan sinar matahari dapat menembus hingga kedalaman perairan. Hal ini sejalan dengan Matsuura et al. 1997 yang menyatakan bahwa sebaran konsentrasi klorofil-a pada bagian atas lapisan tercampur sangat sedikit dan mulai meningkat menuju bagian bawah dari lapisan permukaan tercampur dan menurun secara drastik pada lapisan termoklin hingga tidak ditemukan pada lapisan di bawah termoklin. Upwelling adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan keadaan dimana air dingin dan kaya unsur hara dari lapisan yang lebih dalam, naik menuju ke permukaan perairan. Gerakan naik ini membawa serta air yang bersuhu dingin, salinitas yang tinggi dan unsur-unsur hara yang kaya fhosfat dan nitrat ke permukaan Nontji 1993. Umumnya diketahui bahwa upwelling di perairan akan meningkatkan produktivitas primer yang memainkan peran penting dalam transpor materi organik ke perairan oligotrof di sekitarnya Zalewsky et al. 2005. 2.2 Aspek Biologi Cakalang 2.2.1 Tingkah Laku Cakalang Katsuwonus pelamis atau skipjack merupakan salah satu jenis ikan tuna dalam famili Scombridae yang berbentuk fusiform, memanjang, agak bulat dan tidak bersisik. Punggung berwarna biru kehitaman. Sisi bawah perut keperakan dengan 4-6 buah garis hitam memanjang pada bagian samping badan Collette Nauen 1983. Jones dan Silas 1962 menyatakan cakalang hidup pada suhu antara 16 C – 30 C dengan suhu optimum 28 C. Cakalang termasuk ikan kosmopolit yang epipelagik, yaitu ditemukan hampir di seluruh permukaan perairan laut tropis maupun sub tropis. Cakalang hidup pada perairan dengan suhu antara 14,7°