Pendugaan Status Sumberdaya .1 Analisis CPUE
45
Atribut pada dimensi teknologi mengacu kepada Charles 2001, Pitcher dan Preikshot 2001, dan Rapfish Group 2006, dengan penambahan kriteria
pemberian skor pada atribut selektivitas alat berdasarkan CCRF FAO 2005, dan atribut efek samping alat tangkap berdasarkan Cochrane 2002. Kriteria
pemberian skor atribut lainnya yaitu tempat pendaratan dan pengolahan pra-jual disesuaikan dengan kondisi lapangan.
Tabel 4 Atribut keberlanjutan dimensi teknologi beserta kriteria pemberian skor No Atribut
Keberlanjutan Penjelasan
Maks Min Kriteria Pemberian Skor
1 Ukuran Kapal
Ukuran panjang kapal
2 8m 0; 8-17m 1
17m 2
2 Lama trip
Jumlah hari yang diperlukan untuk
satu trip 4
0 10 0; 8-10 1 5-7 2; 2-4 3
1 4 3
Rumpon Pola penangkapan
ikan 1
0 Berburu 0; campuran 0,5; rumpon 1
4 Tempat
Pendaratan Lokasi pendaratan
hasil tangkapan 2
0 Pelabuhan kabupaten lain 0; Pelabuhan
kecamatan lain 1 PPP Pondokdadap 2
5 Penanganan di
perahu Teknologi
penanganan hasil tangkapan di atas
kapal 3
Tidak ada 0 Boks pendingin 1
Freezer 2
tangki penampungan 3 6
Pengolahan pra-jual
Standar pengolahan ikan
sebelum dijual 2
Ikan utuh 0; Bersih perut dan insang 1
produk setengah jadi 2
7 Perubahan
kapasitas Tangkap
Pertambahan jumlah kapal
sekoci dan jumlah trip 2003-2010
2 0 10 0
10-30 1 30 2
8 Efek samping
Alat tangkap Indeks efek
ekosistem alat tangkap
3 0 4,5 0; 5,5 1
6,5 2; 7,5 3
Selanjutnya, atribut pada dimensi sosial disusun mengacu kepada Charles 2001, Pitcher dan Preikshot 2001, dan Rapfish Group 2006 dengan
penambahan kriteria pemberian skor pada atribut status konflik berdasarkan Satria 2006.
46
Tabel 5 Atribut keberlanjutan dimensi sosial beserta kriteria pemberian skor
Penentuan atribut yang terakhir adalah adalah atribut untuk dimensi kelembagaan yang disusun mengacu kepada Charles 2001, Soesilo 2003,
Hartono et al. 2005, Rapfish Group 2006, Suyasa 2007, Nababan et al. 2007; dan Abdullah 2011, dengan penambahan atribut kelas pelabuhan.
Kriteria pemberian skor mengacu kepada Permen Kelautan dan Perikanan RI No 16 2006 tentang Pelabuhan Perikanan.
No Atribut Keberlanjutan
Penjelasan Maks Min Kriteria Pemberian Skor
1 Pola kerja
Pola kerja nelayan dalam kegiatan
penangkapan 2
Individu 0 Keluarga 1
Kelompok 2
2 Rumah tangga
nelayan Proporsi jumlah
nelayan dalam total penduduk
desa 2
30 0 10-30 1
10 2
3 Pengalaman
nelayan Lama waktu
bekerja sebagai nelayan
2 2 tahun 0
2-5 tahun 1 5 tahun 2
4 Pelaku usaha
Baru Persentase
pertumbuhan pelaku usaha baru
tahun 2001-2010 2
10 0 10-25- 1
25 2
5 Status konflik
Jenis konflik yang terjadi Konflik
kelas, cara produksialat
tangkap, dan usaha
3 2 jenis 0
1 jenis 1 1 jenis 2
0 3
6 Kontribusi
pendapatan Persentase kepada
pendapatan keluarga
2 80 0
50-80 1 50 2
7 Kesadaran
lingkungan Persentase
responden yang sadar lingkungan
2 10-20 0
20-40 1 40 2
8 Partisipasi
keluarga Bentuk partisipasi
Keluarga 2
Persiapan melaut 0; Penjualan hasil 1
Pengolahan hasil 2
47
Tabel 6 Atribut keberlanjutan dimensi kelembagaan serta kriteria pemberian skor
Setelah menyusun atribut pada semua dimensi, selanjutnya disusun kriteria
penilaian. Kriteria yang biasa digunakan bersifat umum sehingga dianggap perlu modifikasi menjadi bentuk yang lebih terukur berdasarkan teori terkait dimensi
yang dikaji, serta disesuaikan dengan kondisi lapangan. Modifikasi dimaksudkan untuk memudahkan pemberian skor dan mereduksi bias yang mungkin muncul
