Fuzzy Analytical Hierarchy Process

5 Lebih penting 3,5,7 7 Sangat pentinf 5,7,9 9 Paling penting 7,9,9 3.5.1. Chang’s Extent Analysis Langkah-langkah dari model Chang’s extent analysis adalah sebagai berikut Wu, 2009. Langkah 1: Nilai dari tambahan sintetik fuzzy terhadap objek ke I didefinisikan sebagai: Untuk mendapatkan nilai , lakukan operasi penambahan fuzzy dari nilai analisis tambahan m untuk sebuah matriks sehingga: dan untuk mendapatkan , lakukan operasi penjumlahan fuzzy dari nilai j = 1, 2, . . ., m sehingga Kemudian hitung invers dari vektor persamaan di atas sehingga Prinsip dari perbandingan angka-angka fuzzy diperkenalkan untuk menurunkan bobot vektor dari semua elemen untuk tiap level dari hirarki dengan menggunakan nilai sintetik fuzzy. Langkah 2: Derajat kemungkinan dari M 2 ≥ M 1 didefiinisikan sebagai dimana sup merupakan singkatan dari supremum batas terbawah dari suatu himpunan dan ketika sebuah pasangan x,y eksis dimana y ≥x dan , maka didapatkan Oleh karena M 1 = l 1 , m 1 , u 1 dan M 2 = l 2 , m 2 , u 2 adalah angka fuzzy konveks maka berlaku aturan: dimana istilah hgt adalah ketinggian dari angka fuzzy pada perpotongan dari M 1 dan M 2 dimana d adalah abscissa titik seberang dari M1 dan M2. Untuk membandingkan M 1 dan M 2 , kita memerlukan kedua nilai dari dan . Langkah 3: Derajat kemungkinan dari sebuah angka fuzzy konveks agar lebih besar dari k angka fuzzy konveks M i i = 1, 2, . . ., k dapat ditulis sebagai asumsikan bahwa , untuk k = 1, 2, … ,n; k ≠ i. kemudian bobot vektor diperoleh sebagai berikut: dimana A i = I = 1, 2, …, n adalah n elemen. Langkah 4: Setelah normalisasi, bobot vektor ternomalisasi adalah, dimana W bukan merupakan angka fuzzy. Keterangan: l i,j : lower batas bawah m i,j : mean nilai tengah u i,j : upper batas atas M i : l i , m i , u i W’ : bobot vektor W : bobot vektor ternomalisasi S i : nilai sintetik fuzzy V : derajat kemungkinan d : abscissa titik seberang antar M 1 dan M 2 hgt : nilai ketinggian angka fuzzy pada perpotongan M 1 dan M 2 µ : supremum batas terbawah dari suatu himpunan A i : n elemen

3.6. Technique For Orders Reference by Similarity to Ideal Solution

TOPSIS Technique For Orders Reference by Similarity to Ideal Solution TOPSIS adalah salah satu metode pengambilan keputusan multi kriteria yang pertama kali diperkenalkan oleh Yoon dan Hwang 1981. Metode ini menggunakan prinsip bahwa alternatif yang terpilih harus mempunyai jarak terdekat dari solusi ideal positif dan terjauh dari solusi ideal negatif. Pilihan akan diurutkan berdasarkan nilai sehingga alternatif yang memiliki jarak terpendek dengan solusi ideal positif adalah alternatif yang terbaik. Dengan kata lain, alternatif yang memiliki nilai yang lebih besar itulah yang lebih baik untuk dipilih Yoon dan Hwang, 1995. Secara umum, prosedur TOPSIS mengikuti langkah-langkah sebagai berikut: 1. Membuat matriks keputusan yang ternormalisasi 2. Membuat matriks keputusan yang ternormalisasi terbobot 3. Menentukan matriks solusi ideal positif matriks solusi ideal negatif 4. Menentukan jarak antara nilai setiap alternatif dengan matriks solusi ideal positif matriks solusi ideal negatif 5. Menentukan nilai preferensi untuk setiap alternatif TOPSIS membutuhkan Rating kinerja setiap alternatif A i pada setiap kriteria C i yang ternormalisasi, yaitu: r ij = ; dengan i = 1,2,…,m dan j = 1,2,….,n. Solusi ideal positif A + dan solusi ideal negative A - dapat ditentukan berdasarkan Rating bobot ternormalisasi y ij sebagai: y ij = w i r ij ; dengan i = 1,2,…,m dan j = 1,2,…,n. A + = , ,…, A - = , ,…, dengan j =1,2,…,n Jarak antara alternatif A i dengan solusi ideal positif dirumuskan sebagai: ; i = 1,2,…,m Jarak antara alternatif A i dengan solusi ideal negatif dirumuskan sebagai: ; i = 1,2,…,m Nilai preferensi untuk setiap alternatif V i diberikan sebagai: V i = ; i = 1,2,…,m Nilai V i yang lebih besar menunjukkan bahwa alternatif A i lebih dipilih. Keterangan: A i : alternatif A + : solusi ideal positif A - : solusi ideal negatif C i : kriteria D : jarak antara alternatif D i + : jarak alternatif A i solusi ideal positif D i - : jarak alternatif A i solusi ideal negatif r ij : rating kinerja dari setiap alternatif dan kriteria V i : nilai preferensi y ij : rating bobot ternormalisasi

3.7. Linear Programming

Linear programming merupakan salah satu teknik operation research yang digunakan paling luas dan diketahui dengan baik. Linear programming berkaitan dengan penjelasan dunia nyata sebagai suatu model matematis yang terdiri dari sebuah fungsi tujuan linier dan beberapa kendala linier.

3.7.1. Formulasi Model Linear Programming

Langkah-langkah dalam membuat formulasi linear programming secara umum ada 4 tahapan yaitu: 1. Menentukan fungsi tujuan 2. Menentukan variabel yang tak diketahui variabel keputusan dan dinyatakan dalam simbol matematis. 3. Membentuk fungsi tujuan yang ditunjukkan sebgai suatu hubungan linier dari variabel keputusan.