Analisis Rangking ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

dalam penelitian ini mengacu pada penelitian Ting dan Cho 2008 serta penelitian Ceby dan Bayraktar 2003. Namun terdapat perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian acuan, terutama pada bagian fungsi tujuannya. Keenam fungsi tujuan pada penelitian ini didasarkan pada enam kriteria pemilihan pemasok yang ada pada struktur AHP, yaitu pengalaman bermitra, kemampuan teknis, kualitas, pengiriman, biaya dan garansi dan klaim. Penyelesaian MOLP ini menggunakan penyelesaian program linear untuk single objective dengan aturan minimax dibantu dengan software LINGO 14.0. Hasil dari penyelesaian MOLP ini adalah diketahui jumlah kuantitas pemesanan bahan baku yang akan dipesan ke supplier dengan variabel X1 merupakan jumlah kuantitas pemesanan bahan baku untuk supplier 1, X2 untuk supplier 2, X3 untuk supplier X3, X4 untuk supplier 4 dan X5 untuk supplier 5. Berikut ini adalah keputusan memilih supplier dan alokasi order bahan baku. Tabel 6.3. Rekapitulasi Hasil x j dan y j Bahan Baku Supplier j Keputusan pemasok yang dipilih y j Jumlah bahan baku yang di pesan x j ton Lateks S1 1 150 S2 1 224,92 S3 1 200 S4 S5 1 139,07 Sumber: Pengolahan Data Dari Tabel 6.3. diatas dapat dilihat bahwa supplier 4 S4 tidak dipilih karena alokasi order bahan baku yang akan dipesan adalah 0. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan metode TOPSIS juga menunjukkan bahwa supplier 4 memiliki urutan paling bawah.

6.5. Pembahasan

Supplier yang Dipilih Serta Kuantitas Pemesanan Keputusan mengenai pemasok bahan baku yang dipilih serta kuantitas pemesanan baku merupakan suatu keputusan yang strategis. Dengan pemilihan pemasok serta penentuan kuantitas pemesanan bahan baku yang tepat dapat menurunkan tingkat biaya pembelian, menjamin kualitas produk akhir, menjamin kontinuitas proses produksi. Sehingga berdampak pada meningkatnya performansi perusahaan serta daya saing perusahaan. Dalam penelitian ini, proses penentuan pemasok dan penentuan kuantitas bahan baku menggunakan kombinasi antara metode fuzzy analytical hierarchy process Fuzzy AHP, TOPSIS Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution dan model multi objective linear programming MOLP. Fuzzy AHP digunakan untuk menentukan bobot kriteria pemilihan pemasok, TOPSIS digunakan untuk menentukan urutan supplier sedangkan MOLP digunakan untuk menentukan pemasok yang dipilih dan kuantitas pemesanannya. Berdasarkan Tabel 6.3. diatas terdapat lima supplier rekanan perusahaan dalam menyuplai bahan baku namun dari kelima supplier tersebut terdapat salah satu supplier yaitu supplier keempat S4 tidak terpilih dikarenakan tidak memiliki jumlah bahan baku yang akan dipesan dan dari hasil pengolahan TOPSIS diketahui bahwa supplier ini memiliki urutan yang paling rendah. Hal ini mengindikasi kinerja supplier 4 perlu dipertimbangkan perusahaan kembali. Dari penelitian ini dapat diketahui bahwa kerjasama dengan sedikit pemasok akan memberikan hasil yang optimal bagi perusahaan berdasarkan model MOLP.