Sebaran Suhu Permukaan Laut

63 Secara meridional proses upwelling di laut lepas Selatan Jawa Timur diduga dipengaruhi oleh beberapa faktor selain faktor angin muson tenggara. Menurut Tubalawony 2008 anomali tinggi permukaan air laut ATPL Samudera Hindia pada bulan Agustus umumnya lebih rendah dengan kisaran -7,5 hingga -15,6 cm yang mengindikasikan adanya pergerakan massa air menjauhi pantai, dimana Gaol 2003 menjelaskan bahwa ATPL cenderung lebih rendah pada musim timur dibandingkan pada musim barat. Lebih lanjut Tubalawony 2008 menjelaskan bahwa selama musim timur nilai gradien transpor Ekman komponen sejajar garis pantai menuju laut lepas meningkat dari bulan Juni hingga Agustus yang menggambarkan bahwa upwelling selama musim timur kemungkinan dipicu oleh lebih besarnya nilai gradien tersebut yang menyebabkan permukaan air di pantai lebih tinggi dengan tekanan air yang lebih besar dibandingkan permukaan dan tekanan di laut lepas sehingga memicu upwelling mulai dari pantai ke arah laut lepas hingga 10 LS. Hal ini sesuai dengan Purba 1995 yang menyatakan upwelling yang terjadi di selatan Jawa Timur berada pada radius sekitar 40 km dari garis pantai atau sekitar 25 km ke arah laut lepas.

