Sebaran Suhu Menegak Analisis Oseanografi .1 Arah dan Kecepatan Angin
67
adanya periode fluktuasi yang serupa dari ketiga parameter yaitu ada satu kali puncak dalam setiap periode waktu 12 bulan annual fluctuation. Periode
signifikan ketiga parameter terjadi pada waktu yang hampir bersamaan yaitu Januari 2006 - Januari 2009 untuk suhu permukaan laut, Maret 2006 - Oktober
2009 untuk klorofil-a, dan Mei 2006 - Agustus 2009 untuk CPUE. Kesamaan periode fluktuasi dan kemiripan waktu periode signifikan menjadikan pola
fluktuasi tersebut dapat diperbandingkan untuk mengetahui adanya korelasi. Tabel 12 Periode fluktuasi setiap parameter tahun 2005-2009
Parameter Periode Fluktuasi
bulan Keterangan
Suhu permukaan laut 12
Variabilitas Tahunan Klorofil-a
12 Variabilitas Tahunan
CPUE 12
Variabilitas Tahunan Secara umum fluktuasi suhu permukaan, klorofil-a dan CPUE tahunan
mengikuti pola angin muson, yaitu pada musim timur dimana suhu permukaan laut menurun dan konsentrasi klorofil-a meningkat, jumlah hasil tangkapan
CPUE cakalang juga meningkat. Sebaliknya pada musim barat dimana suhu permukaan laut meningkat dan konsentrasi klorofil-a menurun, jumlah hasil
tangkapan CPUE cakalang menurun.
Gambar 20 Sebaran temporal suhu permukaan laut, klorofil-a dan CPUE bulanan dari tahun 2005 hingga 2009.
25 27,5
30
1 7
13 19
25 31
37 43
49 55
S PL
0,5 1
1,5
1 7
13 19
25 31
37 43
49 55
Kl o
r o
fi l-
a
1500 3000
1 7
13 19
25 31
37 43
49 55
C PU
E
Bulan ke
68
Sebaran temporal suhu permukaan laut yang berfluktuasi berdasarkan musim merupakan akibat dari pola angin muson yang bertiup di atas perairan
selatan Jawa Timur. Angin muson tenggara Juni-Agustus membawa udara kering dan dingin dari Benua Australia menyebabkan suhu permukaan laut di
selatan Jawa Timur cenderung lebih dingin dibandingkan pada musim angin muson barat laut, serta terjadinya upwelling di selatan Jawa Timur yang
membawa massa air lapisan bawah yang lebih dingin ke permukaan. Sebaliknya pada saat angin muson barat laut Desember-Februari udara hangat dan lembab
dari Benua Asia menyebabkan suhu permukaan laut di selatan Jawa lebih hangat. Selain itu, massa air Arus Pantai Jawa APJ yang bergerak ke timur diduga
membawa massa air hangat dari bagian tropis wilayah barat samudera Hindia. Sebaran konsentrasi klorofil-a di perairan selatan Jawa Timur berkaitan
dengan proses upwelling dan downwelling. Pada saat upwelling yang terjadi di musim timur konsentrasinya cenderung meningkat dan sebaliknya menurun pada
saat downwelling yang terjadi di musim barat, sehingga dalam periode satu tahun akan meningkat pada pertengahan tahun dan selanjutnya menurun pada permulaan
tahun. Sebaran temporal CPUE menunjukkan pola yang menyerupai pola
konsentrasi klorofil-a di selatan Jawa dengan perbedaan intensitas. Hal tersebut diduga berkaitan dengan tingginya kelimpahan ikan kecil yang merupakan
mangsa cakalang pada saat konsentrasi klorofil-a meningkat. Dengan kondisi oseanografi yang sesuai bagi pertumbuhan populasinya, stok cakalang di perairan
WPP-573 diduga masih besar sehingga CPUE cenderung masih meningkat dengan pertambahan upaya. Berdasarkan dugaan tersebut maka upaya tangkap
cakalang di ZEEI Samudera Hindia selatan Jawa Timur perlu ditingkatkan. Pergeseran kondisi oseanografi tahunan menyebabkan pergeseran musim
penangkapan cakalang. Selama pengamatan, rataan suhu permukaan laut terendah dan konsentrasi klorofil-a tertinggi terjadi bersamaan pada musim timur yaitu
bulan Juli hingga Oktober masing-masing dengan kisaran 25,54
o
C-27,16
o
C dan 0,43 mg.l
-1
- 0,57 mg.l
-1
. Nilai suhu yang menurun dan konsentrasi klorofil-a yang meningkat pada bulan Juli-Oktober diikuti pula dengan peningkatan hasil
tangkapan cakalang yaitu antara 1.416 kg hingga 1.491 kg per trip. Keempat bulan