dari kesalahan interpretasi kriteria penilaian. Kriteria pemberian skor untuk atribut KUD dan lembaga keuangan mikro
berdasarkan Wiyono 2005 yaitu jumlah fungsi lembaga yang dijalankan, dimana fungsi lembaga tersebut adalah: 1 Pengadaan sarana perbekalan, kebutuhan
No Atribut Keberlanjutan
Penjelasan Maks Min Kriteria Pemberian Skor
1 Ketersediaan aturan
Ketersediaan aturan pengelolaan pada
berbagai tingkatan, formal maupun non
formal 3
0 Aturan internasional 0; Aturan nasional 1;
Aturan perda provinsi dan kabupaten 2;
Aturan Perdes 3
2 Lembaga Pelaksana
formalnon formal
Keberadaan lembaga pada setiap
tingkatan pengelolaan
3 0 Hanya di tingkat
nasional 0; Ada hingga provinsi 1;
Ada hingga kabupaten 2; Ada hingga tingkat
lokal 3
3 Penegakan aturan
Jenis tindakan terhadap
pelanggaran 2
0 Tidak ada sanksi 0 peringatan 1
sanksi 2 4 Pelabuhan
perikanan Tingkat pelayanan
pelabuhan perikanan
3 0 PPI 0; PPP 1
PPN 2; PPS 3 5 Pelibatan
Nelayan Persentase nelayan
yang pernah terlibat penyusunan aturan
2 0 5 0
10 1 15 2
6 KUD dan Lembaga
Keuangan Mikro Jumlah fungsi yang
berjalan dengan baik 2
0 2 fungsi 0 3-4 fungsi 1
5 fungsi 2 7 Kelompok
Nelayan Jenis peran
kelompok yang berjalan baik
2 0 Belum jelas 0; Perbe-
kalan, pelelangan 1; Perbekalan, pelelangan,
pengolahan 2
8 IUU fishing Frekuensi responden
menemui praktek IUU fishing
2 0 Setiap bulan 0
Setiap 3 bulan 1 Setiap 6 bulan 2
48
rumah tangga nelayan dan kios KUD; 2 Perkreditan untuk nelayan; 3 Pemasaran dan pengolahan ikan; 4 Pengelolaan tempat pelelangan ikan, dan 5 Pembinaan
anggota. Kriteria pemberian skor ketujuh atribut lainnya disesuaikan kondisi lapangan.
Penambahan atribut pelabuhan perikanan dalam dimensi kelembagaan dianggap perlu mengingat masih rendahnya tingkat teknologi yang digunakan
oleh sebagian besar kapal sekoci, sementara kebutuhan akan kualitas hasil tangkapan yang lebih baik semakin menjadi tuntutan pasar. Oleh karena itu, upaya
terstruktur dari pemerintah untuk menjembatani kesenjangan yang ada, melalui penyediaan sarana dan prasarana yang memungkinkan penerapan teknologi
penanganan dan pengolahan hasil tangkapan, serta dapat digunakan secara bersama oleh para nelayan, akan sangat berpengaruh kepada status keberlanjutan
kegiatan perikanan yang ada di sekitarnya. Tabel 7 Karakteristik setiap jenis pelabuhan perikanan
No Kriteria Pelabuhan PPS PPN
PPP PPI
1 Wilayah laut
operasional kapal ikan yang dilayani
Teritorial, ZEEI dan
internasional ZEEI dan
territorial Pedalaman,
kepulauan, teritorial,
ZEEI Pedalaman
dan kepulauan
2 Fasilitas tambat
labuh kapal 60 GT
30-60 GT 10-30 GT
3-10 GT 3
Panjang dermaga kedalaman kolam
300 m dan 3 m
150-300 m 3m
100-150 m dan 2 m
50-100 m dan 2 m
4 Kapasitas
menampung Kapal 6000 GT
≈100 kapal 60 GT
2250 GT
≈75 kapal 30 GT
300 GT
≈ 30 kapal 10 GT
60 GT
≈ 20 kapal 3 GT
5 Rataan volume
ikan didaratkan 60 ton
per hari 30 ton per
hari -
- 6
Ekspor ikan Ya
Ya Tidak
Tidak 7
Luas lahan 30 Ha
15-30 Ha 5-15 Ha
2-5 Ha 8
Fasilitas pembinaan mutu hasil perikanan
Ada Ada
Tidak Tidak
Tidak 9
Zonasi industri Ada
Ada Ada
Tidak Keberadaan pelabuhan perikanan sangat menentukan pengembangan dan
keberhasilan sektor perikanan di suatu wilayah. Berdasarkan Permen Kelautan dan Perikanan nomor PER.16MEN2006, pelabuhan perikanan di Indonesia dapat
dibagi ke dalam 4 empat kelas. Pembagian pelabuhan perikanan tersebut dibuat berdasarkan kapasitas dan kemampuan dalam menangani aktifitas keluar masuk