4.2 Analisis Tren Biomas

Kegiatan penangkapan cakalang dilakukan sepanjang tahun mulai Maret 2003 hingga Desember 2010, kecuali untuk bulan Januari 2008 dimana nelayan tidak melaut karena cuaca buruk sepanjang bulan serta harga solar yang tinggi. Tabel 11 Nilai rataan CPUE bulanan cakalang tahun 2003-2010 Bulan Rataan CPUE Kg 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Januari - 804 1.442 958 365 - 181 190 Februari - 1.145 366 1.071 269 92 305 1.901 Maret 770 1.153 1.036 1.638 639 493 471 984 April 910 2.571 602 625 586 259 689 2.208 Mei 1.342 1.212 1.525 909 381 483 819 1.277 Juni 1.923 1.232 1.752 954 570 749 258 1.316 Juli 1.076 1.909 3.306 1.609 963 589 774 1.106 Agustus 1.503 3.055 1.968 1.654 1.202 585 .110 855 September 1.292 3.239 2.198 1.119 1.397 851 .244 464 Oktober 2.302 503 1.375 750 1.750 968 1.682 408 November 353 965 760 891 716 527 1.464 271 Desember 436 842 308 859 2.074 1.566 1.174 390 64 Fluktuasi CPUE selama 96 bulan menunjukkan hasil tangkapan cakalang yang bervariasi sepanjang tahun dengan pola yang mengikuti pergerakan angin muson. Hasil tangkapan lebih banyak didapatkan pada musim timur Juni- November dibandingkan hasil tangkapan pada musim barat Desember-Mei. Puncak penangkapan terjadi pada bulan Agustus-Oktober setiap tahunnya. Secara umum, jumlah hasil tangkapan dari bulan pertama hingga bulan ke 31 lebih tinggi dibanding bulan-bulan selanjutnya. Hal yang sama terjadi pada hasil tangkapan total tuna dari Samudera Hindia pada periode yang sama, sebagaimana laporan IOTC 2009b, bahwa terjadi peningkatan hasil tangkapan tuna yang signifikan pada periode ini yang dikaitkan dengan kondisi oseanografi permukaan perairan yang sangat mendukung keberadaan cakalang. Gambar 15 Variasi nilai bulanan CPUE untuk cakalang pada tahun 2003-2010. Selanjutnya, hasil regresi sederhana total trip terhadap total tangkapan per tahun menunjukkan bahwa produksi cakalang semakin bertambah dengan peningkatan upaya tangkap, dengan persamaan y=1400,1x-1540,8 serta nilai koefisien determinasi 0,84. Hal tersebut berarti bahwa nilai intercept adalah 1.400,1 dengan sudut kemiringan -1.540,8 dengan tingkat hubungan antara dependent variable dan independent variable 84. Hasil regresi tersebut mengindikasikan bahwa penangkapan oleh nelayan sekoci belum mempengaruhi kestabilan stok cakalang. 500 1.000 1.500 2.000 2.500 3.000 3.500 1 6 11 16 21 26 31 36 41 46 51 56 61 66 71 76 81 86 91 96 H a sil T a ng k a pa n K g Bulan ke 65 Gambar 16 Regresi total tangkapan cakalang terhadap total upaya tangkap per tahun dari 2003-2010. 4.3 Analisis Deret Waktu 4.3.1 Spektrum Densitas Energi Secara umum periode fluktuasi suhu permukaan laut, klorofil-a dan CPUE menunjukkan periode 12 bulan dengan variabilitas tahunan yang serupa. a b Gambar 17 Spektrum densitas energi suhu permukaan laut periode tahun 2005- 2009; a metode FFT, b metode Wavelet. Puncak spektrum densitas energi SPL di perairan selatan Jawa Timur adalah terjadi sekali dalam periode 12 bulan, yang menandakan fluktuasi suhu permukaan laut tahunan. Fluktuasi dipengaruhi oleh angin muson di perairan selatan Jawa Timur dengan periode signifikan Januari 2006 - Januari 2009. y = 1400,1x - 1540,8 R² = 0,84 20.000 40.000 60.000 80.000 100.000 120.000 140.000 160.000 180.000 20 40 60 80 100 120 T o ta l T a ng k a pa n per T a hu n K g Total Trip per tahun Spectral analysis: SST 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 Periode Bulan 5 10 15 20 25 30 S pe ktru m De n sita s En erg i C 2 sik lus pe r b u lan 5 10 15 20 25 30 66 a b Gambar 18 Spektrum densitas energi klorofil-a tahun 2005-2009; a metode FFT, b metode Wavelet. Puncak spektrum densitas klorofil-a terjadi sekali pada periode 12 bulan yang menandakan fluktuasi tahunan. Fluktuasi tersebut selain dipengaruhi oleh pola angin muson juga dipengaruhi oleh adanya proses upwelling di pantai dan laut lepas selatan Jawa Timur. Periode signifikan fluktuasi klorofil-a dalam 12 bulan terjadi pada rentang Maret 2006 sampai Oktober 2009. a b Gambar 19 Spektrum densitas energi CPUE periode tahun 2005-2009; a metode FFT, b metode Wavelet. Puncak spektrum densitas energi fluktuasi CPUE di perairan selatan Jawa Timur juga terjadi sekali dalam 12 bulan yang dipengaruhi oleh nilai suhu permukaan laut dan konsentrasi klorofil-a perairan. Analisis deret waktu diperlukan untuk menentukan periode fluktuasi dan nilai puncak densitas energi dari fluktuasi sebaran SPL, klorofil-a, dan CPUE. Hasil analisis menunjukkan Spectral analysis: CHLO-A 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 Periode Bulan 0.0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 S pe ktru m De n sita s En erg i [m g l] 2 sik lus pe r b u lan 0.0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 Spectral analysis: CPUE 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 Periode Bulan 50000 1E5 1.5E5 2E5 2.5E5 3E5 3.5E5 S pe ktru m De n sita s En erg i C PUE 2 sik lus pe r b u lan 50000 1E5 1.5E5 2E5 2.5E5 3E5 3.5E5 67 adanya periode fluktuasi yang serupa dari ketiga parameter yaitu ada satu kali puncak dalam setiap periode waktu 12 bulan annual fluctuation. Periode signifikan ketiga parameter terjadi pada waktu yang hampir bersamaan yaitu Januari 2006 - Januari 2009 untuk suhu permukaan laut, Maret 2006 - Oktober 2009 untuk klorofil-a, dan Mei 2006 - Agustus 2009 untuk CPUE. Kesamaan periode fluktuasi dan kemiripan waktu periode signifikan menjadikan pola fluktuasi tersebut dapat diperbandingkan untuk mengetahui adanya korelasi. Tabel 12 Periode fluktuasi setiap parameter tahun 2005-2009 Parameter Periode Fluktuasi bulan Keterangan Suhu permukaan laut 12 Variabilitas Tahunan Klorofil-a 12 Variabilitas Tahunan CPUE 12 Variabilitas Tahunan Secara umum fluktuasi suhu permukaan, klorofil-a dan CPUE tahunan mengikuti pola angin muson, yaitu pada musim timur dimana suhu permukaan laut menurun dan konsentrasi klorofil-a meningkat, jumlah hasil tangkapan CPUE cakalang juga meningkat. Sebaliknya pada musim barat dimana suhu permukaan laut meningkat dan konsentrasi klorofil-a menurun, jumlah hasil tangkapan CPUE cakalang menurun. Gambar 20 Sebaran temporal suhu permukaan laut, klorofil-a dan CPUE bulanan dari tahun 2005 hingga 2009. 25 27,5 30 1 7 13 19 25 31 37 43 49 55 S PL 0,5 1 1,5 1 7 13 19 25 31 37 43 49 55 Kl o r o fi l- a 1500 3000 1 7 13 19 25 31 37 43 49 55 C PU E Bulan ke